Negara Ini Menjadi Pemesan Pertama Bus Listrik Buatan Inka

Kota Kinshasa, Kongo, Afrika menjadi pemesan pertama bus listrik E-INOBUS produksi PT Inka.

Negara Ini Menjadi Pemesan Pertama Bus Listrik Buatan Inka Direktur Utama PT Inka, Budi Noviantoro menunjukkan bus listrik yang diberi nama E-INOBUS, Senin (19/10/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Kota Kinshasa, Kongo, Afrika menjadi pemesan pertama bus listrik E-INOBUS produksi PT Inka. Tidak tanggung-tanggung, pemerintah kota tersebut memesan bus listrik itu sebanyak 300 unit.

    Pemesanan 300 unit bus listrik produksi Inka ini merupakan salah satu kesepakatan dalam Master Framework Join Development Agreement (MFJDA) yang telah ditandatangani beberapa waktu lalu.

    Direktur Utama PT Inka, Budi Noviantoro, mengatakan Pemerintah Kota Kinshasa, Kongo menjadi pembeli pertama bus listrik buatan Inka. Bus listrik tersebut dibutuhkan karena pemerintah kota tersebut akan membangun sistem transportasi yang terintegrasi dengan kereta api.

    Mantap! Inka Produksi Bus Listrik yang Ramah Lingkungan dan Tidak Bising

    “Tidak hanya di Kinshasa saja. Beberapa kota di Kongo juga tertarik dengan bus listrik ini,” ujar dia kepada wartawan, Senin (19/10/2020).

    Tidak hanya dipasarkan di luar negeri, lanjut Budi, bus listrik E-INOBUS ini juga akan ditawarkan di dalam negeri. Salah satunya akan ditawarkan ke PT Transjakarta.

    Ini menjadi pengalaman pertama dalam pembuatan bus listrik. Untuk itu, perusahaan pelat merah ini menggandeng perusahaan asal Taiwan, Tron-E, untuk membantu dalam pembuatan bus tersebut.

    Selain itu, beberapa komponen penggerak bus seperti drive train dan baterai bus memang masih mengimpor dari Taiwan.

    Jadi Calon Tunggal di Pilkada Ngawi, Ini Strategi Ony-Antok untuk Melawan Kotak Kosong

    “Makanya kita tidak berani gegabah sendirian. Kita menggandeng perusahaan yang memiliki track record yang bagus di bidang ini,” ujar dia.

    Hemat Bahan Bakar

    Bus listrik produksi Inka diklaim lebih hemat bahan bakar sekitar 58% dibandingkan bus diesel. Dari hasil uji coba lintas dalam kota dan luar kota dengan total jarak 120 km didapatkan pemakaian rata-rata 1.4 km/kwh. Maka biaya operasional per kilometernya hanya Rp1.171/km.

    Sedangkan untuk bus diesel 3 km/liter dengan harga solar per liter Rp9.300. sehingga didapatkan biaya operasional per kilometer senilai Rp2.790.

    Sedangkan untuk pemeliharaan juga lebih efisien bus listrik dibandingkan bus diesel. Perbandingan pemeliharaan bus diesel dan bus listrik pernah disampaikan pada Maintenance Forum tahun 2018 di Serbia. Ada dua bus dijalankan sejauh 250 km per hari. Hasil perbandingan biaya pemeliharaannya yaitu bus diesel Rp6,7 juta, sedangkan bus listrik Rp3,4 juta.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.