Rambut Rontok Jadi Gejala Covid-19? Ini Penjelasannya
Rambut rontok dilaporkan bisa jadi gejala baru terpapar Covid-19.
Madiunpos.com, MADIUN – Rambut rontok dilaporkan bisa jadi gejala baru terpapar Covid-19. Hal ini menambah daftar indikasi gejala virus corona seperti mengalami demam, batuk, hingga kehilangan indra penciuman.
Berdasarkan survei yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menemukan adanya gejala yang persisten pada pasien Covid-19. Adapun gejala-gejala baru yang diidentifikasi oleh mereka adalah nyeri saraf yang parah, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, penglihatan kabur, dan kerontokan rambut.
"Ditambah dengan gejala yang diidentifikasi CDC berupa demam atau meriang, batuk, sesak napas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala. Kehilangan indera pengecap dan penciuman, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah. Dan diare yang mungkin muncul antara 2-14 hari setelah terpapar virus," kata profesor peneliti di Indiana University School of Medicine, Natalie Lambert, dalam sebuah pernyataan tertulis, seperti dilansir liputan6.com, Jumat (7/8/2020).
Jadi Bandar Sabu, 2 Oknum Polisi Ditangkap di Surabaya
Dari sekian banyak gejala yang ditimbulkan dilaporkan menimbulkan rasa sakit. Namun, sepertiga sisanya mengalami gejala yang berbeda, yaitu mengalami rambut rontok.
Seperti salah satu anggota kelompok yang mengatakan bahwa dia mengidap Covid-19 pada awal april dan memperkirakan telah kehilangan rambutnya sebanyak 75 persen. Ia pun berencana untuk menggunakan wig.
"Wajah saya sudah terlihat lebih tua sejak tertular virus tetapi saya masih ulet. Aku tidak yakin apakah rambutku akan kembali sama," tulis dia.
Dipicu Stres
Dermatolog yang meneliti Covid-19, Esther Freeman mengatakan ia dan timnya juga melihat peningkatan jumlah kasus rambut rontok pada pasien Covid-19. Adapun penjelasan ilmiah terkait gejala rambut rontok menjelaskan bahwa kondisi seperti ini bisa berkaitan dengan telogen effluvium.
Telogen effluvium sendiri adalah kondisi yang menyebabkan orang mengalami penyakit stres atau peristiwa kehidupan lainnya yang berujung pada kerontokan rambut.
Gaji Ke-13 PNS Cair 10 Agustus, Ini Dia Nominalnya
Menurut Esther, telogen effluvium biasanya dimulai setelah tiga bulan peristiwa yang membuat stress itu terjadi. Hal itu bertepatan dengan saat ini, di mana tiga bulan sudah berlalu dari puncaknya pandemi.
"Sampai ada lebih banyak penelitian yang membantu kita memahami mengapa gejala jangka panjang ini terjadi dan bagaimana cara mengobatinya. Ribuan penderita Covid-19 jangka panjang akan terus menderita di rumah, baik dari gejala yang menyakitkan hingga ketidakpastian mereka untuk sehat kembali," tutur dia.
Editor : Cahyadi Kurniawan
Baca Juga
- Waduh, 3 Siswa di Madiun Diketahui Positif Covid-19 saat Skrining PTM
- Pria di Jombang Bunuh Diri karena Depresi Istrinya Meninggal Covid-19
- PPKM Level 4 Diperpanjang hingga 2 Agustus 2021
- Pemprov Jatim Sediakan Oksigen Medis Bagi Pasien Covid-19 yang Isoman
- Jelang Iduladha, Polisi Sekat dan Tutup 350 Titik Jalan di Jawa Timur
- Pastikan Oksigen Medis Aman, Wagub Jatim Kunjungi Pazam Lanud Iswahjudi
- Polisi Tangkap Spekulan Obat dan Suplemen Covid-19 di Surabaya
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.