Kisah Ferdiana, Bekas Guru Les Yang Jadi Pengusaha Bantal Beromzet Rp10 Juta/Bulan
Ferdiana memulai bisnis bantal pensil hingga kini beromzet jutaan.
Madiunpos.com, MADIUN -- Ferdiana Timor Januita tidak menyangka keisengannya mencoba hal baru berbuah manis. Saat ini, Ferdiana sukses merintis usaha di bidang kerajinan bantal dan sajadah busa.
Bantal kreasi Ferdiana pun sudah banyak dipesan dari berbagai daerah dari Sabang sampai Merauke. Selain itu, bantal kreasinya juga sudah banyak dibeli oleh TKI di Hongkong dan Taiwan serta negara lainnya.
Ditemui Madiunpos.com di rumahnya di Jl. Tawang Sakit Gang IV No. 8 RT 004/RW 002, Kelurahan Tawangrejo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Kamis (9/4/2020) siang, Ferdiana masih sibuk menyuapi makan anaknya. Dia lantas merekap beberapa pesanan di buku tulis.
Update Covid-19 Madiun! Istri Tertular Suami, Pasien Positif Corona Jadi 3
Ibu dua anak ini kemudian menceritakan perjalanan bisnisnya yang inspiratif hingga sesukses sekarang. Sebelum bergelut di dunia kerajinan, Ferdiana merupakan guru les privat. Hari-harinya disibukkan dengan mengajar anak-anak.
"Senin sampai Minggu, saya gunakan untuk mengajar les privat," kata dia.
Perempuan berusia 30 tahun itu tiba-tiba ingin berkreasi lain. Uang tabungannya yang sudah terkumpul Rp2 juta ia gunakan untuk membeli kain rasfur (kain bulu) dan dakron. Setelah membeli kain itu, ia malah kebingungan mau digunakan apa.
Update Covid-19 Ponorogo! Tambah 1, Jadi 6 Pasien Positif Corona
Lalu terbesit ide lama Ferdiana untuk membuat bantal berbentuk hati (love). Lantaran tidak bisa menjahit. Ia pun meminta tolong tetangganya untuk bisa menjahitkan kain tersebut sesuai keinginannya.
"Setelah jadi dan sesuai keinginan. Saya pun memfotonya dan menjadikannya di status BBM [Blackberry Messenger]," ujar perempuan berhijab ini.
Tak disangka banyak temannya yang tertarik dengan bantal love dari kain bulu itu. Ia pun mulai yakin untuk menjualnya. Sepuluh bantal yang telah diproduksinya kemudian dijual saat ada kegiatan pasar tumpah setiap Minggu pagi di bunderan Serayu, Kota Madiun.
Ini Cara Mendapatkan Keringanan Pembayaran Kredit
Perluas Pasar
Ia kemudian berpikir untuk memperluas jangkauan produknya. Untuk itu, ia menyebar brosur dan membuka pesanan sesuai keinginan konsumen. Cara yang dipakainya efektif menggaet konsumen. Ini terbukti dengan semakin banyaknya konsumen yang datang untuk memesan bantal.
"Awal-awal itu aku jualnya hanya polosan. Lama kelamaan ada teman yang nyaranin kalau dikasih nama. Akhirnya aku bikin bantal yang ada namanya," jelasnya.
Ia pun memutuskan untuk memasarkan produknya lebih luas di media sosial Facebook dan Instagram. Melalui brand toko Ikitokoku, di Instagram @IKITOKOKU_UNIQUE dan Facebook IKITOKOKU MADIUN II, ia biasa mempromosikan produknya.
Ada Bakso Virus Corona Di Surabaya, Bahannya Dari Jepang
Benar saja, melalui promosi di media sosial, pasarnya semakin luas. Tidak hanya di wilayah Madiun, pembeli bantalnya banyak juga yang berasal dari luar provinsi bahkan luar Jawa.
"Pernah saya dapat pesanan itu dari Papua. Itu ongkos kirimnya juga mahal banget," kata Ferdiana.
Selain konsumen Tanah Air, ia juga kerap mendapatkan pesanan dari luar negeri. Biasanya yang membeli adalah para tenaga kerja Indonesia (TKI) di Hongkong, Taiwan, maupun negara lain.
6 Mitos Larangan Pernikahan Di Tanah Jawa
"Mereka biasanya pesannya langsung banyak. Biasanya untuk dibagi-bagikan ke teman-temannya di sana," ujarnya.
Pekerjakan Ibu-Ibu
Karena pasar semakin luas, ia pun juga menambah kapasitas produksinya. Tidak hanya bantal love, dia juga mulai membuat bantal pensil, sajadah, telapak meja dari kain bulu, tempat tisu, kasur bayi, dan lainnya. Tetapi yang paling laku adalah bantal pensil.
Banyak konsumen yang membeli bantal pensil untuk suvenir berbagai kegiatan, seperti ulang tahun dan lainnya.
Mulai Dari Mudah Malu Hingga Punya Masalah Seksual, Ini Arti Mimpi Jatuh Dari Ketinggian
Kapasitas produksi yang semakin banyak membuatnya harus merekrut karyawan untuk membantu mengerjakan semua pesanannya. Ia pun memperkerjakan dua ibu-ibu untuk membantunya.
Puluhan bantal berbagai ukuran dan jenis pun bisa dihasilkan per bulan. Dalam satu bulan, rata-rata omzet yang bisa diperoleh mencapai Rp10 juta.
"Alhamdulillah bisa bekerja di rumah sambil momong anak-anak," kata alumni Unika Widya Mandala Madiun ini.
Anak Belajar Di Rumah, Jangan Abaikan 7 Hal Ini
Untuk harga bantal yang dijualnya pun beragam mulai dari Rp35.000 sampai Rp100.000. Dan untuk sajadah kain bulu seharga Rp90.000 sampai Rp125.000.
Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy
Baca Juga
- Tambah Fasilitas Publik, Cara Karta Madiun, Ngawi, Magetan Bangun Desa di Ramadhan Heppiii
- Berikut Ini Nama-nama Anggota Bawaslu Periode 2023-2028 di Wilayah Madiun Raya
- Inginkan Suroan & Suran Agung Tanpa Konflik, Ini Pesan Wali Kota Madiun
- Motif Pelaku Pembunuhan Perempuan Muda di Kamar Kos Madiun Terungkap
- Satu Pengendara Motor Luka Berat dalam Kecelakaan di Depan PG Kanigoro Madiun
- Diduga Korban Pembunuhan, Perempuan Muda Ditemukan Meninggal di Indekos Madiun
- Jadi Pengedar Sabu di Madiun, 2 Anggota Polisi Dituntut 4 Tahun 6 Bulan Penjara
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.