Gara-Gara Porang, Desa di Madiun Ini Jadi Kampung Jutawan

Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, kini berubah menjadi kampung jutawan.

Gara-Gara Porang, Desa di Madiun Ini Jadi Kampung Jutawan Seorang petani porang dari Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, Mujiono, 56, menunjukkan umbi porang setelah dipanen, Senin (12/4/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, kini berubah menjadi kampung jutawan. Hal ini setelah sebagian besar warga desa tersebut menanam porang.

    Kepala Desa Durenan, Purnomo, mengatakan petani porang di desanya lebih dari 500 orang. Banyak warga yang beralih menjadi petani porang tiga tahun terakhir. Hal ini setelah mengetahui hasil dari bertani porang hasilnya cukup menggiyurkan.

    Dia menceritakan pada tahun 2020 lalu sebanyak 68 petani porang membangun rumah. Itu mereka lakukan pada saat pandemi Covid-19. Di saat sebagian besar orang mengalami kesulitan perekonomian karena terdampak pandemi.

    Muncikari dan Penyedia Layanan Esek-Esek Ditangkap Polisi Madiun

    “Bangun rumah itu hasil dari menjual porang. Itu hasil tahun 2020 lalu. Ini menjadi bukti bahwa perekonomian masyarakat terkerek dari aktivitas porang ini,” jelas dia saat ditemui Madiunpos.com, Senin (12/4/2021).

    Purnomo menuturkan sejak porang ini menjadi salah satu komoditas andalan, banyak warga yang beralih menanam tanaman porang. Saat ini, didata masih ada sekitar 500 hektare yang belum ditanami porang. Padahal lahan di desanya yang sudah ditanami porangbaru mencapai 350 hektare.

    Bertani porang, kata dia, memang cukup mudah. Tetapi, modalnya yang lumayan banyak karena harga bibitnya juga mahal.

    Dia menuturkan justru selama masa pandemi ini yang terdampak adalah warga perantuan. Sedangkan untuk petani porang tidak mengalami dampak yang berarti bagi perekonomian mereka.

    “Arahnya semua warga bisa menanm porang, karena porang ini menguntungkan dan sudah ada buktinya,” ujar dia.

    200 Petani Porang di Gemarang Terima Kucuran Kredit Permodalan Rp5,2 Miliar

    Purnomo mengklaim sejak porang menjadi komoditas yang menjanjikan justru berdampak pada penurunan angka kemiskinan. Pada tahun 2015, angka kemiskinan mencapai 42%, sedangkan tahun 2020 lalu angka kemiskinan tinggal 20%.

    Seorang warga Desa Durenan, Mujiono, 56, mengatakan dirinya memiliki lahan sekitar setengah hektare dengan tanaman porang sebanyak 4.900 pohon. Dari menanam porang itu, setiap tahun bisa mendapatkan hasil mencapai Rp36 juta.

    “Yang terakhir kemarin dapat Rp36 juta. Tahun-tahun sebelumnya juga segitu,” kata Mujiono.

    Dia mengaku uang hasil penjualan porang itu telah dimanfaatkan untuk membangun rumah, membeli sepeda motor, hingga membeli lahan kebun untuk mengembangkan tanaman porang.

    “Untuk kebutuhan harian, saya mengandalkan hasil panen tanaman lain, seperti jeruk, durian, petai, dan lainnya. Karena tahu bahwa porang panennya sekali dalam setahun,” jelasnya.

    Mujiono menuturkan petani porang yang sukses dengan hasil panen hingga puluhan juta rupiah tidak hanya dirinya saja. Melainkan sebagian besar warga desa yang menanam porang juga mendapatkan keuntungan serupa.

    Bahkan, kini sebagian anak muda enggan bekerja keluar daerah dan lebih memilih menjadi petani porang.

    “Seperti anak saya, baru lulus SMA, tetapi kini fokus bertani porang. Dia tidak ingin bekerja keluar daerah. Cukup diberi lahan untuk mengembangkan tanaman porang,” kata dia.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.