KISAH TRAGIS : Sebelum Air Bah Datang, Guru Sempat Peringatkan 6 Siswa MTs Magetan

KISAH TRAGIS : Sebelum Air Bah Datang, Guru Sempat Peringatkan 6 Siswa MTs Magetan Orang tua salah satu siswa MTs Bani Ali Mursyad, Kecamatan Takeran, Magetan, menangis histeris di depan UGD RSU Dungus, Kabupaten Madiun, Senin (10/4/2017) malam. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Kisah tragis, guru pendamping outbound MTs Bani Ali Mursyad Magetan sempat memperingatkan siswa yang main di Sungai Grape.

    Madiunpos.com, MADIUN -- Guru pendamping outbound siswa kelas VII dan VIII MTs Bani Ali Mursyad, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Mohammas Antoni Rasyid, menceritakan kronologi peristiwa hanyutnya enam siswa di Sungai Grape, Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Senin (10/4/2017) siang.

    Guru yang juga mendampingi 128 siswa untuk kegiatan outbound tersebut menceritakan outbound itu sudah direncanakan jauh-jauh hari oleh siswa kelas VII dan VIII MTs tersebut. Outbound di Monumen Kresek dan sungai Grape di Kabupaten Madiun ini sebagai kegiatan refreshing siswa.

    "Kami memang merencanakan kegiatan outbound di Madiun. Itu usulan dari siswa sendiri yang meminta di Monumen Kresek dan Grape," jelas dia kepada Madiunpos.com di RSU Paru Dungus, Kabupaten Madiun, Senin malam.

    Antoni menuturkan setelah mengikuti kegiatan outbound di Monumen Kresek, seluruh siswa salat berjemaah di masjid dekat lokasi outbound. Setelah itu kegiatan berlanjut di Sungai Grape untuk berwisata dan makan siang.

    Sesampainya di Sungai Grape, kata dia, seluruh siswa turun ke tempat wisata itu setelah membayar uang masuk senilai Rp2.000/orang. Kemudian seluruh siswa makan siang.

    Saat itu, Antoni mendapat peringatan dari pengelola Sungai Grape untuk mengingatkan seluruh siswa supaya tidak bermain air di sungai. Peringatan ini disampaikan lantaran kondisi sedang hujan dan dari atas juga hujan deras.

    Atas peringatan itu, kata Antoni, seluruh siswa pun diperingatkan untuk tidak masuk ke sungai. Namun, saat itu ada sekitar 20 anak termasuk beberapa siswi yang masuk ke sungai.

    "Setelah ada peringatan dari saya, tujuh anak naik ke atas. Ada 13 anak yang masih di sungai, mungkin mereka tidak mendengar peringatan saya," jelas dia.

    Tiba-tiba dari sungai bagian atas ada kiriman air bah menerjang ke lokasi yang digunakan 13 anak itu bermain. Tujuh anak berhasil menyelamatkan diri dengan berenang ke tepi sungai Grape.

    Sedangkan enam anak yang berada di sungai hanya terlihat pasrah dan berdiam diri. Dia menduga enam anak itu tidak bisa berenang sehingga hanya berdiam melihat arus air yang semakin deras.

    Melihat enam siswanya hanyut, Antoni bersama 10 orang lainnya mencoba mengejar dan menyelamatkan mereka. Namun, karena arus air yang sangat deras sehingga enam anak itu langsung hanyut.

    "Saya saat itu sempat mengejarnya di bibir sungai. Airnya sangat deras," kata dia.

    Air tersebut datang dari atas hanya berselang 15 menit dari ia memperingatkan siswanya yang berada di sungai. Ia tidak menyangka kegiatan yang bertujuan untuk menyenangkan siswa berakhir bencana seperti ini.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.