Kualitas Hidup Warga Kota Madiun Terbaik Ketiga Di Jatim, Ini Yang Pertama

Warga Kota Madiun memiliki kualitas hidup terbaik ketiga setelah Surabaya dan Kota Malang.

Kualitas Hidup Warga Kota Madiun Terbaik Ketiga Di Jatim, Ini Yang Pertama Wali Kota Madiun, Maidi, menerima penghargaan SAKIP 2019 dari Kementerian PAN dam RB di Bali, Senin (27/1/2020). (Istimewa-Pemkot Madiun)

    Madiunpos.com, SURABAYA -- Warga Kota Madiun memiliki kualitas hidup terbaik ketiga di Jawa Timur. Mereka hanya kalah dari warga Kota Surabaya yang ada di peringkat pertama, dan Kota Malang di peringkat kedua.

    Kota Surabaya menjadi wilayah dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi, mencapai 82,22 poin. Sementara itu, Kabupaten Sampang menjadi daerah di Jatim dengan nilai IPM terendah yakni 61,94.

    Melansir Antara, Kepala Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Dadang Hardiwan, di Surabaya, Rabu (19/2/2020), mengatakan IPM merupakan indikator penting mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia.

    Plaza Lawu di Kota Madiun Dulunya Kepunyaan Wanita Belanda

    IPM, kata dia, menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.

    Secara umum, kata Dadang, nilai IPM Jawa Timur pada tahun 2019 naik dibanding tahun 2018, yakni dari 70,77 poin menjadi 71,50 poin pada 2019 atau tumbuh 1,03 persen.

    "IPM dibentuk tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak. IPM merupakan indikator untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu kecepatan dan status pencapaian," katanya.

    Viral Postingan Wanita Yang Siap Diperistri Siapa Saja Ternyata Hoaks

    Dadang mengatakan BPS mencatat angka detail IPM Jawa Timur dari komponen Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) pada 2019 mencapai 71,18 tahun. Kemudian Harapan Lama Sekolah (HLS) mencapai 13,16 tahun dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 7,59 tahun, sedangkan pengeluaran per kapita sebesar Rp 11.789.000.

    "Peningkatan pengeluaran per kapita yang disesuaikan ini menunjukkan bahwa kemampuan ekonomi masyarakat Jawa Timur semakin membaik. Kondisi ini sejalan dengan makroekonomi yang ditunjukkan dari angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang juga mengalami kenaikan selama periode tersebut," katanya.

    Di samping itu, harga-harga barang dan jasa khususnya kebutuhan pokok cukup terjaga inflasinya selama tahun 2019. Stabilnya inflasi tersebut menguatkan daya beli masyarakat Jawa Timur, sehingga roda ekonomi berputar cukup dinamis.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.