Bank Sampah Sewulan Madiun, Ubah Sampah Jadi Emas

Bank Sampah di Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, memiliki cara unik untuk mengedukasi masyarakat terkait kebersingan lingkungan, yaitu dengan menukar sampah menjadi emas.

Bank Sampah Sewulan Madiun, Ubah Sampah Jadi Emas Siti Jumiyati, koordinator bank sampah Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, sedang mendata sampah yang masih ada di gudang bank sampah, Selasa (4/4/2023). (Abdul Jalil/Solopos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Setiap dua pekan sekali, warga di Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menyetorkan sampah di Bank Sampah Berkah Lestari di desa setempat. Sampah tersebut kemudian ditimbang dan dicatat oleh petugas di bank sampah.

    Setelah ditimbang, sampah tersebut akan dihitung dengan harga jual yang telah ditentukan. Setiap sampah atau barang bekas yang disetor memiliki nilai yang berbeda, seperti kertas, besi, botol kaca, botol minuman, dan lainnya.

    Setelah itu, warga atau nasabah akan mendapatkan nominal uang yang sesuai dengan jumlah setoran sampah. Namun, nasabah bank sampah tidak langsung mendapatkan uang tunai, melainkan uang tersebut diwujudkan menjadi setoran tabungan emas di Pegadaian.

    Koordinator Bank Sampah Berkah Lestari Desa Sewulan, Siti Jumiyati, 49, terlihat mencatat dan menata barang-barang bekas yang masih tersisa di gudang bank sampah, Selasa (4/4/2023) siang. Sampah tersebut merupakan sisa sampah yang belum sempat diambil pengepul.

    Dia mengatakan semangat warga mengumpulkan dan menyetorkan sampah ke bank sampah terus meningkat. Pada 2019, saat bank sampah ini didirikan hanya ada tujuah orang saja yang mau menjadi nasabah.

    Baca Juga: Tempat Prostitusi di Pelabuhan Prigi Dibongkar, Sediakan Layanan Seks Bermodus Warung Kopi

    Lambat laun, kondisi berubah dan kesadaran masyarakat desanya untuk mau mengelola sampah rumah tangga semakin tinggi. Mereka kemudian mau mengumpulkan sampah tersebut dan menyerahkannya ke bank sampah untuk ditukar dengan uang.

    Terlebih saat Bank Sampah Berkah Lestari menjalin kerja sama dengan Pegadaian untuk tabungan emas sejak dua tahun lalu. Semakin banyak warga yang tertarik untuk menjadi nasabah dan menyetor sampah. Sampah yang sudah dikonversi dengan nilai jual akan dimasukkan dalam tabungan emas Pegadaian.

    “Dari awalnya yang hanya tujuh orang, kini jumlah nasabah di Bank Sampah Berkah Lestari ada 40 orang. Sedangkan kalau total nasabah di tiga pos bank sampah di Sewulan ada sekitar 150-an orang,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com.

    Setiap nasabah di bank sampah langsung dibukakan tabungan emas Pegadaian. Ini menjadi salah satu wadah bagi warga untuk berinvestasi emas dengan memanfaatkan sampah.

    Setiap kali setor, kata dia, warga memang mendapatkan uang yang bervariasi, tergantung dengan jumlah sampah yang dibawa. Rata-rata sekali setor, warga bisa mendapatkan uang antara Rp5.000 hingga Rp10.000. Uang tersebut tidak langsung diberikan ke nasabah, melainkan dimasukkan dalam tabungan emas.

    Sejauh ini, sudah ada beberapa nasabah yang berhasil mengumpulkan emas seberat 1 gram dari menjual sampah. Setelah tabungan mencapai limit minimal 1 gram, emas itu baru bisa diambil nasabah.

    “Di sini sudah ada beberapa ya yang berhasil sampai 1 gram emas. Tapi memang ngambilnya berupa uang, biasanya buat kebutuhan rumah,” ujar dia.

