Bantu Pasarkan Produk UMKM, Pemuda di Madiun Bikin Marketplace Sendiri

Pemuda-pemuda di Madiun merintis perusahaan startup di bidang marketplace di tengah pandemi Covid-19.

Bantu Pasarkan Produk UMKM, Pemuda di Madiun Bikin Marketplace Sendiri Tampilan website Rekom Indonesia, Sabtu (7/11/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Pandemi Covid-19 yang telah terjadi di Indonesia selama delapan bulan lebih membuat berbagai usaha gulung tikar. Namun, dalam situasi yang serba sulit di masa pandemi ini ternyata ada usaha justru berkembang.

    Seperti usaha yang dijalankan oleh sekelompok pemuda di Madiun ini. Pemuda-pemuda Madiun yang melek teknologi ini mulai merintis perusahaan startup di bidang marketplace. Mereka menamakan perusahaan startup tersebut dengan Rekom Indonesia.

    Marketplace ini menyediakan ruang yang luas bagi para pelaku UMKM di Kota Madiun dan Kabupaten Madiun. Pemuda-pemuda ini menginginkan produk UMKM di daerahnya bisa naik kelas dan menciptakan pasar seluas-luasnya di dunia digital.

    Founder Rekom Indonesia, Fauzi Ghozali, 24, menceritakan awal berdirinya marketplace yang fokus menyediakan ruang bagi pelaku UMKM ini. Embrio berdirinya Rekom ini muncul dari obrolan empat pemuda dari Madiun, yaitu Fauzi Ghozali, Dejan Putra Arya, Ariessaga Ardhya Vinantha, dan Yunus.

    Terbatas! Guru dan Nakes di Madiun Bisa Dapat Voucher Tiket KA Gratis, Ini Caranya

    Empat pemuda ini merasa resah karena sebenarnya produk-produk UMKM dari Madiun layak dijual secara luas. Tetapi, karena tidak memiliki akses pasar yang luas menyebabkan pemasaran produk mereka kurang maksimal.

    Terlebih saat pandemi Covid-19 mulai terjadi di Indonesia pada awal tahun ini. Banyak UMKM yang gulung tikar karena kondisi ekonomi tidak menentu.

    Selain ingin membantu pemasaran para pelaku UMKM, mereka juga ingin membantu para pelaku UMKM supaya bisa memperbaiki pengemasan produknya. Supaya lebih menarik perhatian pembeli.

    Beranda Instagram Rekom Indonesia. (istimewa)

    Atas dasar pemikiran yang sama, keempat pemuda itu kemudian membuat aplikasi marketplace bernama Rekom Indonesia. Aplikasi tersebut diluncurkan pada tanggal 15 April 2020.

    “Sebenarnya Rekom Indonesia sudah ada akhir 2019. Tetapi saat itu belum memiliki aplikasi. Masih berbasis website. Memang belum dioptimasi. Saat terjadi pandemi, baru diluncurkan aplikasinya dan dioptimalkan,” kata Fauzi saat berbincang dengan Madiunpos.com, Jumat (6/11/2020) malam.

    Pada awal diluncurkan, hanya ada beberapa mitra UMKM yang bergabung. Mereka memanfaatkan Rekom ini untuk memasarkan produknya.

    Lambat laun, jumlah UMKM yang bermitra dengan Rekom pun bertambah. Saat ini lebih dari 250 pelaku UMKM yang bermitra dengan marektplace bikinan pemuda Madiun.

    Pulang dari Malang, Satu Keluarga di Ponorogo Positif Covid-19

    UMKM yang bermitra ini terdiri dari berbagai macam produk, ada yang makanan dan minuman, kerajinan, fashion, oleh-oleh, dan lainnya.

    Untuk menjadi mitra Rekom Indonesia, pelaku UMKM memang harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Seperti mitra berdomisili di wilayah Kota Madiun maupun Kabupaten Madiun, harus memproduksi sendiri, menyediakan produk setiap hari, menyediakan nomor handphone aktid dan tersambung pada aplikasi WhatsApp, dan mitra yang sudah bergabung wajib menampilkan profil Rekom pada bio Instagram Mitra (Mitra of Rekomindonesia).

    Marketplace Rekom Indonesia ini sebagai wadah untuk menjualkan produk-produk UMKM. Jadi, UMKM hanya menampilkan foto-foto produknya di aplikasi yang telah disediakan. Sedangkan untuk transaksi akan diurusi pihak Rekom.

    “Kami menginginkan supaya pelaku UMKM itu hanya fokus pada produksi produk. Sedangkan marketing biar kami yang urus,” ujar alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.

    Untuk pemesanan lewat Rekom, yaitu user pesan produk UMKM yang diinginkan-admin menerima notifikasi-admin konfirmasi pesanan-user konfirmasi pesanan-admin menghubungi mitra-mitra menyiapkan pesanan-driver mengambil dan membayar pesanan-driver mengantar pesanan-user menerima dan konfirmasi pesanan-user membayar pesanan ke driver.

    Untuk setiap kali transaksi, Rekom hanya mengambil keuntungan Rp1.000. Sedangkan untuk biaya driver yaitu flat, jauh dekat hanya Rp4.000 per transaksi.

    Pengelola Rekom Bertambah

    Tercatat jumlah transaksi selama ini mencapai 1.700 dengan beragam produk. Omzet per bulan rata-rata mencapai Rp7 juta. Dengan nilai transaksi segitu, Fauzi mengaku itu sudah menjadi lompatan yang cukup bagus bagi startup.

    Tidak hanya jumlah mitra saja yang bertambah, tetapi jumlah pengelola Rekom juga bertambah. Dari empat orang, saat ini menjadi sembilan orang. Masing-masing memiliki skil yang berbeda-beda.

    Diundang ke Ponorogo, Ganjar Pranowo Bagi Tips Bantu UMKM saat Pandemi Covid-19

    “Saat ini di Rekom ada empat divisi, yaitu teknologi, operasional, marketing, dan kreatif,” kata warga Jl. Serayu Kota Madiun ini.

    Fauzi menuturkan Rekom Indonesia ini dibesarkan bersama-sama. Modal untuk menggerakkan stratup ini merupakan iuran dari seluruh pengelola. Masing-masing harus iuran Rp500.000 per bulan. Uang iuran itu digunakan untuk menggerakkan keuangan Rekom.

    “Saat ini, kami memiliki dua driver untuk mengantarkan barang ke user. Dua driver ini kita gaji. Sedangkan sembilan orang yang masuk tim Rekom, tidak digaji. Malah harus iuran,” kata dia.

    Menurutnya, sistem iuran seperti itu lazim dilakukan oleh pendiri startup yang baru dirintis. Saat ini operasional Rekom sudah menghabiskan dana sekitar Rp40 juta.

    Untuk ruang kerja, lanjut Fauzi, Rekom saat ini masih numpang di co-working space East Java Super Corridor (EJSC) Bakorwil Madiun. Di lokasi tersebut, para tim Rekom menggerakkan roda marketplace.

    Polisi Buru Penyebar Pertama Video Seks “Mirip Gisel”

    Salah satu tim Rekom Indonesia, Ariessaga Ardhya Vinantha, 23, mengatakan Rekom ini menjadi marketplace yang akan mengangkat kelas UMKM di wilayah Madiun. Segementasi pasar yang menjadi target yaitu dari usia 18 tahun sampai 35 tahun. Mereka merupakan pengguna aktif gadget.

    Pemuda yang juga menjadi salah satu pendiri Rekom ini mengatakan telah menginvestasikan uangnya di startup ini karena yakin bahwa akan berkembang.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.