Rayakan Hari Jadi Ke-275, Begini Sejarah Nama Pacitan Berawal

Kabupaten Pacitan yang baru saja merayakan hari jadi ke-275 memiliki sejarah di balik namanya.

Rayakan Hari Jadi Ke-275, Begini Sejarah Nama Pacitan Berawal Pantai menjadi potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Pacitan. (Instagram/Pacitanku)

    Madiunpos.com, PACITAN – Kabupaten Pacitan memperingati hari jadinya yang ke-275 pada Rabu (19/2/2020). Kabupaten ini memiliki sebutan Kota Seribu Gua karena kekayaan alamnya yang melimpah berupa gua-gua dan pantai-pantai yang indah.

    Selain itu, Pacitan juga kaya akan sejarah. Berbicara soal sejarah, banyak orang yang tidak tahu dari mana asal nama kabupaten kelahiran Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.

    Melansir dari pacitanku.com, nama Pacitan berasal dari bahasa Jawa, Pacewetan. Pace dan Wetan. Pace adalah salah satu nama buah yaitu mengkudu. Sedangkan wetan berarti arah angin timur.

    Plaza Lawu di Kota Madiun Dulunya Kepunyaan Wanita Belanda

    Pendapat ini berasal dari legenda yang bersumber pada peristiwa perang Mengkubumen atau Perang Palihan Nagari (1746-1755 M). Perang ini terjadi di Pacitan saat Pangeran Mangkubumi dari Keraton Surakarta Hadiningrat dalam peperangannya itu sampai ke wilayah pesisir selatan di Pacitan.

    Saat itu sedang terjadi perang gerilya pada 1747-1749 melawan VOC Belanda. Sayangnya, Pangeran Mangkubumi mengalami kekalahan. Beliau beserta 12 orang pengikutnya mundur ke arah selatan sambil mencari dukungan untuk membantu perjuangan perang tersebut.

    Pangeran Mangkubumi beserta pasukan yang tersisa melarikan diri ke dalam hutan dengan kondisi tubuh lelah, lemah dan lesu karena perbekalan yang mereka bawa habis. Namun pada akhirnya kekuatan Pangeran Mangkubumi menjadi pulih berkat pertolongan abdinya yang bernama Setraketipa.

    Warga Dua Desa di Ponorogo Ini Tak Mau Bertemu Gara-Gara Mitos

    Setraketipa memberikan minuman terbuat dari pace yang telah direndam dengan gula kelapa. Seketika itu juga kekuatan Pangeran Mangkubumi pulih.

    Daerah itu kemudian diingat dengan nama pace sapengetan dan dalam pembicaraan keseharian sering disingkat dengan pace-tan lalu menjadilah nama sebuah kabupaten Pacitan .

    Di dalam referensi lain juga disebutkan bahwa kata Pacitan berarti camilan, yaitu berupa makanan ringan atau makanan kecil yang tidak sampai mengenyangkan perut. Fakta ini menjadi alasan cukup logis mengingat Pacitan merupakan daerah minus. Warganya pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

    SBY Saja Melipir, Mitos Kediri Angker Bagi Penguasa Ternyata Ada

    Dalam Babad Momana Sultan Agung (1613-1645) juga sudah dikisahkan mengenai kondisi Pacitan yang daerahnya serbaminus. Potensi penghasilan daratnya, dari pertanian dan perkebunan, sedikit.

    Pemaknaan nama yang menggambarkan kelemahan Pacitan sebagai daerah minus tersebut bukan berarti meninggalkan kesan Pacitan adalah daerah minus-potensi. Di balik kelemahan itu ada kelebihan lain yang membuat kabupaten di pesisir selatan Jawa ini menonjol, yakni kondisi alamnya yang indah.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.