Dosen Unair Surabaya Bikin Alat Test Covid-19 Daring

Dosen Unair Surabaya kembangkan alat tes Covid-19 daring yang berbeda dengan alat yang sudah ada.

Dosen Unair Surabaya Bikin Alat Test Covid-19 Daring Ilustrasi Vaksin corona . (Detik.com/DW News)

    Madiunpos.com, SURABAYA -- Sebuah alat tes Covid-19 berbasis dalam jaringan telah dikembangkan dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. Alat ini diklaim berbeda dengan alat yang sudah lebih dulu beredar.

    Dosen tersebut adalah Triana Kesuma Dewi. Bersama sejumlah peneliti dari Indonesia dan  tim internasional, ia mengembangkan alat tes Covid-19 itu.

    "Alat tes ini berbeda dengan alat tes yang sudah ada," ujarnya, Minggu (7/6/2020), seperti dilansir Antara.

    Siap Hadapi New Normal, Pemkot Madiun Buka Sunday Market

    Menurut dia, tes daring yang banyak tersebar tidak mengeksplorasi alasan mengapa masyarakat melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Misalnya tidak menjaga jarak fisik dari orang lain.

    Padahal, informasi semacam itu menjadi kunci dalam mendorong perubahan perilaku di masyarakat.

    "Kami membuat alat ini berdasarkan 'Reasoned Action Approach' (Fishbein & AJzen, 2010). Jadi tidak hanya melihat perilaku apa yang muncul dan tidak muncul sehingga meningkatkan risiko penularan. Tetapi juga melihat faktor apa yang memengaruhi perilaku tersebut. Sehingga memungkinkan mengidentifikasi intervensi apa yang relevan untuk meningkatkan perilaku protektif diharapkan," ucapnya.

    Update Covid-19 Madiun! Ada Tambahan 3 Orang, Total Pasien Positif Corona Menjadi 33

    Pengguna tes, kata dia, akan memperoleh perkiraan risiko sejauh mana dirinya dapat tertular atau menularkan virus corona.

    Faktor Risiko

    Perkiraan tersebut diukur dari tiga faktor risiko berdasarkan kajian ilmiah. Yaitu menjaga kebersihan tangan, menjaga jarak aman di tempat umum, serta perilaku tetap di rumah atau menghindari keramaian.

    "Kami ingin melihat perilaku-perilaku tertentu yang menjadi fokus, untuk menghitung risiko apakah mereka memiliki risiko tambahan tinggi untuk menularkan. Risiko tambahan di sini adalah hal-hal yang dapat kita kendalikan dan ubah, bukan penyakit kronis atau bawaan yang diderita," katanya.

    Update Covid-19 Ponorogo! Ada Tambahan Pasien Positif, Seorang Pedagang Pasar di Surabaya

    Kandidat doktor filsafat (PhD), Maastricht University Belanda tersebut juga mengatakan alat tes daring itu awalnya digagas oleh Gjalt-Jorn Peters dari Open University dan Sylvia Roozen dari Maastricht University Belanda.

    Kemudian, lanjut dia, data hasil tes tersebut akan dipublikasikan pada repositori open access sehingga dapat diakses oleh siapa pun.

    Alat yang dikerjakan sejak Maret 2020 tersebut telah ditranslasikan ke dalam 27 bahasa dan diluncurkan di berbagai negara di dunia.

    Tim Covid-19 Hunter Covid-19 Jatim Bergerak, 387 PDP dan OTG Terdeteksi

    Alat ini pertama kali diluncurkan di Belanda pada 7 Mei 2020, sedangkan di Indonesia masyarakat dapat mencobanya mulai 6 Juni 2020.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.