Monumen Kresek Geser Perkampungan Kuno di Madiun

Monumen Kresek yang ada di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, menyimpan potongan sejarah kelam bangsa Indonesia.

Monumen Kresek Geser Perkampungan Kuno di Madiun Seorang pengunjung memotret daftar nama korban keganasan PKI tahun 1948 di Monumen Kresek, Kabupaten Madiun, Kamis (1/10/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Monumen Kresek yang ada di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, menyimpan potongan sejarah kelam bangsa Indonesia. Di tempat tersebut, pada tahun 1948 menjadi tempat eksekusi sejumlah tokoh masyarakat, ulama, polisi, dan tentara.

    Namun, siapa sangka lahan yang sekarang menjadi lokasi Monumen Kresek itu dahulunya merupakan perkampungan. Kemudian lahan itu digunakan untuk membangun monumen dan akhirnya penduduk yang tinggal di lahan itu dipindah.

    Pengelola Monumen Kresek, Dwi Atmanto, menceritakan sebelumnya kawasan yang kini menjadi lokasi Monumen Kresek adalah perkampungan warga. Ada sekitar 24 keluarga yang tinggal di kampung ini.

    “Karena lokasi tersebut mau digunakan untuk pembangunan Monumen Kresek, sehingga warga di lokasi itu dipindah. Mereka dipindah di lokasi sekitar sini,” katanya saat berbincang dengan Madiunpos.com di lokasi Monumen Kresek, Kamis (1/10/2020).

    Atmanto menceritakan pasukan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dipimpin Musso Manowar masuk ke Desa Kresek dengan membawa banyak tawanan. Anggota PKI ini lari ke Desa Kresek ini setelah dipukul mundur oleh pasukan Divisi Siliwangi.

    Tawanan yang dibawa PKI ini kemudian dimasukkan ke dalam perkampungan warga di Desa Kresek. Mereka menggunakan rumah-rumah warga sebagai tempat eksekusi para tawanan.

    Setelah dieksekusi, jenazah para tawanan itu dibiarkan tergeletak di luar dan dalam rumah. Setelah melakukan eksekusi itu, pasukan PKI ini kemudian lari ke arah timur ke wilayah Ponorogo. Pemimpin PKI, Musso, tertangkap di wilayah Ponorogo.

    Saat PKI melakukan eksekusi itu, ada salah satu tawanan yang berhasil selamat. Tawanan itu adalah Suyut, Kepala SPGN Madiun.

    “Ada satu tawanan yang berhasil selamat, Suyut. Setelah mengeksekusi itu, pasukan PKI langsung pergi ke arah Ponorogo. Tawanan yang selamat ini kemudian berhasil melarikan diri dan minta tolong ke warga. Kepada warga, Suyut ini menceritakan apa yang dilihat,” terangnya.

    Setelah pasukan PKI pergi ke arah Ponorogo, warga desa bersama pasukan Siliwangi mengevakuasi jenazah korban pembantaian. Kemudian jenazah tersebut dibawa untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Madiun.

    Ada beberapa tokoh yang dieksekusi dan teridentifikasi identitasnya. Seperti Letkol Wiyono, Sumarto (guru sekolah pertanian Madiun), hingga seorang wartawan bernama Supardi. Total ada 17 orang.

    “Untuk jumlahnya sebenarnya lebih dari itu. Tetapi yang teridentifikasi baru itu,” kata dia.

    Di Monumen Kresek ini ada beberapa monumen dan relief yang menggambarkan kekejaman PKI di Madiun. Seperti patung pentolan PKI, Musso, yang membawa golok untuk memenggal seorang tokoh agama. Selain itu ada relief yang menceritakan pembantaian di Madiun.

    “Ada juga patung lima anak-anak. Itu untuk menggambarkan supaya generasi masa depan tidak melupakan sejarah dan tidak terjadi peristiwa seperti itu lagi,” kata warga Desa Kresek ini.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.