KEMARAU 2015 : Ganti Padi dengan Palawija Sekarang!

KEMARAU 2015 : Ganti Padi dengan Palawija Sekarang! Petani memanen tomat di Malang, Jawa Timur, Selasa (28/7/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

    Kemarau 2015 yang dipengaruhi fenomena alam El Nino mestinya diantisipasi pemerintah dan petani.

    Madiunpos.com, SURABAYA — Risiko kemarau 2015 berkepanjangan yang muncul seiring empasan gelombang panas El-Nino pada pengujung tahun 2015 ini mestinya diantisipasi pemerintah dan petani. Bahkan pergantian komoditas pertanian dari padi ke palawija mestinya sudah dilakukan saat ini.

    Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa menyarankan bahkan sejak musim tanam kedua 2015 pun Pemprov seharusnya sudah mengimbau petani beralih komoditas pertanian. Pertanian padi ditinggalkan untuk beralih menanam komoditas palawija seperti jagung dan kedelai.

    “Ini supaya mereka selamat saat musim panen kedua, karena tanaman palawija tidak membutuhkan banyak air. Kekeringan belum akan berdampak pada tanaman palawija di musim panen kedua, tapi pada musim panen ketiga kemungkinan baru kesulitan produksi,” tuturnya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Surabaya, Senin (27/7/2015).

    Sekadar catatan, pada siklus normal, musim tanam pertama dimulai pada kisaran Oktober-November dengan jadwal panen Januari-Februari. Sementara itu, musim tanam kedua dimulai sekitar Februari dengan jadwal panen Maret-Juni.

    Kenyataannya, musim tanam pertama bergeser 1-2 bulan pada Desember, sehingga April-Mei petani di Jatim baru memasuki puncak musim panen. Akibatnya, musim tanam kedua mundur hingga Mei. “Ini sebenarnya sudah relatif terlambat. Apalagi, kalau kemaraunya panjang. Sehingga risiko kerugiannya sangat besar bagi petani. Jadi, sebaiknya sejak musim panen kedua, mereka diimbau untuk beralih ke tanaman palawija.”

    Dinas Pertanian Jatim pada Senin (27/7/2015) melaporkan estimasi lahan yang terdampak gelombang panas tahun ini mencapai 20.978 hektare, yang tersebar di Bojonegoro (10.623 ha), Tuban (2.726 ha), serta Lamongan (2.474 ha). Menurut Kepala Dinas Pertanian Jatim Wibowo Eko Putro, selain melanda lahan padi, musim kemarau 2015 di Jatim juga berimbas pada 2.092 ha areal tanam jagung dan 81 ha kedelai.

    Dia memprediksi iklim kering masih akan terjadi selama tiga bulan ke depan. Oleh karena itu, pihaknya telah mengoordinasikan Dinas Pertanian di tingkat kabupaten/kota untuk menyebark kalender tanam guna meminimalisir kerugian petani. “Diharapkan, wilayah-wilayah yang dilanda kekeringan hebat untuk tidak menanam padi dan beralih ke tanaman dengan kebutuhan air sedikit. Sementara itu, daerah-daerah dengan kecukupan air diimbau untuk membantu penyaluran agar hasil produksi tetap optimal.”



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.