Dapat Julukan Kota Pendekar, Ini Top 3 Perguruan Pencak Silat di Madiun

Kota Madiun dijuluki Kota Pendekar karena memiliki banyak perguruan bela diri pencak silat.

Dapat Julukan Kota Pendekar, Ini Top 3 Perguruan Pencak Silat di Madiun Tugu Pendekar di Kota Madiun. (madiuntoday.id)

    Madiunpos.com, MADIUN – Apa yang terbesit di benak Anda kali pertama jika mendengar nama Kota Madiun? Sebelumnya, Madiun terkenal dengan julukan Kota Gadis. Sejak tahun 2017 Madiun menambah julukan sebagai Kota Pendekar.

    Madiun mendapat julukan Kota Pendekar bukan berarti semua warga di sana pendekar, melainkan banyak perguruan bela diri yang dapat Anda temui di sana. Seperti pencak silat, taekwondo, karate, yongmoodo, muaythai, dan lain-lain. Namun sebutan Kota Pendekar ini lebih dominan pada banyaknya perguruan pencak silat di Madiun.

    Ada sekitar 12 perguruan pencak silat yang ada di Kota Pendekar yakni Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW), Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti, Persaudaraan Setia Hati Tuhu Tekad (PSHTT), Ki Ageng Pandan Alas, IKS Pro Patria, Persaudaraan Pangastuti Tundung, Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Persinas ASAD, Merpati Putih, Pagar Nusa, dan Cempaka Putih.

    Beberapa perguruan pencak silat tersebut memiliki murid atau pengikut yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan ke mancanegara. Ada tiga perguruan pencak silat yang terbentuk dan berpusat di Madiun, penasaran apa saja? Simak ulasannya berikut ini:

    1. Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)

    Perguruan Setia Hati Terate (PSHT). (Liputan6.com)

    Dikutip dari Wikipedia, Jumat (6/3/2020) PSHT atau SH Terate didirikan pada 1922 oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo seorang pahlawan perintis kemerdekaan asal Madiun, Jawa Timur.

    PSHT sebelumnya bernama Persaudaraan Setia Hati Pemuda Sport Club (SH PSC), namun pada 1942 salah seorang murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang bernama Soeratno mengusulkan pergantian nama. Barulah pada 1948 perubahan ini disepakati saat kongres pertama di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo di Madiun, Jawa Timur.

    Saat ini PSHT memiliki tujuh juta anggota, 236 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu ada 10 komisariat di perguruan tinggi Indonesia maupun luar negeri yang tersebar di beberapa negara seperti Malaysia, Belanda, Rusia,Timor Leste, Hong Kong, Korea Selatan, Jepang, Belgia, hingga Prancis.

    2. Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW)

    Anggota PSH Winongo melakukan konvoi. (JIBI/Solopos.com)

    PSHW atau biasa disebut Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo ini berpusat di Jl. Doho No. 123, Winongo, Manguharjo, Madiun, Jawa Timur. PSHW pertama kali dibentuk pada 1917 oleh Ki Ngabehi Soerodwirjo.

    Ki Ngabehi Soerodwirjo atau lebih dikenal dengan Mbah Suro konon merupakan salah seorang prajurit tangguh yang dimiliki Pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran Diponegoro kalah dari Belanda, Mbah Suro melarikan diri ke Madiun, dan mendirikan sebuah perguruan silat sendiri.

    Baik PSHT maupun PSHW sebenarnya satu ikatan karena pendiri PSHT, Ki Hadjar Hardjo Oetomo, merupakan salah seorang murid Ki Ngabehi Soerodwirjo. Kendati demikian, masih sering terjadi perkelahian antar kedua perguruan tersebut.

    3. Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti

    Perguruan Seni Ilmu Beladiri Kung Fu IKSPI Kera Sakti. (madiuntoday.id)

    Dikutip dari berbagai sumber, Perguruan Seni Ilmu Beladiri Kung Fu IKSPI Kera Sakti merupakan kombinasi dari seni bela diri kungfu Tiongkok. Pendiri pertamanya, R. Totong Kiemdarto, mengombinasikan teknik ilmu bela diri tersebut agar mudah dipelajari.

    Berdiri pada 15 Januari 1980 di Jl. Merpati No. 45, Kelurahan Nambangan Lor, Kec Mangunharjo, Kodya Madiun. Mulanya, IKS.PI Kera Sakti bernama Ikatan Keluarga Silat Putera Indonesia (IKS.PI), namun saat perguruan mulai berkembang diberi nama tambahan Kera Sakti di belakangnya. Hal ini karena masyarakat maupun murid lebih mengenal salah satu jurus seperti kera daripada nama asli perguruannya.

    Awalnya, IKSPI Kera Sakti tidak dikenal secara luas, tetapi pada 1983 murid angkatan I dan II mulai mengembangkan ajaran perguruan di beberapa tempat, yaitu SMAN 3 Madiun, Lanuma Iswahyudi dan Dempel. Menyusul perkembangan di tempat lain, tidak hanya di wilayah eks Karesidenan Madiun tetapi hingga ke luar pulau Jawa.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.