Angka Kematian Tinggi, Wali Kota Madiun Heran Masih Ada Pasien Covid-19 yang Tak Mau Dirawat

Kota Madiun saat ini masih menerapkan PPKM Level 4 karena angka kematian tinggi.

Angka Kematian Tinggi, Wali Kota Madiun Heran Masih Ada Pasien Covid-19 yang Tak Mau Dirawat Wali Kota Madiun, Maidi, saat diwawancara wartawan seusai menjemput warga isoman ke ruang isolasi terpadu di Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Senin (23/8/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Kota Madiun saat ini masih menerapkan PPKM Level 4. Kenaikan angka positif dan angka kematian Covid-19 menjadi salah satu penyebab Kota Madiun tidak kunjung turun level.

    Data menunjukkan bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit dan rumah sakit lapangan (RSL) Covid-19 di Kota Madiun menunjukkan angka penurunan yang cukup signifikan. Per Selasa (31/8/2021), sebanyak 81 orang dirawat di rumah sakit dan 118 orang dirawat di isolasi terpadu RSL. Sedangkan warga yang sedang menjalani isolasi mandiri tidak ada.

    Namun, ternyata data penurunan BOR rumah sakit itu tidak beriringan dengan angka kematian pasien Covid-19. Hampir setiap hari ada warga Kota Madiun yang meninggal karena terpapar virus corona. Pada Selasa, kasus kematian ada dua orang. Sehari sebelumnya ada tiga orang yang meninggal karena Covid-19.

    Melihat kondisi itu, Wali Kota Madiun Maidi menegaskan masih tingginya angka kematian pasien Covid-19 berarti masyarakat banyak yang sakit. Tetapi, tidak mau dirawat di rumah sakit.

    Dia mengakui  saat ini masih ada sebagian warga yang menolak untuk dites Covid-19, padahal kondisinya sudah memperihatinkan. Maidi mengaku heran dengan warga yang sakit tetapi enggan dirawat di rumah sakit lapangan. Pemkot telah menyiapkan segala kebutuhan dan fasilitas di ruang isolasi terpadu.

    “Saya itu heran. Kenapa to tetap ingin dirawat di rumah. Padahal di isoter sudah disediakan obat gratis, tidur gratis, makan gratis. Biaya sudah disiapkan semua. Saya heran lo, kok tidak pada mau,” jelas dia, Selasa.

    Maidi bercerita dalam beberapa kasus menemui sendiri ada warga yang enggan dites Covid-19, padahal kondisinya sakit.

    “Saat hendak dites, bilangnya sehat,” kata wali kota.

    Tetapi, saat kondisinya semakin parah dan kemudian pergi ke rumah sakit. Saat diperiksa ternyata thorax-nya sudah putih semua. Setelah dibantu oksigen tidak bisa. Tensi dan saturasinya kemudian drop. Hingga akhirnya meninggal dunia.

    “Kalau sakit segera periksa! Covid bukan aib. Perawatan juga gratis semua,” kata Maidi.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.