Fakta Menarik Suku Tengger, Suku yang Mendiami Dataran Gunung Bromo

Suku Tengger masih kental akan adat dan tradisi yang berkembang secara turun temurun. Ada beberapa fakta-fakta menarik tentang suku yang mendiami dataran Gunung Bromo ini.

Fakta Menarik Suku Tengger, Suku yang Mendiami Dataran Gunung Bromo Sarung yang digunakan masyarakat suku Tengger dipercaya berfungsi untuk mengendalikan perilaku dan ucapan masyarakat. (medium.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Suku Tengger adalah suku asli yang mendiami wilayah dataran Gunung Bromo yang meliputi Kabupaten Lumajang, Probolinggo, Malang, dan Pasuruan, Jawa Timur. Warga suku Tengger biasa disebut dengan Orang Tengger.

    Identitas budaya dan adat istiadat suku Tengger tidak banyak dikenal. Suku ini merupakan keturunan dari kerajaan Majapahit.

    Pada umumnya, masyarakatnya beragama Hindu. Hingga saat ini mereka hidup dengan adat dan tradisinya sendiri dan tidak terpengaruh modernisasi zaman.

    Diduga Berzina, 2 Perangkat Desa di Jombang Didemo Supaya Dicopot

    Akulturasi budaya sangat rentan terjadi. Namun, selama berabad-abad, suku tenggger tetap mampu mempertahankan karakteristiknya. Sehingga adat dan budaya nya hingga saat ini masih tetap lestari.

    Lalu, hal menarik apa yang ada di suku Tengger? Berikut fakta-fakta menarik suku Tengger seperti yang telah dirangkum madiunpos.com, dari berbagai sumber.

    1. Asal nama Tengger

    Nama Tengger diambil dari nama tokoh legendaris yang dianggap sebagai leluhurnya, yakni “Teng” dari akhiran nama Roro Anteng dan “Ger” dari akhiran nama Joko Seger. Masyarakat suku Tengger mempercayai bahwa suku tersebut adalah keturunan Roro Anteng dan Joko Seger.

    1. Bahasa Suku Tengger

    Suku Tengger menggunakan bahasa Jawi kuno. Bahasa tersebut diyakini sebagai dialek pada masa Kerajaan Majapahit. Bahasa yang digunakan sebagai mantra ditulis dengan huruf jawa kawi.

    Ada anggapan bahwa bahasa suku Tengger merupakan turunan dari bahasa kawi dan banyak mempertahankan kalimat-kalimat kuno yang sudah tidak digunakan lagi dalam bahasa jawa modern.

    Viral Video Tumpukan Uang di Mobil Timses Cabup Mojokerto, Ini Alasan Simpatisan Cabup Lawan

    1. Penggunaan sarung

    Selain berfungsi untuk melindungi diri dari hawa dingin pegunungan, sarung juga dipercaya berfungsi untuk mengendalikan perilaku dan ucapan masyarakat. Penggunaan sarung ini dilakukan oleh semua kalangan, mulai usia muda hingga tua, laki-laki dan perempuan.

    1. Upacara kasada

    Upacara ini juga dikenal dengan sebutan Yadnya Kasada. Hal ini dilakukan sebagai bentuk persembahan untuk Sang Hyang Widi sebagai wujud syukur atas karunia yang diberikan kepada masyarakat suku Tengger. Adanya upacara ini menjadikan suatu ikon budaya di Gunung Bromo dan menarik wisatawan untuk berkunjung.

    Yadna Kasada merupakan upacara keagamaan yang dilakukan masyarakat suku Tengger, bentuknya berupa pengiriman kurban kepada leluhurnya yang ada di kawah Gunung Bromo.

    1. Hari raya suku Tengger

    Karo adalah hari raya terbesar yang paling dinanti-nanti oleh suku Tengger. Karo, biasanya diselenggarakan setelah hari raya Nyepi.

    Acara ini meliputi pawai hasil bumi, kesenian adat seperti pagelaran Tari Sodoran. Kemudian dilanjutkan dengan bersilaturahmi ke rumah tetangga dan sanak saudara.

    Untuk ritual Karo ini dipimpin oleh seorang ratu. Ratu di sini mempunyai arti seorang pemimpin yang selalu memimpin doa. Uniknya lagi, ratu adalah seorang laki-laki. Masyarakat Tengger ada yang menyebut ratu dengan sebutan dukun.

    Hamzah Haz Diisukan Meninggal Dunia, Ini Penjelasan PPP



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.