Pesanan  Membeludak, Perajin Tas Anyaman Plastik di Madiun Mengaku Kewalahan

Tas anyaman plastik yang dibikin sekelompok ibu-ibu di Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, laris manis.

Pesanan  Membeludak, Perajin Tas Anyaman Plastik di Madiun Mengaku Kewalahan Ibu-ibu dari Rumah Anyam Krisajo, Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, menganyam plastik untuk dijadikan tas, Sabtu (4/9/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Tas anyaman plastik yang dibikin sekelompok ibu-ibu di Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, laris manis. Bahkan, mereka mengaku sampai kewalahan dalam memproduksi tas anyaman tersebut.

    Ketua Rumah Anyam Krisajo, Siti Maunah, 56, mengatakan pesanan yang paling banyak adalah tas jinjing kecil. Biasanya tas ini digunakan untuk hantaran makanan dan hajatan. Sekali pesan biasanya antara puluhan hingga ratusan tas.

    “Selalu ada pesanan. Ini masih ada pesanan yang belum dibuatkan. Masih antre,” kata Siti, Sabtu (4/9/2021).

    Mantap! Ibu-Ibu di Madiun Bikin Tas Anyaman Plastik, Tembus Pasar Ekspor

    Dia menuturkan para ibu-ibu ini kewalahan karena tas anyaman tersebut memang dibikin dengan cara manual. Selain itu, kegiatan produktif ini memang hanya dikerjakan di sela waktu luang mengurus kebutuhan rumah tangga.

    “Mereka kan juga harus mengurus rumah. Merawat anak. Jadi biasanya membuat tas anyaman ini ya di sela-sela itu,” ujarnya.

    Salah satu perajin tas anyaman plastik itu, Ernawati, mengatakan sehari terkadang hanya bisa bikin lima tas saja. Pembuatan tas anyaman ini memang dilakoni di sela-sela mengurus rumah.

    Dia menuturkan biasanya bahan-bahan yang telah disiapkan akan dibawa ke rumah. Proses menganyam pun di rumah.

    Ekspor Empon-Empon, Warga Madiun Raih Omzet Rp250 Juta Sekali Kirim

    “Jadi, memang harus bisa membagi waktu. Antara untuk mengurus rumah dan membuat tas anyaman ini. Karena pesanan selalu ada,” kata dia.

    Meski harus ketat terhadap waktu, Erna mengaku senang bisa ikut berpartisipasi dalam kelompok ini. Dari kegiatan itu, dia pun bisa mendapatkan uang dari kegiatan tersebut. Meskipun nilainya tidak begitu banyak. Untuk upah per tas seharga Rp5.000, setiap pengrajin akan mendapatkan Rp1.500.

    “Ya lumayan lah, bisa untuk tambah-tambah beli lauk dan sayur,” jelas Erna.

    Siti Maunah beserta ibu-ibu lainnya berharap rumah kerajinan tas anyaman plastik ini bisa berkembang dan bisa menjadi sumber penghasilan. Untuk itu, mereka bertekad terus berinovasi dengan kreativitas mereka.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.