Porang, KUR, dan Kesejahteraan Petani di Madiun (Bagian 3)

Komoditas porang saat ini menjadi andalan ekspor Indonesia, kondisi itu membuat para petani porang di Madiun mendapatkan dampak positifnya.

Porang, KUR, dan Kesejahteraan Petani di Madiun (Bagian 3) Pemimpin Bank BNI cabang Madiun, Suhartono. (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Pemimpin Bank BNI cabang Madiun, Suhartono, mengatakan porang menjadi komoditas pertanian baru yang mendapatkan kucuran permodalan melalui skema kredit usaha rakyat (KUR). Dia menjelaskan BNI berani mengambil peluang besar ini karena melihat potensi ekonomi dari komoditas ini sangat besar dan memiliki masa depan yang cerah.

    BNI mulai menyalurkan KUR porang untuk petani di Madiun pada 2019. Waktu itu, hanya ada 155 petani yang mengambil KUR dengan nilai Rp3,89 miliar. Angka tersebut naik signifikan pada 2020, ada 937 petani yang mendapatkan bantuan KUR dengan nilai Rp23 miliar. Angka tersebut naik tinggi pada 2021, sebanyak 1.104 petani yang mendapatkan KUR porang dengan nilai melebihi Rp58 miliar.

    Saat awal mulai memperkenalkan produk bantuan permodalan ini kepada petani porang, Suhartono mengatakan ternyata hal itu tidak mudah. Sebagian petani enggan untuk mengajukan permodalan KUR ini. Para petani porang di Madiun sudah lama terjerat dengan sistem ijon. Sehingga para petani tidak memiliki daya tawar.

    “Dulu sebelum ada BNI [KUR porang], petani porang nanam itu mendapatkan pembiayaan dari pengijon. Saat masa tanam, pengijon ini datang untuk membeli porang dengan harga rendah yang telah ditentukan. Petani enggak bisa protes, karena pengijon yang membiayai itu. Petani tidak memiliki bargaining position, petani tidak bisa menjual hasil panen ke tempat lain,” jelas dia saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (27/10/2021).

    Tertarik Kembangkan Porang, Pemprov Jateng Borong Benih Varietas Madiun-1

    Setelah KUR masuk di petani, kata dia, petani memiliki daya tawar lebih. Para petani bisa menjual hasil panennya ke tempat yang menawarkan harga tertinggi.

    Sebenarnya, kata Hartono, untuk mendaptkan KUR porang ini syaratnya mudah dan bunga yang dibebankan pun kecil. Pertama, petani harus tergabung sebagai anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Untuk mendapatkan bantuan modal ini, petani tidak perlu jaminan. Sedangkan untuk bunga yang ditetapkan hanya 6% per tahun. Untuk pembayarannya pun tidak setiap bulan harus mengangsur, tetapi pembayarannya saat panen.

    “Jadi KUR porang ini, pinjamannya tanpa jaminan, bunganya sangat murah. Bayarnya pun saat panen. Uang pokok dan bunga 6%,” jelas dia.
    Meski tidak memakai jaminan, kata dia, para petani porang pun tepat waktu dalam membayar KUR. Dia menyebut sejauh ini tercatat hanya ada sekitar 1% petani penerima modal KUR porang yang tidak membayar sesuai tenggat waktu yang telah disepakati. Hal itu karena berbagai hal, salah satunya hasil panen tidak sesuai harapan.

    Ahmad Yani, 30, petani porang dari Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, menenteng umbi porang dengan berlatar mobil yang baru dibelinya saat musim panen porang tahun ini, Selasa (19/10/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    “Tetapi angka 1% itu sangat bagus dan sangat-sangat sehat. Di antara 100% pasti ada yang bleset itu pasti ada,” ujarnya.

    Masa Depan Porang

    Suhartono menuturkan masa depan komoditas porang ini sangat bagus. Porang merupakan barang yang sangat dibutuhkan oleh dunia industri, seperti industri makanan, kosmetik, dan lainnya. Terlebih, kandungan glukomanan di porang ini memiliki dampak positif untuk mencegah diabetes. Untuk itu, porang sangat cocok untuk bahan pangan sehat.

    Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya di pabrik pengolahan porang di Kabupaten Madiun pada Kamis (19/8/2021) lalu, menyampaikan pasar porang masih terbuka lebar. Apalagi, porang akan menjadi makanan sehat masa depan.

    PT Inka Targetkan Perbaikan 6 Kereta LRT Rampung Agustus 2022

    “Kita tahu pornag ini akan menjadi makanan masa depan, karena low calori dan low carbo dan bebas kadar gula. Ini bisa menjadi makanan sehat masa depan. Menjadi pengganti beras,” kata Jokowi kepada wartawan di Madiun.

    Tercatat nilai ekspor porang pada tahun 2020 mencapai Rp932,6 miliar. Negara tujuan ekspor porang, yaitu di Jepang, Tiongkok, Taiwan, Vietnam, dan Thailand. Angka ekspor tahun 2020 naik dibandingkan tahun 2019 yang hanya Rp644 miliar.

    Suhartono menyampaikan BNI menyiapkan dana yang tidak terhingga untuk permodalan KUR porang. Untuk bantuan permodalan, pihaknya menyediakan KUR senilai Rp50 juta per satu hektare.

    Rokok Ilegal Rugikan Negara, Masyarakat Madiun Diminta Awasi Peredaran Rokok Ilegal

    “Saat ini bervariasi ya penyaluran permodalannya. Ada yang mendapatkan Rp50 juta, ada juga yang mendapatkan Rp25 juta, tergantung luasan lahan dan kemampuan petani,” ujar Suhartono.

    Dukungan OJK

    Dalam siaran pers, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan akan terus mendukung upaya kolaboratif dan sinergi antara pemerintah daerah, perbankan, dan pihak-pihak terkait untuk memperluas akses keuangan bagi petani.

    “KUR diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Wimboh saat meninjau pelaksanaan penyaluran KUR Klaster Pertanian Porang di Mojokerto pada 8 Oktober 2021.

    Wimboh menyampaikan Jawa Timur memiliki potensi komoditas pertanian baru, yaitu porang. Potensi komoditas porang ini harus bisa memberikan nilai tambah tidak hanya kepada perusahaan pengolah porang tetapi juga kepada petani porang. (Habis)



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.