PERTANIAN MADIUN : Lahan Pertanian Kota Madiun Terus Susut, Kini Tinggal 1.050 Ha
Pertanian Madiun terus tergerus pembangunan perumahan dan pertokoan
Madiunpos.com, MADIUN — Luas lahan pertanian di Kota Madiun, Jawa Timur terus menyusut akibat alih fungsi lahan yang digunakan untuk bangunan perumahan dan pertokoan. Wali Kota Madiun Bambang Irianto, di Madiun, Rabu, mengatakan, setiap tahun diperkirakan luas lahan pertanian di Kota Madiun berkurang 5% hingga 10%.
"Memang, lahan Kota Madiun setiap tahunnya berkurang hampir lima persen. Penyusutan lahan ini tidak bisa dihindari, pasti berkurang untuk perkembangan ekonomi. Makanya, kita terus mengadakan penyuluhan secara terus-menerus agar petani yang ada selalu berinovasi dengan keterbatasan lahan yang tersedia," ujar Bambang seusai acara panen padi dengan system of rice intensification (SRI) di Kelurahan Nambangan Lor, Kecamatan Mangunharjo, Kota Madiun, Rabu (4/11/2015).
Data Dinas Pertanian setempat mencatat, lahan pertanian yang ada di Kota Madiun saat ini mencapai 1.050 hektare. Jumlah tersebut terus menyusut dari tahun 2011 yang masih mencapai 1.067 hektare.
Demi menekan alih fungsi lahan, lanjutnya, Pemkot Madiun sudah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 6/2011 tentang Rencana Tata Ruang (RTRW) Wilayah Kota Madiun tahun 2010 hingga 2030. Namun penyusutan lahan pertanian tetap terjadi secara signifikan setiap tahunnya.
"Dalam perda tersebut terdapat lahan abadi yang dilarang untuk dialihfungsikan, yakni seluas 444 hektare hingga tahun 2030," terang Bambang.
Wilayah yang ditetapkan untuk pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan (sawah) sebagai lahan pertanian berkelanjutan, terdapat di daerah Kelurahan Kejuron, Pangongangan, Demangan, Kuncen, Josenan, Manguharjo, Kelun, Tawangrejo, dan Rejomulyo.
Inovasi Pertanian
Selain itu, untuk meningkatkan produktivitas pangan terlebih padi, Pemkot Madiun dan kelompok tani setempat terus berinovasi di bidang pertanian meski lahan pertanian terus berkurang. Salah satunya, yang dilakukan Kelompok Tani Subur di Kelurahan Nambangan Lor, Kecamatan Manguharjo, dengan teknologi system of rice intensification (SRI).
SRI merupakan teknologi budi daya padi yang menitikberatkan penghematan sumber daya terutama air yang sangat cocok dikombinasikan dengan penggunaan pupuk organik. "Dengan teknologi SRI, Kota Madiun bisa meningkatkan produktivitas padi yang mencapai 10 ton per hektarenya. Sedangkan sistem konvesional hanya menghasilkan 6,5 ton setiap hektarenya," kata  Kepala Dinas Pertanian, Kota Madiun, Bangun Sutirta.
Teknik tersebut menghemat penggunaan air hingga 30 persen dibandingkan menggunakan cara yang konvensional, benih hingga tujuh kilogram per hektare, dan waktu tanam bibit muda yang ditanam pada usia tujuh hingga 10 hari setelah penyemaian.
Sementara, produksi padi di wilayah Kota Madiun saat ini di kisaran 16.000 ton hingga 16.500 ton gabah kering panen (GKP). Jumlah tersebut menurun dari tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 16.900 ton.
Â
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
Editor : Rahmat Wibisono
Baca Juga
- Seratusan Pemuda Ngopi Gayeng Bareng Bupati Madiun; Ini yang Dibahas...
- Korupsi Pupuk Subsidi, Kejari Tetapkan Eks Pejabat Pemkab Madiun & Distributor Jadi Tersangka
- Sedih! Petani Madiun Merugi karena Tanaman Tomat Rusak Diserang Hama
- Aneh! Pupuk Subsidi Ilegal Marak Dijual saat Petani di Madiun Kesulitan Mencari Pupuk
- Bantu Petani, Pemkot Madiun Anggarkan Rp1 Miliar untuk Pupuk
- Tingkatkan Perekonomian Warga, Petani Muda Madiun Bantu 1.300 Bibit Jahe Merah
- Masa Tanam Padi, Petani Madiun Mengeluhkan Kekurangan Pupuk Bersubsidi
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.