Keren! Wayang dari Limbah Kayu Produksi Pria Madiun Ini Tembus Pasar Ekspor
Wayang kayu hasil kreasi Joko itu sudah diekspor ke sejumlah negera, seperti Jepang, Singapura, Taiwan, Australia, hingga Belanda.

Madiunpos.com, MADIUN -- Limbah kayu yang biasanya berakhir menjadi bahan bakar, tetapi di tangan Joko Suwiono justru menjadi barang kreasi bernilai tinggi. Pria dari Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, itu mengubahnya menjadi kreasi wayang kayu.
Bahkan hasil kreasinya itu sudah diekspor ke sejumlah negera, seperti Jepang, Singapura, Taiwan, Australia, hingga Belanda.
Joko menceritakan bahan kreasi wayang kayunya murni terbuat dari limbah kayu. Dia mendapatkan limbah kayu jati itu dari usaha pembuatan furnitur di wilayah Madiun.
Dia menceritakan awalnya hanya iseng-iseng membuat wayang dari bahan kayu bekas boks buah sekitar tahun 2018. Kayu tersebut pun hanya minta dari salah satu warung yang ada di dekat rumahnya.
Salat Tarawih Berjamaah Boleh Dilaksanakan di Madiun, Tapi...
Dari kayu tersebut, dia bisa membuat wayang pasangan tokoh Arjuna dan Srikandi serta Rama dan Shinta. Masing-masing pasangan tokoh itu ada dua, sehingga totalnya ada delapan wayang.
“Itu saya bikin sekitar satu bulan untuk membuat delapan wayang dari bahan limbah kayu. Waktu itu, saya memang sudah mengenal orang dinas. Kemudian saya memfotonya dan mengirimkannya ke orang dinas dari Pemkab Madiun itu. Tak disangka-sangka, saya langsung diminta untuk ikut pameran dengan wayung kreasi itu,” kata dia saat ditemui Madiunpos.com di rumahnya, Senin (12/4/2021).
Dari pameran produk kerajinan tangan itu, kata Joko, ternyata hasil kreasinya itu dilirik oleh warga Indonesia yang sedang belajar di Jepang. Saat itu sepasang wayang kayunya dibawa orang tersebut ke Jepang. Sedangkan sepasang lagi dibeli oleh seorang warga Madiun.

Semangat untuk berkarya lagi semakin menggebu-gebu, karena ternyata hasil kerajinan tangannya laku dan dihargai orang lain. Terlebih, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri yang saat itu menyelenggarakan pameran tersebut memesan sejumlah wayang kayu, seperti satu set Pandawa, Punakawan, Bima, dan lainnya. Total nominalnya mencapai Rp2 juta.
“Saat itu langsung diberi uang Rp2 juta untuk bikin wayang kayu tersebut. Uangnya kemudian saya gunakan untuk modal. Buat beli kayu limbah dan alat lainnya,” ujar pria berusia 46 tahun itu.
Penggunaan limbah kayu ini, kata Joko, karena selama ini limbah kayu di tempat pembuatan furnitur hanya dijadikan bahan bakar saja. Padahal kalau dikreasikan dengan baik, limbah kayu itu bisa bernilai ekonomi tinggi.
Gara-Gara Porang, Desa di Madiun Ini Jadi Kampung Jutawan
Dia pun hanya menggunakan limbah kayu jati saja. Selain kualitas kayunya bagus, stok kayu jati di Madiun sangat banyak. Sehingga, ketika nanti mendapatkan banyak orderan bisa memenuhinya karena bahan bakunya tersedia.
Sejak mendapatkan orderan senilai Rp2 juta dari pejabat BI Kediri itu, Joko mengaku semakin optimistis terhadap usahanya ini. Lambat laun, dia mulai berani memasarkan produknya itu secara luas.
Karena dianggap unik, lanjutnya, wayang kayu itu diikutkan dalam bimbingan ekspor yang diselenggarakan Pemprov Jawa Timur. Produknya menjadi salah satu yang dipilih oleh Pemkab Madiun untuk ikut dalam bimbingan itu.
Sejak saat itu, produknya mulai banyak dilirik oleh diaspora Indonesia yang ada di sejumlah negara. Wayang kayu kreasi Joko kemudian banyak diekspor ke Thailand, Jepang, Taiwan, Singapura, hingga China.
“Pada 2019, kami ikut kurasi dan berhasil lolos dalam sebuah acara, sehingga produk wayang kayu ini diluncurkan ke Belanda dan Australia. Ini kerja sama dengan diaspora yang ada di negara tersebut,” kata suami dari Pipit Dwi Ernawati itu.
Hingga saat ini sudah ratusan produk kreasinya itu dijual ke sejumlah negara. Namun, dia menyadari belum memiliki pembeli dalam jumlah banyak di negara tujuan ekspor itu.
“Itu biasanya yang beli dari diaspora maupun delegasi Indonesia. Tapi lumayan, sekali kirim bisa belasan wayang,” ujar Joko.
Selain melayani penjualan di luar negeri itu, Joko mengaku paling banyak menjual produk wayang kayu ini di pasar dalam negeri. Untuk penjualan, dia memanfaatkan media sosial. Pembelinya tidak hanya dari wilayah Madiun saja, tetapi juga dari luar daerah bahkan luar pulau Jawa.
Untuk pembuatan satu unit wayang kayu ini, warga Rt 008/RW 004 Desa Mojorejo ini membutuhkan waktu sekitar tiga hingga empat hari. Proses pembuatan wayang kayu ini benar-benar handmade. Untuk membantu proses pembuatan wayang kayu ini, Joko kini dibantu 15 orang. Tetapi, mereka ini bekerja di rumah masing-masing, ada yang dari Madiun, Magetan, dan Ponorogo. Untuk harga wayang kayu ini beragam, dari mulai Rp400.000 hingga Rp3,5 juta.
Editor : Abdul Jalil
Baca Juga
- Berikut Ini Nama-nama Anggota Bawaslu Periode 2023-2028 di Wilayah Madiun Raya
- Inginkan Suroan & Suran Agung Tanpa Konflik, Ini Pesan Wali Kota Madiun
- Motif Pelaku Pembunuhan Perempuan Muda di Kamar Kos Madiun Terungkap
- Satu Pengendara Motor Luka Berat dalam Kecelakaan di Depan PG Kanigoro Madiun
- Diduga Korban Pembunuhan, Perempuan Muda Ditemukan Meninggal di Indekos Madiun
- Jadi Pengedar Sabu di Madiun, 2 Anggota Polisi Dituntut 4 Tahun 6 Bulan Penjara
- Gandeng Google Indonesia, Pemkot Madiun Latih Ratusan Guru Manfaatkan Chromebook
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.