    Jumiyati mengaku meski nilai dari penukaran sampah ini kecil dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menabung emas. Namun, ternyata dampaknya sangat besar. Masyarakat selain diedukasi untuk mengelola sampah rumah tangganya sendiri supaya tidak dibuang sembarangan, juga membangun kesadaran untuk berinvestasi, khususnya emas.

    Baca Juga: Walah, Polisi Tangkap Satpam & Sopir Ambulans Rumah Sakit di Kota Madiun Gegara Narkoba

    Untuk mempermudah penyetoran sampah, tim bank sampah biasanya dibagi menjadi dua. Ada yang berkeliling untuk mengambil sampah di rumah para nasabah. Selain itu ada tim yang berjaga di gudang untuk menunggu warga yang datang untuk menyetorkan sampah.

    Tumpukan sampah di bank sampah akan diambil oleh pengepul sebulan sekali. Dalam sekali ngambil, biasanya ada lebih dari 100 kilogram sampah yang bisa terangkut.

    “Nilainya bervariasi, tergantung jumlah dan jenis sampahnya. Namun, biasanya antara Rp200.000 sampai Rp400.000 sekali diambil pengepul,” jelas dia.

    Permasalahan Sampah

    Seperti di desa lain, sampah juga menjadi permasalahan pelik di Desa Sewulan. Gara-gara sampah, sungai yang ada di desa tersebut sempat pampat karena tumpukan sampah. Saat musim hujan, beberapa titik diterjang banjir. Belum lagi, sampah-sampah yang dibuang sembarangan di tepi-tepi jalan, membuat lingkungan tercemar dan kotor.

    Namun, kondisi itu kini hanya menjadi cerita lampau. Sejak program bank sampah ini berjalan, masyarakat Desa Sewulan lambat laun mulai mengubah kebiasaan buruk itu.

    “Saat ini warga yang membuang sampah di sungai semakin minim. Sampah-sampah kering yang bisa dijual akan dikumpulkan dan dimasukkan ke bank sampah. Sedangkan untuk sampah basah yang tidak masuk ke bank sampah, akan diambil petugas pemungut sampah,” jelas Sekretaris Desa Sewulan, Tri Wahyuni.

    Siti Jumiyati, koordinator bank sampah dan Tri Wahyuni, Sekretaris Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, memperlihatkan tabungan emas pegadaian, Selasa (4/4/2023). (Abdul Jalil/Solopos.com)

    Yuni, sapaan akrab Sekretaris Desa Sewulan, menuturkan saat musim penghujan tiba, titik-titik yang selama ini diterjang banjir karena luapan sungai sudah tidak lagi terjadi.

    Program menabung emas yang digagas bank sampah dengan Pegadaian Madiun, kata dia, berdampak signifikan terhadap perubahan perilaku masyarakat. Warga yang dulunya abai terhadap sampah, kini berlomba-lomba untuk mengumpulkannya.

    “Bahkan, saat ada acara di desa, ada beberapa warga cepat-cepatan ngambil sampah. Jadi, setelah acara, tempatnya jadi bersih dari sampah,” ujarnya.

    Kesadaran Investasi

    Bukan hanya berdampak pada kebersihan lingkungan, melalui bank sampah ini juga membangun kesadaran masyarakat untuk berinvestasi. Bagi masyarakat desa, investasi emas mungkin menjadi hal yang tidak terpikirkan. Namun, melalui program ini, justru warga teredukasi untuk menabung dan berinvestasi emas.

    Meski hasil dari bank sampah ini tidak besar. Namun, setidaknya uang yang dihasilkan dari bank sampah bisa diinvestasikan menjadi sesuatu yang lebih bernilai, yakni berupa emas.

    Baca Juga: Kota Madiun Sabet 3 Penghargaan dalam Ajang Top BUMD Awards 2023

    “Ini terbukti, sudah ada beberapa nasabah yang mampu mengumpulkan 1 gram emas. Ada juga yang sudah menariknya berupa uang. Saat ada kebutuhan, seperti saat Lebaran, warga bisa mengambilnya. Ini dari sampah lho,” ujarnya.

