KISAH TRAGIS : Tewas Tertabrak Motor, Anak TKW Ponorogo Dimakamkan Tanpa Kehadiran Ibunda

KISAH TRAGIS : Tewas Tertabrak Motor, Anak TKW Ponorogo Dimakamkan Tanpa Kehadiran Ibunda Kondisi rumah Pujo Kastowo, tempat tinggal Dwi Miftahul Khasanah, yang meninggal dunia akibat tertabrak sepeda motor. Foto diambil Selasa (1/11/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Kisah tragis, anak TKW di Ponorogo tertabrak sepeda motor hingga tewas.

    Madiunpos.com, PONOROGO — Kematian Dwi Miftahul Khasanah, 13, siswi kelas VII SMP Maarif Ponorogo, karena kecelakaan lalu lintas beberapa waktu lalu menyingkap kehidupan tragis keluarga gadis itu.

    Kematian gadis yang sering disapa Mifta itu dalam sepekan terakhir menjadi viral di media sosial.

    Miftah bersama Ayahnya, Pujo Kastowo, 46, dan adiknya, Jovi Muhammad Zamnas, 10, tinggal di rumah yang sangat sederhana di RT 001/RW 002, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Babadan, Ponorogo. Rumah yang dihuni keluarga itu, berukuran 5 meter x 7 meter berdinding anyaman bambu.

    Ibunda Mifta, Samini Indrawati, sudah bertahun-tahun bekerja di Malaysia. Tetapi, Samini Indrawati tidak pernah ada kabar dan pula tidak pernah mengirim uang kepada keluarga di kampung halaman.

    Saat kematian Mifta pun, Samini tidak hadir melepas kepergian anak pertamanya itu ke peristirahatan terakhirnya.

    Mifta mengalami kecelakaan lalu lintas pada Selasa (25/10/2016) sekitar pukul 15.00 WIB, di Jl. Niken Gandini, Kelurahan Singosari, Kecamatan Jenangan, Ponorogo. Saat itu, Mifta dalam perjalanan pulang dari sekolah.

    Sampai di lokasi kejadian, Mifta yang mengendarai sepeda kayuh hendak menyeberang. Di tengah jalan, dia ditabrak sepeda motor yang melaju dengan kecepatan tinggi. Sepeda motor itu dikendarai Feridyawan, siswa kelas XI SMK PGRI II.

    Mifta yang tergeletak tidak sadarkan diri langsung dilarikan ke Rumah Sakit Aisyiyah, Ponorogo. Kondisi Mifta saat itu sangat kritis dan pihak rumah sakit tidak memiliki alat yang memadai.

    Akhirnya Mifta dirujuk ke RSUD Madiun. Namun, saat hendak dioperasi, Mifta sudah tidak bernapas dan dinyatakan meninggal dunia. Keluarga memakamkan jenazah Mifta di permakaman umum setempat.

    Ketua Tim Donasi Mifta, Anam Ardiansyah, mengatakan saat Mifta kecelakaan, ada netizen yang mengunggah fotonya dan memperlihatkan kondisi keluarga gadis tersebut. Unggahan foto itu pun menjadi viral dan banyak netizen yang ingin berdonasi kepada keluarga tidak mampu itu.

    Selanjutnya, kata Anam, sejumlah pengelola grup Facebook dan komunitas berkumpul dan membentuk kepanitiaan guna menampung donasi untuk Mifta. “Tanggapan dari netizen luar biasa, mereka antusias untuk mendonasikan uang kepada keluarga Mifta,” jelas dia kepada wartawan saat melakukan bedah rumah keluarga Mifta, Selasa (1/11/2016).

    Anam menuturkan sejak donasi dibuka sepekan lalu dan secara resmi ditutup pada Senin (31/10/2016) pukul 22.00 WIB, jumlah uang yang terkumpul mencapai Rp650,121 juta.

    Uang donasi langsung yang diberikan ke keluarga Mifta sekitar Rp367 juta, donasi via rekening atas nama Pujo Kastowo senilai Rp164 juta, klaim asuransi Jasa Raharja senilai Rp25 juta, ICWP senilai Rp63 juta, Rumah Duafa Ponorogo senilai Rp26,5 juta, dan PSF Ponorogo senilai Rp3 juta.

    “Penutupan rekening donasi Mifta ini atas permintaan ayahnya Mifta, Pujo, karena dianggap sudah banyak dan masih banyak Mifta-Mifta lain yang perlu dibantu,” jelas dia.

    Dengan penutupan donasi Mifta ini, dia berharap tidak akan ada lagi tim atau komunitas yang mengatasnamakan donasi Mifta untuk melakukan pengumpulan dana. Namun, bagi warga yang hendak mendonasikan uang bisa secara langsung ke rekening Pujo.

    “Uang donasi tersebut langsung diberikan ke Pujo. Nantinya sebagian uang itu untuk pembangunan rumah dan disumbangkan ke tempat mengaji Mifta,” terang dia.



    Editor : Suharsih

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.