Gerakan "Tutup Pintu Jaga Orang Tua" di Trenggalek, Apa Maksudnya?

Perayaan Idul Fitri di Trenggalek berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kampung-kampung saling mengisolasi diri dan membuat gerakan "Tutup Pintu Jaga Orang Tua".

Gerakan Jalan kampung di Trenggalek ditutup untuk membatasi pergerakan warga. (Detik.com)

    Madiunpos.com, TRENGGALEK -- Perayaan LEbaran tahun ini di Trenggalek berbeda jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kampung-kampung saling mengisolasi dan membuat gerakan "Tutup Pintu Jaga Orang Tua".

    Sejumlah gang akses masuk perkampungan di Trenggalek dipasang portal untuk membatasi akses warga. Masyarakat dari luar kampung dilarang masuk selama sepekan.

    Sedangkan di dalam perkampungan sendiri juga tampak sepi. Usai melaksanakan salat Id, warga hanya berkunjung ke rumah kerabat yang ada di dekat rumah, setelah itu pulang.

    Tingkatkan Kesadaran Masyarakat, Polres Madiun Dirikan Kampung Tangguh Covid-19

    "Lebaran sebelumnya, setelah salat Id jalan di kampung itu ramai dan saling anjangsana. Tapi sekarang sepi dan nyaris tidak ada kunjungan," ujar salah seorang warga Desa Widoro, Ma'ruf, Minggu (24/5/2020).

    Di kampungnya, lanjut dia, seluruh akses masuk ditutup dan hanya menyisakan satu akses untuk keluar masuk. Selama beberapa hari ke depan hanya warga lokal yang boleh masuk di kampungnya.

    Paling Berisiko

    Sementara Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengatakan, pembatasan akses di kampung-kampung tersebut merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir penyebaran virus Corona. Warga diimbau tidak melakukan open house atau anjangsana ke rumah warga yang lain.

    Update Covid-19 Jatim! Tambah 473, Surabaya Masih Kontributor Tertinggi

    "Silaturahmi tidak dilarang, namun khusus untuk tahun ini caranya berbeda, cukup melalui virtual, video call atau telepon," kata M Nur Arifin, Minggu.

    Pihaknya mengaku, gerakan "Tutup Pintu Jaga Orang Tua" merupakan cara yang paling efektif untuk mengurangi mobilitas warga dan aksi kerumunan massa. Bahkan, ia sendiri mengaku tidak menggelar open house di pendapa kabupaten.

    Isolasi 20 Hari, 4 Pasien Positif Covid-19 di Blitar Dinyatakan Sembuh

    "Kalau dibiarkan, maka warga akan saling berkunjung, tidak hanya antar-RT tapi juga antar desa bahkan kecamatan," imbuhnya.

    Kondisi itu dinilai cukup rentan menjadi media penularan Covid-19. Sebab mobilitas warga akan meningkat dan terjadi pertemuan warga dari berbagai daerah.

    "Kenapa 'jaga orang tua', karena yang paling berisiko terhadap paparan virus corona adalah orang tua. Kalau ke anak muda mungkin tidak apa-apa. Namun jika orang tua bisa fatal. Apalagi yang punya penyakit kronis," ujar Arifin.

    Alhamdulillah, Habib Umar Assegaf dan Petugas PSBB di Surabaya Damai

    Menurutnya, orang muda rata-rata memiliki tingkat imunitas yang cukup baik. Sehingga terkadang tidak menimbulkan gejala atau keluhan sakit sama sekali. "Nah, kalau orang tanpa gejala seperti itu yang bahaya. Dia positif dan bisa menularkan ke orang lain atau menjadi carrier, tapi tidak sakit," kata Arifin.



    Editor : Arif Fajar Setiadi

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.