Ponpes di Madiun Buka Setelah 2 Bulan Libur, Para Santri Jalani Rapid Test
Pondok Pesantren Darussalam Mekar Agung di Desa Pucanganom, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun mulai membuka aktivitas kembali setelah dua bulan tutup sebagai dampak pandemi Covid-19.
Madiunpos.com, MADIUN -- Pondok Pesantren Darussalam Mekar Agung di Desa Pucanganom, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun mulai membuka aktivitas kembali setelah dua bulan tutup sebagai dampak pandemi Covid-19. Para santri di ponpes tersebut sudah mulai berdatangan, Senin (8/6/2020).
Pantauan Madiunpos.com di Ponpes Darussalam Mekar Agung, Senin siang, pengurus pondok beserta tim Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Madiun terlihat bersiaga di akses menuju pondok. Seluruh santri yang akan masuk ke pondok wajib menjalani pemeriksaan.
Ada tiga pos yang harus dilalui para santri. Saat pertama kali tiba, santri beserta walinya harus berhenti di pos penjagaan pertama. Baik santri dan walinya kemudian disemprot menggunakan cairan disinfektan. Seluruh barang bawaan santri juga tidak luput dari pemeriksaan.
Keluarga akan Gelar Doa Bersama 40 Hari Meninggalnya Didi Kempot
Setelah itu, santri akan diperiksa kembali di pos dua yang ada di depan pondok. Santri tersebut juga kembali disemprot menggunakan cairan disinfektan beserta barang bawaannya. Setelah selesai diperiksa di pos kedua, para santri melanjutkan di pos terakhir dan akan menjalani rapid test.
"Seluruh santri yang baru tiba di pondok harus menjalani pemeriksaan ini. Seluruhnya harus menjalani rapid test," kata Ali Mahfud, pengurus Ponpes Darussalam Mekar Agung, saat ditemui di pos pemeriksaan pertama.
Bagi santri yang hasil rapid testnya reaktif akan langsung diminta pulang untuk menjalani karantina di rumah. Sedangkan untuk santri yang non-reaktif akan menjalani karantina 14 hari di pondok.
KAI Perpanjang Kebijakan Pengembalian Tiket 100% Hingga 17 Juni
Kedatangan Santri
Pimpinan Ponpes Darussalam Mekar Agung, KH. Abdul Aziz, mengatakan jumlah santri di ponpes ini ada sekitar 1.000 orang. Untuk kedatangan para santri pada saat kondisi pandemi ini sengaja dibuat beberapa gelombang. Hal ini sebagai upaya untuk mencegah adanya kerumunan.
Untuk gelombang pertama pada Senin ini hanya ada 78 santri tahfidz. Gelombang kedua yakni pada tanggal 15 Juni akan ada 400 santri yang datang. Gelombang ketiga pada 22 sampai 29 Juni untuk kedatangan santri dari luar Jawa, seperti santri dari Sumatera dan Kalimantan.
"Ini kita lakukan supaya benar-benar aman. Bagi santri yang datang pun harus menjalani karantina terlebih dahulu," kata dia.
Salah satu wali santri, Tumiasih, mengatakan sedang menunggu anaknya yang sedang menjalani rapid test di dalam pondok. Menurutnya, pemeriksaan ini sudah menjadi aturan bagi santri yang baru datang ke pondok.
"Ini tadi anak saya sudah masuk ke dalam. Katanya menunggu mau dilakukan rapid test. Kalau hasilnya reaktif akan dipulangkan," kata dia.
Editor : Abdul Jalil
Baca Juga
- Tren Kasus Covid-19 Meningkat, Vaksinasi Digencarkan Lagi di Madiun
- Terima 2.500 Vaksin Covid-19 Kadaluwarsa, Dinkes Madiun Pastikan Belum Didistribusikan
- PPKM Diperpanjang, Kota Madiun Satu-Satunya Daerah di Jatim yang Level 4
- Madiun Level 4 PPKM, PTM Dibatasi Hanya 25% dari Kapasitas
- Madiun Level 4 PPKM, Pemkot Kaji Pengetatan Aktivitas Masyarakat
- Kasus Covid-19 Meledak, Kota Madiun Naik Level 3 PPKM
- Mayoritas Sudah Vaksin, Kenapa Gelombang Ketiga Covid-19 Terjadi? Ini Penjelasan Dinkes Madiun
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.