    Dia menuturkan di Desa Sewulan ada tiga titik bank sampah. Dari tiga bank sampah itu, jumlah nasabahnya ada sekitar 150 orang. Jumlah tersebut diyakini akan terus bertambah.

    “Dalam beberapa kesempatan, kami selalu sosialisasikan program ini ke warga. Tujuannya supaya semakin banyak warga yang sadar untuk mengelola sampah rumah tangganya. Selain itu juga untuk mengedukasi soal investasi emas,” tuturnya.

    Marketing Sales Plan Pegadaian Area Madiun, Riki Yana Okananda, menyampaikan program menabung sampah menjadi emas ini telah dijalin bersama bank sampah di Kabupaten Madiun sejak 2021. Sejak pertama kali dibuka hanya ada 35 nasabah, jumlah nasabah ini terus bertambah dari waktu ke waktu. Tercatat pada awal 2023, jumlah nasabah bank sampah di Madiun mencapai 400 orang.

    “Itu tersebar di 20 bank sampah di Madiun ya. Jadi untuk saat ini, bank sampah yang membuka tabungan emas ada sekitar 20 titik,” jelas dia, Jumat (7/4/2023).

    Ide awal program menabung sampah menjadi emas ini karena ada kegelisahan permasalahan sampah di tengah masyarakat yang tak kunjung teratasi. Kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga dan lingkungan cenderung minim.

    Atas dasar itu, kata dia, PT Pegadaian memunculkan ide tabungan emas di bank sampah. Selain meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah, program ini juga untuk mengedukasi masyarakat tentang investasi.

    Baca Juga: Tiket KA Lebaran 2023 yang Berangkat dari Wilayah Madiun Sudah Terjual 85%

    “Jadi orang menyetorkan sampah di bank sampah, kemudian membeliannya bukan menggunakan uang tunai, melainkan berupa saldo di tabungan emas,” jelasnya.

    Melalui skema ini, Riki mengaku uang hasil dari penjualan di bank sampah ini memang tidak besar. Namun, memberikan pembelajaran bagi masyarakat untuk menabung dan berinvestasi.

    Menurutnya, ini akan membangun ekosistem investasi emas di kalangan masyarakat. Mungkin bagi sebagian kalangan masih asing dengan tabungan emas di Pegadaian. Melalui program ini harapannya warga akan semakin tahu dan paham terkait pentingnya berinvestas.

    “Di program menabung sampah menjadi emas ini, kami bisa mengkaver nilai setoran limit paling rendah senilai Rp10.000. Sehingga uang dari hasil jual sampah bisa masuk ke tabungan emas,” ujar Riki.

    Baca Juga: Terus Berinovasi, Telkom-ITDRI Bersama Huawei Luncurkan Interplay Smart Home

    Karena nasabah dari bank sampah menabungnya dengan nominal kecil, sehingga untuk mencapai limit tabungan bisa diambil yaitu 1 gram emas membutuhkan waktu cukup lama. Dia mencatat sejak program ini berjalan di Madiun, baru ada 10 nasabah yang berhasil mencapai limit 1 gram emas. Setelah mencapai limit itu, warga bisa mengambilnya, baik berupa uang tunai maupun berupa emas 24 karat.

    “Sejuah ini memang baru 10 nasabah yang berhasil mencapai limit 1 gram. Tapi nasabah lain juga menunjukkan progres yang positif dalam menabung emas.”

    Terlepas dari lamanya waktu yang dibutuhkan untuk bisa memanen tabungan emas. Skema ini bisa menjadi ekosistem investasi emas yang positif di kalangan masyarakat. Sehingga masyarakat bisa berinvestasi untuk memperkuat perekonomian keluarga.

     

     



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.