PENIPUAN MADIUN : Penipuan Lewat Telepon Marak, Warga Madiun Resah

PENIPUAN MADIUN : Penipuan Lewat Telepon Marak, Warga Madiun Resah Ilustrasi penipuan (JIBI/Solopos/Dok)

    Penipuan Madiun melalui telepon kembali marak terjadi di Madiun, penelpon misterius biasanya membuat korban takut dan meminta uang tebusan.

    Madiunpos.com, MADIUN — Member Grup Publik Facebook Madiun, Bima Primaga Yudha, mengunggah informasi mengenai maraknya penipuan melalui saluran telepon. Modus operandi pelakunya adalah menginformasikan mengenai anggota keluarga korban yang baru terjerat masalah dan meminta uang tebusan.

    Bima Primaga Yudha dalam Grup Publik Madiun menceritakan pada Selasa (23/2/2016) pukul 21.30 WIB, anggota keluarganya menerima telepon dari orang tidak dikenal. Pada saat anggota keluarganya menerima sambungan telepon itu, Bima Pramaga Yudha sedang tidak berada di rumah.

    Minta Rp800 Juta
    Dalam percakapan melalui telepon itu, penelepon menyampaikan bahwa Bima Primaga Yudha sedang tersangkut kasus terorisme dan saat ini sedang dibawa ke Polda. Selanjutnya, anggota keluarganya mendengar ada suara yang mengaku sebagai Bima Primaga Yudha dari telepon itu.

    “Baru saja sekitar jam 21.30 WIB, Tadi Seseorang Telpon di Nomor Rumah Saya, da Kebetulan saya sedang tidak di rumah saat itu, lalu penelpon tersebut menyampaikan kepada orang di rumah bahwa SAYA sedang tersangkut kasus TERORISME dan saat ini DI BAWA KE POLDA,” tulisnya dalam unggahan yang dikutip Madiunpos.com, Jumat (26/2/2016).

    Setelah mendengar suara yang mengaku sebagai Bima Primaga Yudha, anggota keluarganya sontak kaget. Kemudian, kata Bima, anggota keluarga lain menelponnya dan menginformasikan hal itu. pada saat itu, Bima baru mengambil mobil ambulans di Magetan.

    Penelepon misterius tersebut terus meyakinkan anggota keluarga Bima mengenai kasus yang sedang dialami Bima. Selain itu, penelepon itu juga meminta uang tebusan untuk membebaskan Bima senilai Rp800 juta.

    “Sang penelpon dengan gencarnya memberikan informasi bahwa saya sedang berkasus dan Butuh TEBUSAN 800 JT untuk menjamin,” tulis Bima di Grup Publik Madiun.

    Setelah itu, anggota keluarga Bima ganti bertanya mengenai identitas penelepon misterius itu. Anggota keluarga Bima tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaan itu, justru mendapatkan umpatan dan pisuhan dari penelepon misterius itu.

    “Kejadian MALAM ini [Selasa (23/2/2016)], dan PELAKU menyebut nama saya dengan Lengkap,” ujar Bima.

    Jangan Mudah Percaya
    Bima mengimbau kepada seluruh member Grup Publik Madiun untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan jangan mudah percaya ketika mendapat telepon atau sort message service (SMS) yang tidak jelas.

    Unggahan tersebut pun mendapat berbagai respons dari member Grup Publik Madiun. Sejumlah member pun juga menceritakan mengenai peristiwa yang juga pernah dialami.

    Pengguna akun Facebook Diah Supariani misalnya. Diah menceritakan pernah mendapatkan telepon dari orang misterius yang menginformasikan anaknya sedang mengonsumsi narkoba jenis sabu-sabu. Dalam percakapan tersebut, penelepon misterius itu juga meminta uang tebusan.

    Pada saat menerima telepon, Diah baru belanja di pasar. Sejurus kemudian Diah menghubungi anaknya menggunakan ponsel, tetapi telepon Diah tidak diangkat anaknya.

    Dia mengaku semakin panik dan meminta suami untuk mencari anaknya. Ternyata, anaknya masih tertidur di rumah teman dan tidak sedang mengonsumsi sabu-sabu.

    “Aq wes nate ms Bimaa.jare anakku nyabu.nk telfon pas aq ng pasar.aq yo panik .trus anakku tak bel ora iso ,tmbh panik akhirne bjoku nggolki ng koncone tibake anakku sik turu .wektu kwi yo njaluk tebusan,” tulisnya dalam kolom komentar.

    Dua Kali
    Pengalaman yang sama juga dialami pengguna akun Facebook Lawrence Johny Senda. Dia mengatakan pernah mengalami kejadian seperti itu dua kali saat di Jakarta. Melalui sambungan telepon itu, penelpon misterius itu menginformasikan bahwa anaknya tertangkap karena kedapatan membawa narkoba.

    Dalam percakapan itu, terdengar ada suara orang menangis dan dibentak-bentak. Pada saat itu, penelpon tersebut meminta tebusan senilai Rp500 juta supaya kasus yang menjerat anaknya tidak diproses.

    Mendengar informasi itu, bukannya takut, Johny malah tertawa dan mengatakan bahwa anaknya perempuan semua dan masih kecil. Dia pun meminta penelepon itu untuk meminta uang di Koramil. Selanjutnya, penelpon misterius itu mengeluarkan kata-kata kotor dan menutup telepon.

    “Saya juga pernah kejadian 2x waktu dijakarta katanya prtugas awalnya saya panic lalu saya tanya ada apa, katanya anak saya ketangkap karena kedapatan bawa narkoba persis seerti yg dibilang tadi ada suara orang menangis dan dibentak2 perugas. Tapi saya santai aja malahan menanyakan posisinya dimana saya malahan diminta uang 500 jt untuk tebus biar kasus ini tidak diproses saya ketawa aja emange uange mbahmu wong anakku perempuan semua masih kecil kecil.ada dirumah lagi aku bilang minta dikoramil aja wonge misoh karo tutup telpon,” tulisnya dalam kolom komentar.

     

    KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
    KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.