Cerita Pengayuh Becak Madiun Di Tengah Pandemi Corona

Pemkot Madiun membagi-bagikan paket kebutuhan pokok kepada para tukang becak di Jl. Pahlawan, Kota Madiun, Rabu (8/4/2020).

Cerita Pengayuh Becak Madiun Di Tengah Pandemi Corona Pembagian bantuan paket sembako bagi pengayuh becak yang terdampak wabah virus corona di Jl. Pahlawan Kota Madiun, Rabu (8/4/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN —  Wajah Sucipto semringah setelah mendapatkan bantuan paket kebutuhan pokok di Jl. Pahlawan, Kota Madiun, Rabu (8/4/2020) siang. Dia lega akhirnya hari ini tidak perlu meminjam uang kepada tetangga untuk membeli beras.

    Warga Kota Madiun itu mengaku penghasilannya sebagai pengayuh becak tidak cukup memenuhi kebutuhan keluarga. Terlebih dalam kondisi wabah virus corona atau Covid-19 seperti sekarang. Hampir setiap hari ia hanya bisa menelan ludah karena tidak ada penumpang yang menaiki becaknya.

    “Dalam kondisi normal saja sudah sepi. Apalagi kondisinya seperti sekarang. Saya sering tidak dapat penumpang. Pulang ya tanpa membawa uang,” ujar bapak 64 tahun itu.

    Untuk memenuhi kebutuhan harian, ia dibantu istrinya yang bekerja sebagai buruh serabutan. Namun, saat ini kondisi istrinya pun setali tiga uang dengan Suicpto. Karena tak punya uang, ia terpaksa meminjam kepada tetangga.

    “Sekarang utang saya sudah Rp150.000,” cerita pria itu.

    Sucipto mengaku dalam kondisi paceklik seperti sekarang memang sangat membutuhkan bantuan.

    Nasib serupa juga dialami Catur, 40. Pengayuh becak ini yang biasa mangkal di Pasar Besar Madiun ini juga kesulitan mendapat penumpang karena pasar sepi. “Saya biasanya sehari bisa tiga penumpang, tapi sekarang sudah jarang penumpang. Kadang sehari satu penumpang, kadang juga tidak dapat penumpang,” kata dia.

    Untuk menutup kebutuhan harian, Catur menyambi menjadi pencari barang bekas. Biasanya ia mulai merongsok seusai menarik becak.

    Sehingga, ketika Pemkot Madiun membagikan paket sembako, ia merasa sangat terbantu. Paket yang diberikan Pemkot berupa 2 kg beras, 1 kg gula pasir, minyak goreng, dan kecap. Banyak tukang becak selain Sucipto dan Catur yang ikut mengantre mendapatkan paket bantuan.

    Tidak Hanya Sekali

    Supaya tidak berkerumun, petugas menerapkan sistem antrean. Satu per satu pengayuh becak datang, kemudian petugas menyemprotkan disinfektan di becak. Petugas lain menyemprotkan pilok di salah satu bagian becak. Ini sebagai tanda bahwa becak tersebut sudah menerima bantuan.

    “Yang sudah dapat paket sembako langsung pulang. Untuk menandainya, setiap tukang becak yang sudah mendapatkan bantuan harus menyelupkan jari di tinta. Ini supaya mereka tidak kembali lagi meminta bantuan sembako. Karena yang dibagi banyak, jadi harus rata, tidak boleh ada yang dobel,” kata Wali Kota Madiun, Maidi.

    Dia menuturkan bantuan tersebut tidak hanya diberikan sekali, dalam waktu empat atau lima hari lagi bantuan paket sembako akan dibagikan lagi.

    Bantuan paket sembako ini merupakan sumbangan dari berbagai kelompok masyarakat. Bantuan ini juga berbeda dari bantuan nontunai yang akan diberikan Pemkot Madiun kepada masyarakat yang terdampak.

    “Untuk bantuan ini diberikan kepada kelompok masyarakat yang paling terdampak, seperti pengayuh becak ini. Karena sejak ada wabah, penghasilan mereka kan semakin berkurang dan mereka juga sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup,” ujarnya.

     



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.