RUU PERTEMBAKAUAN : Petani Rekomendasikan Program Kemitraan

RUU PERTEMBAKAUAN : Petani Rekomendasikan Program Kemitraan Ilustrasi pemilahan daun tembakau. (JIBI/Solopos/Antara/Irfan Anshori)

    RUU Pertembakauan disikapi petani dengan merekomendasikan program kemitraan.

    Madiunpos.com, LAMONGAN — Petani tembakau yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) berencana merekomendasikan program kemitraan antara tani dengan perusahaan rokok atau pabrikan dalam RUU Pertembakauan yang tengah dalam pembahasan.

    Ketua APTI, Soeseno mengatakan pada prinsipnya rekomendasi yang akan disampaikan dalam pembahasan RUU Pertembakauan tersebut mengacu pada keadilan bagi para petani tembakau. Menurutnya, selama ini pemerintah telah menikmati penerimaan cukai tembakau, tetapi pemerintah tidak pernah hadir ketika petani mengalami kesulitan.

    "Soal kemitraan, selama ini, yang terjadi penyerapan hasil tembakau lokal oleh pabrikan tidak merata dan masih sangat kecil dan ini tidak fair ketika sebenarnya kebutuhan tembakau sangat tinggi yang berujung pada impor tembakau. Program kemitraan ini akan menjawab soal tata niaga," jelasnya sesuai penutupan Musyawarah Nasional (Munas) APTI III, di Lamongan, Jawa Timur, Kamis (29/10/2015).

    Dia memaparkan, program kemitraan yang dimasukan dalam RUU Pertembakauan diharapkan komoditas tembakau memiliki kejelasan dan kepastian harga, serta kepastian jumlah kebutuhan pabrikan sehingga tembakau petani lokal bisa terserap. "Dalam program kemitraan ini, pemerintah akan menjadi wasit antara petani dengan pabrikan," imbuhnya.

    Akses Permodalan
    Saat ini, ada 13 varietas tembakau yang dihasilkan di 119 daerah di Indonesia. Sedangkan produktivitas lahan tembakau rerata 700 kg/ha. Sedangkan harga tembakau tahun 2015 ini pun cukup stabil, yakni rerata berada pada level Rp30.000-Rp40.000/kg.

    Dia memaparkan, saat ini, hanya ada beberapa pabrikan yang menjalankan program kemitraan sehingga jumlah petani yang tergabung di dalamnya masih sangat minim. Petani yang tergabung dalam program kemitraan juga diharapkan mampu menghasilkan tembakau dengan jumlah dan kualitas yang lebih baik, sehingga kesejahteraan mereka pun meningkat.

    "Kami berharap program kemitraan dapat didukung dengan baik oleh pemerintah di tingkat nasional maupun daerah," imbuhnya.

    Dewan Pembina APTI, Lalu Amin menambahkan, sebenarnya masih banyak masalah yang dihadapi petani tembakau saat ini, di antaranya minimnya dukungan infrastruktur dan bantuan teknis serta keterbatasan dalam mendapatkan akses permodalan untuk sewa lahan dan pembelian sarana produksi, baik bibit, pupuk, maupun pestisida. "Kondisi ini jugalah yang membuat produktivitas dan kualitas tembakau milik petani lokal belum dapat memenuhi permintaan pabrikan sehingga terpaksa impor tembakau," ujarnya.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.