Parapatan Luhur PSHT P-16 Diusulkan Digelar di Magetan
Pemerintah Kota Madiun memastikan kabar rencana kegiatan Parapatan Luhur (Parluh) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) kubu Parluh 2016 pimpinan M. Taufik tidak benar.
Madiunpos.com, MADIUN -- Pemerintah Kota Madiun memastikan kabar rencana kegiatan Parapatan Luhur (Parluh) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) kubu Parluh 2016 pimpinan M. Taufik tidak benar. Pemkot tidak pernah mengeluarkan izin terkait kegiatan tersebut.
Informasi mengenai kegiatan parluh kubu M. Taufik itu beredar di media sosial Facebook. Kabar itu pun langsung dibantah Pemkot Madiun.
Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi antara Forkopimda Kota Madiun bersama Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Madiun, Senin (11/10/2021).
Kapolres Madiun Kota, AKBP Dewa Putu Eka Darmawan, mengatakan kegiatan parluh tersebut tidak boleh diselenggarakan di Madiun. Dia mengusulkan parluh tersebut digelar di Kabupaten Magetan. Hal ini supaya wilayahnya kondusif.
Pemkot Madiun Tak Izinkan Parapatan Luhur PSHT Kubu Parluh-16
Dewa menegaskan bahwa keamanan dan ketertiban suatu wilayah mahal harganya. Untuk itu, pihaknya menyarankan supaya kegiatan tersebut tidak diselenggarakan di Madiun. Dia memprediksi dampak yang akan terjadi saat kegiatan tersebut benar-benar diselenggarakan di Madiun.
“Dampak ikutannya yang harus dipertimbangkan. Kita sarankan untuk digelar di Magetan,” kata dia.
Menurutnya, ketika kegiatan itu diselenggarakan di Magetan dampak terhadap keamanan dan ketertiban akan lebih kecil. Hal ini karena konsentrasi massa akan lebih kecil. Selain itu penyekatan pun akan lebih mudah dilakukan.
Wali Kota Madiun, Maidi, mengatakan sepakat ketika kegiatan parluh PSHT tersebut digelar di Magetan. Karena ketika digelar di Madiun gesekan antar pendukung dua kelompok akan semakin besar. Dia menyampaikan ada dua kubu dalam kepengurusan PSHT pusat.
Puluhan Tahun Hidup di Bong Cino Madiun, Warga Pasrah Jika Dipindah ke Rusunawa
Maidi menegaskan pemkot tidak pernah mengeluarkan izin untuk kegiatan parluh yang digelar di Padepokan Agung PSHT di Jl. Merak. Dia mengklaim kegiatan tersebut ada penolakan dari masyarakat sekitar padepokan.
Menurutnya, warga sekitar padepokan trauma karena dua tahun lalu terjadi bentrokan antar dua kelompok di sekitar Padepokan Agung Jl. Merak.
“Waktu itu saya juga ada di sana [bentrokan di padepokan]. Saya saja trauma,” jelasnya.
Dia menegaskan pemkot tidak mendukung salah satu kubu dalam kepengurusan PSHT Pusat itu. Dia justru berharap dua kubu saling bersatu dan menjadi satu kepengurusan.
“Tidak ada istilahnya dukung mendukung. Kalau menjadi satu kepengurusan, malah kita ikut meramaikan dan mendukung,” terang dia.
Editor : Abdul Jalil
Baca Juga
- Pengendara Motor Meninggal Dunia Tertimpa Pohon saat Melintas di Ring Road Madiun
- Berikut Ini Nama-nama Anggota Bawaslu Periode 2023-2028 di Wilayah Madiun Raya
- Inginkan Suroan & Suran Agung Tanpa Konflik, Ini Pesan Wali Kota Madiun
- Motif Pelaku Pembunuhan Perempuan Muda di Kamar Kos Madiun Terungkap
- Satu Pengendara Motor Luka Berat dalam Kecelakaan di Depan PG Kanigoro Madiun
- Diduga Korban Pembunuhan, Perempuan Muda Ditemukan Meninggal di Indekos Madiun
- Jadi Pengedar Sabu di Madiun, 2 Anggota Polisi Dituntut 4 Tahun 6 Bulan Penjara
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.