Messi dan Barcelona Ribut Soal Kontrak, Pengacara Olahraga Ini Beri Analisis Hasil Akhirnya

Messi dan Barcelona dikabarkan ribut soal kontrak pemain, lebih spesifik lagi soal klausul bebas pergi di musim terakhir.

Messi dan Barcelona Ribut Soal Kontrak, Pengacara Olahraga Ini Beri Analisis Hasil Akhirnya Gambar Lionel Messi berseragam Manchester City banyak beredar di media sosial. (Twitter/@433)

    Madiunpos.com, BARCELONA -- Kabar keinginan Lionel Messi untuk hengkang dari Barcelona menjadi topik utama berita sepak bola sejak klub asal Catalan itu dihabisi Bayern Munich 8-2 di perempat final Liga Champions musim ini.

    Sejumlah klub santer dikabarkan bakal jadi pelabuhan berikutnya sang juru selamat, Messiah. Inter Milan dan Manchester City adalah dua klub yang paling banyak disebut.

    Isunya kini berkembang pada polemik klausul free transfer dalam kontrak Messi yang berakhir 2021. Kubu Messi meyakini pihaknya bisa meninggalkan Barcelona dengan status bebas transfer setahun sebelum kontrak habis, sesuai klausul yang ada di kontrak. Namun, kubu Barcelona menilai klausul itu sudah hangus pada Juli 2020 lalu. Keduanya ngotot sama-sama yang paling benar.

    Ronald Koeman Datang, Messi “Dipaksa” Bertahan

    Sebuah analisis dilontarkan salah seorang pengacara olahraga top mengenai kasus ini. Namanya Nick de Marco. Ia menyebut La Pulga, sebutan Messi, terancam sanksi FIFA jika ngotot meninggalkan Barca tahun ini. Kecuali ada klub yang mau menebus klausul pelepasan Messi senilai 700 juta euro atau sekitar Rp12 triliun dengan kurs saat ini.

    Aturan FIFA

    Menurut Nick De Marco, sengketa terjadi ketika Barcelona merasa bisa menahannya sampai kontraknya berakhir pada 2021. Namun, Messi juga merasa punya klausul untuk bisa pergi kapan saja di tiap akhir musim.

    Barcelona beranggapan klausul Messi bisa pergi kapan saja sudah hangus sejak 10 Juni lalu. Sebab kompetisi nyatanya masih bergulir sampai Agustus karena sempat tertunda pandemi corona. Sehingga jika ingin hengkang, Messi harus menunggu sampai 2021 atau menebus klausul rilisnya.

    "Jika itu berakhir di mana saja, kemungkinan besar akan berada di Kamar Penyelesaian Sengketa FIFA. Karena Messi orang Argentina, aturan FIFA akan berlaku, dan FIFA punya seperangkat hukum dan aturannya sendiri," kata De Marco, di Sky Sports yang dikutip detik.com.

    "Jadi, tidak mungkin menggunakan hukum Spanyol, hukum Inggris, atau hukum Swiss. Tetapi aturan FIFA yang berlaku, dan mereka memiliki komisi yang dapat menentukan hal-hal seperti ini."

    Messi Siap Ucapkan Sayonara Kepada Barcelona

    "Pada akhirnya, salah satu pihak kemudian dapat mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga. Begitulah biasanya masalah seperti ini ditangani. Satu kemungkinan, dan itu pasti bukan satu yang saya sarankan kepada siapa pun, adalah seorang pemain hanya bisa keluar dan berkata 'Saya berhak untuk keluar, jadi saya keluar'," jelasnya.

    Risiko Digugat

    Namun, hal itu masih berisiko, jika pemain yang sudah diperbolehkan FIFA untuk pergi digugat balik oleh klubnya dan klubnya tersebut menang. Sebab, sang pemain bisa saja kena hukuman berupa mengganti rugi dan menjadi dilarang pergi oleh FIFA, plus klub barunya bisa kena embargo transfer.

    "Ini adalah strategi berisiko tinggi, kecuali Anda yakin bahwa pemain itu benar, itu bukan risiko yang akan diambil orang. Anda harus membaca kontrak secara keseluruhan," jelasnya.

    "Meskipun itu terkait tanggal, dan tanggal hanyalah tanggal, tapi jika terkait dengan ketentuan lain yang menunjukkan apa yang sebenarnya dimaksud oleh pertandingan adalah akhir musim, maka masih ada argumen bahwa ini adalah akhir musim."

    Barcelona Dibuat Ambyar Bayern Munich, Pique Siap Jadi Tumbal

    "Ada argumen hukum di kedua sisi, tetapi menurut pengalaman saya, dalam 95% dari jenis kasus ini akan berakhir dengan solusi komersial."

    "Hal terakhir yang diinginkan Barcelona adalah pemain tidak berkomitmen penuh dan menarik gajinya. Ini tidak hanya buruk baginya [Messi], tapi juga buruk untuk seluruh tim di ruang ganti. Hal terakhir yang diinginkan pemain seperti Messi hanya duduk di sana dan menerima uang tanpa bermain. Untuk pemain dengan perawakannya, dan jenius, dia ingin sukses. Jadi ada kepentingan kedua belah pihak untuk menyelesaikannya dan berkompromi dengan masuk akal," jelasnya.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.