Pemkab Madiun Ragukan Efektivitas Alat Pengusir Tikus Buatan Petani

Alat pengusir tikus buatan petani Kabupaten Madiun dinilai tak efektif mengurangi populasi tikus yang jadi sumber persoalan utama.

Pemkab Madiun Ragukan Efektivitas Alat Pengusir Tikus Buatan Petani Seorang petani, Suyanto menunjukkan alat pengusir tikus dengan gelombang ultrasonik yang dipasang di lahan sawahnya di Kelurahan Nglames, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Kamis (13/2/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun meragukan efektivitas kinerja alat pengusir tikus menggunakan gelombang ultrasonik yang dibuat seorang petani di Madiun. Mereka menilai yang terpenting saat ini yaitu mengurangi populasi hewan pengerat, bukan hanya mengusir.

    Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Sumanto, mengatakan sebenarnya penggunaan gelombang ultrasonik untuk mengusir tikus sudah ada sejak lama. Tetapi, gelombang ultrasonik biasanya digunakan hanya untuk mengusir tikus di rumah.

    Namun, kalau memang gelombang ultrasonik bisa digunakan untuk mengusir tikus di sawah tentu itu menjadi inovasi dalam pengusiran hama tikus.

    Hiii…..Avanza Masuk ke Tengah Sawah Tanpa Bekas Lumpur di Madiun

    "Mungkin frekuensinya dinaikkan ya, jadi bisa digunakan untuk mengusir tikus di sawah," jelas dia saat dihubungi Madiunpos.com, Jumat (14/2/2020).

    Sumanto mengakui hama tikus sudah sangat meresahkan para petani. Menurut data yang ia kumpulkan, lahan pertanian yang dirusak tikus mencapai 100 hektare. Selain itu, populasi mamalia ini juga setiap hari semakin bertambah banyak.

    Dengan kondisi tersebut, lanjut dia, seharusnya yang dibutuhkan adalah alat yang bisa mengurangi populasi tikus. Karena kalau tidak, populasi ini sulit dikendalikan dan dampaknya kerusakan areal persawahan yang semakin luas.

    "Gelombang ultrasonik itu sifatnya kan hanya untuk mengusir. Jadi kalau satu kawasan sawah dipasangi alat itu, tentunya tikus yang ada di kawasan itu akan berpindah ke lokasi lain. Justru yang ditakutkan satu kawasan yang sebelumnya bukan endemis menjadi endemis tikus," terang Manto.

    Asyiknya Berselfie Ria di Taman Bunga Refugia, Ini Lokasinya

    Sampai saat ini, dia mengaku belum mengetahui alat pengusir tikus dengan gelombang ultrasonik tersebut. Pihaknya juga belum pernah diajak untuk mendiskusikan terkait alat tersebut.

    "Saya sampai sekarang belum tahu alat itu. Saya belum berani merekomendasikan alat tersebut untuk penanggulangan hama tikus," jelasnya.

    Lebih lanjut, Manto menegaskan tikus saat merusak tanaman itu bukan hanya untuk mencari makan. Tetapi, secara genetis tikus memang memiliki gigi depan yang selalu tumbuh dan harus diasah dengan menggerogoti sesuatu.

    Bisa Ditiru, Tulungagung Punya Lima Kampung Lalu Lintas

    Sepert diberitakan, ada petani Madiun bernama Esti Raharjo yang membuat alat pengusir tikus memanfaatkan gelombang ultrasonik. Esti mengatakan cara kerja alat ini menggunakan gelombang tinggi yang hanya bisa didengar oleh hewan tertentu salah satunya tikus.

    Gelombang ini bisa membuat syaraf-syaraf tikus rusak dan membuatnya tidak nyaman. Dengan kondisi tersebut tikus-tikus tidak akan keluar dari sarangnya dan lama kelamaan mati kelaparan. Sedangkan tikus yang ada di luar rumah akan mencari tempat lain.

    Alat itu juga ramah lingkungan karena menggunakan panel surya sebagai sumber energi. Alat tersebut saat ini sudah diproduksi secara massal oleh perusahaan peralatan pertanian dengan harga Rp9 juta. Jangkauan efektivitas alat ini yaitu mencapai setengah hektare.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.