Pelajar Madiun Kenang Sapardi Djoko Damono Lewat Kata dan Nada
Sejumlah pelajar, mahasiswa, dan penikmat puisi di Kota Madiun mengenang sosok sastrawan Sapardi Djoko Damono, Kamis (23/7/2020) malam.
Madiunpos.com, MADIUN -- Sejumlah pelajar, mahasiswa, dan penikmat puisi di Kota Madiun mengenang sosok sastrawan Sapardi Djoko Damono, Kamis (23/7/2020) malam. Sastrawan besar Indonesia itu telah berpulang di usianya ke-80 tahun pada Minggu (19/7/2020) di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.
Dalam acara yang digelar di kedai kopi, Mucoffee, Jl. Salak 60B, Kecamatan Taman, Kota Madiun itu para pelajar membacakan karya puisi Sapardi. Dengan diiringi musik, nuansa pembacaan puisi malam itu semakin khidmat.
Meski tidak pernah bertemu sosok sastrawan yang produktif sampai di usia senjanya itu, para pelajar dan penikmat puisi di Madiun ini merasa dekat setelah menyelami sajak yang ditulis Sapardi.
Pedagang Terkonfirmasi Positif Covid-19, Pasar Sambirejo Madiun Tidak Ditutup
Seperti yang diutarakan Anrico Alamsyah, pemuda dari Kelurahan Manisrejo, Kecamatan Taman. Anrico mengaku mengenal karya-karya Sapardi sejak duduk di bangku kelas X SMA. Dia langsung kepincut dengan kata-kata yang tersusun dalam puisi Sapardi.
“Saya suka puisi romantis. Dan di sajak-sajak yang ditulis Sapardi sebagian besar tentang romantisme,” kata dia.
Mahasiswa semester tiga Universitas Jember itu mengaku sedih saat mendengar kabar bahwa sastrawan besar itu meninggal dunia. Kala mendapat kabar duka itu, Rico baru saja menunggui ibunya yang terbaring sakit di RSUD dr. Soedono.
Dengan duka mendalam, Rico pun segera membuat sajak untuk sang idola itu. Tidak sampai dua jam, Rico berhasil menyusun puisi untuk melepas kepergian penulis novel Hujan Bulan Juni itu.
Tak Ke Mana-Mana, Bayi 9 Bulan di Ponorogo Terinfeksi Covid-19
“Saya persembahkan puisi berjudul Sapardi Tidak Mati ini untuk Eyang Sapardi,” kata dia seusai membacakan puisi itu dalam acara Sapardi Djoko Damono dalam Kata dan Nada itu.
Berikut ini beberapa bait puisi yang ditulis Rico untuk mengenang Sapardi.
Sapardi Tidak Mati
Yang pergi hanya ragamu, Pak Sapardi!
Jiwamu tetap di hati
Terlebih karyamu, abadi!
Sekali lagi, Sapardi Tidak Mati
Kau beritakan bahwa wanita itu sukar dieja
Benar! Wanita adalah ejaan yang sulit dilafalkan
Kau ajarkan cara mencintai dengan sederhana
Luar biasa!
Nyatanya, maksudmu adalah yang sederhana justru yang paling tidak sederhana
Serumit itu cinta
Kesedihan selepas meninggalnya Sapardi tidak hanya dirasakan Rico. Sasha Nadia, siswi kelas XII SMAN 5 Kota Madiun yang mengikuti acara itu juga merasakan hal yang sama.
Gadis 17 tahun ini mengaku mulai mendalami puisi setelah mengenal karya-karya dari Sapardi. Sasha merupakan salah satu pelajar yang ikut dalam program gerakan menulis bersama Sapardi. Karya puisinya dibukukan dalam antologi puisi bersama karya Sapardi.
“Saya tidak pernah bertemu dengan beliau. Tetapi, saya mengenalnya melalui karya-karyanya,” kata dia.
Sapardi memang kini telah tiada, tetapi karya-karyanya akan selalu dikenang oleh para kawula muda.
Editor : Abdul Jalil
Baca Juga
- Berikut Ini Nama-nama Anggota Bawaslu Periode 2023-2028 di Wilayah Madiun Raya
- Inginkan Suroan & Suran Agung Tanpa Konflik, Ini Pesan Wali Kota Madiun
- Motif Pelaku Pembunuhan Perempuan Muda di Kamar Kos Madiun Terungkap
- Satu Pengendara Motor Luka Berat dalam Kecelakaan di Depan PG Kanigoro Madiun
- Diduga Korban Pembunuhan, Perempuan Muda Ditemukan Meninggal di Indekos Madiun
- Jadi Pengedar Sabu di Madiun, 2 Anggota Polisi Dituntut 4 Tahun 6 Bulan Penjara
- Gandeng Google Indonesia, Pemkot Madiun Latih Ratusan Guru Manfaatkan Chromebook
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.