Hasil Rapid Test Reaktif, 100 Warga Surabaya Langsung Dikarantina

Yang reaktif, langsung di-swab tes dan langsung dikarantina di beberapa tempat sambil menunggu hasilnya oleh petugas Dinkes dan Linmas.

Hasil Rapid Test Reaktif, 100 Warga Surabaya Langsung Dikarantina Rapid test dan tes swab massal di Terminal Keputih. (Detik.com)

    Madiunpos.com, SURABAYA -- Pemkot Surabaya dan BIN menggelar Rapid test dan tes swab massal di Terminal Keputih. Berdasarkan data sementar ada 100 orang hasil rapid test-nya reaktif Covid-19.

    Kepala Poliklinik Badan Intelijen Negara (BIN) Wulan menyebut kuota 1.000 warga dalam kegiatan itu. Pihaknya sudah melakukan rapid test sebanyak 746 orang.

    Sedangkan dari data sementara yang diperoleh, 100 orang dinyatakan reaktif. Mereka langsung uji swab dan dikarantina di sejumlah tempat yang disediakan Pemkot Surabaya.

    Bertambah Lagi, Pasien Covid-19 Magetan Kini Capai 84 Orang

    "Kuotanya hari ini 1000. Sudah 746 orang. Yang reaktif ada 100. Ini campur ada juga yang dari luar kota juga. Tadi ada yang menginfokan itu ke saya," kata Wulan, Kamis (4/6/2020).

    "Yang reaktif, langsung di-swab tes dan langsung dikarantina di beberapa tempat sambil menunggu hasilnya oleh petugas Dinkes dan Linmas," tambahnya.

    Menurut Wulan, untuk warga yang reaktif paling tidak harus menunggu sekitar dua hari hasil swab-nya. Lamanya hasil swab keluar disebabkan karena banyaknya warga yang ditemukan reaktif.

    Update Covid-19 Jatim! Jumlah Pasien Sembuh Catat Rekor Baru

    "Biasanya kan kalau mobil lab biasa lima jam paling lama hasil sudah keluar. Tapi karena banyaknya sampel, jadi pengerjaannya berulang-ulang. Karena satu mobil itu 72 sampel. Jadi mungkin butuh waktu dua hari hasil keluar," tuturnya.

    "Setelah dua hari, ya nanti kami infokan hasilnya ke Dinkes baru diteruskan ke pasien," imbuh dr Wulan.

    Pantauan di lokasi, meski sudah menjelang sore, namun antrean panjang warga yang ingin mendaftar rapid test masih banyak. Menanggapi hal itu, dr Wulan optimis pihaknya masih bisa melayani sesuai kuota.

    SIM Mati Maret-Mei, Dapat Dispensasi Perpanjangan Hingga 30 Juni 2020

    Sementara itu, menanggapi warga yang tidak menerapkan physical distancing, dr Wulan mengaku prihatin. Sebab, seharusnya warga harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Ia sendiri akan mengevaluasi dan mencari solusi untuk tes massal besoknya.



    Editor : Arif Fajar Setiadi

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.