Wow! Guru SMP di Ponorogo Ini Bikin Detektor Suhu Badan Otomatis

Seorang guru SMP 1 Jetis Ponorogo Dwi Sujatmiko berinovasi membuat bilik detektor suhu badan untuk mengurangi kontak fisik saat pengukuran suhu di tengah pandemi Covid-19.

Wow! Guru SMP di Ponorogo Ini Bikin Detektor Suhu Badan Otomatis Bilik detektor suhu badan buatan guru SMPN 1 Jetis Ponorogo. (Detikcom-Charoline Pebrianti)

    Madiunpos.com, PONOROGO – Pembelajaran tatap muka memang mulai diberlakukan di beberapa sekolah, salah satunya di sebuah SMP di Ponorogo. Protokol kesehatan Covid- 19 harus dipatuhi untuk meminimalisasi persebaran virus corona.

    Cara seorang guru SMP 1 Jetis Ponorogo ini terbilang inovatif. Dwi Sujatmiko berinovasi membuat bilik detektor suhu badan. Tujuannya untuk mengurangi kontak fisik saat pengukuran suhu di tengah pandemi Covid-19.

    “Biasanya kan pakai thermogun, nah kalau pakai bilik ini siswa yang masuk hanya mendekatkan dahi atau tangan ke alat sensor untuk diukur suhunya secara otomatis,” tutur Miko, Sabtu (5/9/2020).

    Hiiii! Ada Motor Honda Tua Jalan Sendiri saat Subuh

    Miko menjelaskan bilik ini dimaksudkan untuk menghadapi adaptasi kebiasaan baru ketika siswa sekolah sudah diperbolehkan pembelajaran tatap muka. Bilik ini pun juga berbasis android. Sehingga petugas hanya perlu melihat layar di smartphone untuk memantau siswa.

    “Cara kerjanya,siswa masuk ke dalam bilik, mendekatkan dahi atau tangan ke depan sensor sekitar 2 sampai 3 detik,” terang Miko.

    Nantinya, saat suhu tubuh siswa dibawah 37 derajat maka palang bagian depan yang terbuka, namun jika diatas 37 derajat palang pintu sebelah kiri yang terbuka. “Dua palang pintu ini untuk mengarahkan siswa yang mempunyai suhu tubuh normal dan suhu tubuh yang mengarah ke demam,”imbuh Miko.

    4 Wisatawan Asal Madiun Tergulung Ombak Pantai Parangtritis Yogyakarta, 1 Hilang

     

    Dua Sensor

    Siswa yang bersuhu diatas 37 derajat akan muncul tanda peringatan untuk petugas. Nantinya siswa akan diarahkan menuju ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

    Disinggung soal aliran listrik, Miko mengaku alatnya tidak akan terganggu. Sebab, di dalam bilik juga dilengkapi dengan power bank.

    Miko menerangkan bilik buatannya terdapat dua buah sensor. Sensor inframerah berfungsi untuk mengetahui suhu tubuh seseorang. Sementara sensor ultrasonik berfungsi untuk mengetahui jarak objek untuk digunakan membuka palang pintu dan pengukuran suhu. “Untuk bilik ini hanya mengahabiskan dana Rp5 juta dengan waktu pembuatan tiga hari,” ujarnya.

    Stres Ternyata Juga Bisa Bikin Perut Buncit, Kok Bisa?

    Selain itu, kelebihan bilik ini mampu mencatat data rekam suhu siswa maupun guru yang masuk sekolah. Sebab, menggunakan kartu RFID. “Sudah terpasang sensor RFID –nya, hanya siswa belum dibekali kartu yang mampu dibaca oleh sensor RFID tersebut,” pungkas Miko.



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.