Perjuangan Tiwi, Potret Ibu Pekerja yang Sukses Berikan ASI Eksklusif saat Pandemi Covid-19 (Bagian 1)

Pratiwi Diah Tristanti, potret ibu pekerja di Madiun yang berkomitmen untuk memberikan ASI eksklusif kepada anaknya.

Perjuangan Tiwi, Potret Ibu Pekerja yang Sukses Berikan ASI Eksklusif saat Pandemi Covid-19 (Bagian 1) Prastiwi Diah Tristanti bersama anaknya Kaisar Hamizan yang berhasil melewati pemberian ASI eksklusif. (dok. Pribadi Tiwi)

    Madiunpos.com, MADIUN — Pratiwi Diah Tristanti harus segera pulang ke rumah pada saat jam istirahat siang. Dengan mengendarai sepeda motor, ia hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit dari kantor untuk sampai rumahnya di Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman, Kota Madiun.

    Sesampainya di rumah, perempuan 35 tahun itu langsung mencuci tangan pakai sabun serta memastikan pakaiannya bersih. Dia kemudian menghampiri anaknya, Kaisar Hamizan, yang kini berusia lima belas bulan lantas menyusuinya. Setelah anaknya kenyang dan tertidur pulas, perempuan yang akrab disapa Tiwi itu langsung bergegas kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaannya.

    Aktivitas itu dilakukan Tiwi setiap hari. Tidak hanya itu, sebelum berangkat bekerja, ia harus memberikan ASI kepada anak laki-lakinya itu. Setelah kenyang dan tertidur, baru dia bisa tenang untuk meninggalkan sang buah hati. Selama Tiwi bekerja, Kaisar dirawat oleh neneknya di rumah.

    Kisah Fauzan, Penyandang Disabilitas yang Mencari Cuan di Dunia Digital

    Sebagai seorang ibu pekerja, Tiwi mengaku harus benar-benar pandai mengatur waktu. Antara waktu bekerja dan waktu untuk keluarga. Terlebih Tiwi memiliki tiga anak. Anak terakhirnya yakni Kaisar yang masih membutuhkan ASI.

    Dia hanya ingin memastikan anaknya mendapatkan ASI berkualitas hingga usiaya dua tahun atau lebih. Tentunya dengan menambah makanan pendamping ASI yang tepat.

    Kegiatan konsultasi ASI yang diselenggarakan AIMI Madiun secara online. (Istimewa/AIMI Madiun)

    “Anak saya yang ketiga ini juga mendapatkan ASI eksklusif seperti dua kakaknya. Saya berkomitmen untuk memberikan ASI hingga usianya dua tahun. Saat ini, usia anak ketiga masih 15 bulan,” kata dia saat ditemui di tempat kerjanya di Suncity Kota Madiun, Sabtu (14/8/2021).

    Dampak Positif

    Tiwi memiliki prinsip anak-anaknya harus mendapatkan ASI minimal hingga usia dua tahun. Baginya, ASI akan memberikan dampak positif terhadap kesehatan anaknya. Selain itu, pemberian ASI juga lebih menghemat keuangan keluarga, karena dia tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu formula.

    “Dampak lain yang didapat juga menjadi lega setelah menyusui. Kedekatan emosional antara ibu dan anak juga akan lebih terjalin,” ujarnya.

    Tekan Angka Kematian karena Covid-19, Petugas Mulai Jemput Warga yang Isoman di Madiun

    Tiwi bercerita saat anaknya masih berusia di bawah enam bulan, ia harus memastikan persediaan ASI peras di rumah. Sebagai pekerja dengan sistem kerja full time, dia tidak mungkin setiap saat pulang ke rumah untuk menyusui anaknya. Untuk itu, dia memastikan stok ASI tersedia di kulkas.

    Bahkan setiap kali berangkat ke kantor, dia selalu membawa alat pompa ASI. Saat waktu-waktu tertentu, dia memanfaatkan untuk memompa ASI dan memasukkannya ke dalam botol dan plastik.

    “Itu saat anak saya belum diberi makanan pendamping ASI. Kalau sekarang sudah tidak seperti itu lagi. Setelah diberi makanan pendamping ASI, anak saya tidak mau lagi diberi susu perah. Maunya ASI langsung,” kata dia.

    Berhasil memberikan ASI eksklusif hingga usia enam bulan, tidak membuat Tiwi merasa puas. Justru dia merasa tertantang untuk memberikan ASI hingga usia anaknya berusia dua tahun.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.