Tiga Masjid Kuno Yang Jadi Saksi Sejarah Kota Madiun

Tiga masjid kuno di Kota Madiu yang sarat akan sejarah menjadi destinasi wisata religi menarik untuk dikunjungi.

Tiga Masjid Kuno Yang Jadi Saksi Sejarah Kota Madiun Masjid Agung Baitul Hakim Kota Madiun. (Kaled Hasby Ashshidiqy/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Kota Madiun memiliki sejumlah destinasi wisata yang layak dikunjungi. Di antaranya berbagai destinasi wisata tersebut, ada destinasi wisata religi berupa masjid.

    Di Kota yang memiliki julukan Kota Pendekar ini terdapat sejumlah masjid yang usianya sangat tua alias kuno dan sarat akan sejarah. Dengan mengunjungi masjid-masjid tersebut, kita bisa menapaktilas tentang sejarah Kota Madiun dan syiar Islam di wilayah yang hanya memiliki 3 kecamatan tersebut.

    Wow! Raih 700-an Piala, Bocah 10 Tahun Ini Didapuk Jadi Guru SBK

    Apa saja masjid itu, berikut ini tiga masjid kuno bersejarah di Kota Pendekar seperti dikutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Madiun:

    Makam dan Masjid Kuno Taman Madiun

    Pintu depan Makam dan Masjid Taman Kuno Kota Madiun. (disbudparpora.madiunkota.go.id)

    Nama lain dari masjid ini adalah Masjid Donopuro atau Masjid Besar Kuno Madiun. ini dibangun oleh Kiai Ageng Misbach atau Kiai Donopuro tahun 1754. Masjid yang semula bernama Masjid Donopuro ini didirikan di tanah perdikan (daerah bebas pajak) Kerajaan Mataram.

    Wilayah ini diberikan kepada Kanjeng Pangeran Rangga Prawirodirjo I yang saat itu menjabat Bupati Wedana Timur (Manca Negari Timur), Kerajaan Mataram di sebelah timur Gunung Lawu. Selanjutnya, tanah perdikan itu diserahkan kepada Kanjeng Raden Ngabehi Kiai Ageng Misbach yang saat itu menjadi penasihat Kanjeng Pengeran Rangga Prawirodirjo I.

    Butuh Proses Panjang, Begini Cara Warga di Gunung Wilis Memproduksi Kolang-Kaling

    Melalui masjid ini, syiar agama Islam di Karesidenan Madiun terjadi. Setelah masjid kuno yang dikelilingi makam para mantan Bupati Madiun ini masuk dalam daftar peninggalan cagar budaya pada tahun 1981, maka namanya pun diganti menjadi Masjid Besar Kuno Madiun.

    Masjid Kuno Kuncen atau Masjid Nur Hidayatulloh

    Masjid Kuno Kuncen. (disbuparpora.madiunkota.go.id)
    Masjid Kuno Kuncen. (disbuparpora.madiunkota.go.id)

    Merupakan masjid tertua yang ada di kelurahan Kuncen, Kota Madiun. Masjid ini mengandung nilai sejarah yang sangat tinggi. Selain karena bangunan masjid serta artefaknya, juga terdapat peninggalan-peninggalan kerajaan terdahulu. Terdapat pula makam para bupati Madiun, serta sendang dan pohon besar yang merupakan asal usul Kota Madiun.

    Seperti dikutip dalam artikel yang ditulis Januar Imani Ramadhan di Soloensis.com, masjid ini dibangun ketika Pangeran Timur memerintah Kabupaten Madiun, yang dulunya berpusat di kelurahan Kuncen, berdasarkan bukti masjid ini berdiri pada akhir abad XVI atau 1567. Pangeran Timur adalah pemerintah wilayah tahun 1568-1586. Dan pada tahun 1568 itu Kesultanan Demak mengalami perang saudara yang dimenangi oleh Karebet atau lebih di kenal dengan Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang direstui oleh para wali yang menggantikan kedudukan Sultan Trenggono (mertuanya).

    Cerita Masa Kecil Gus Dur Jatuh dari Pohon

    Konon Masjid Kuno ini juga menjadi salah satu saksi penamaan Madiun serta saksi kekuatan Purabaya yang dulu adalah daerah strategis namun akhirnya jatuh ke tangan Mataram.

    Beberapa peninggalan Kadipaten/Kabupaten Madiun yang salah satunya dapat dilihat di Kelurahan Kuncen, di mana terdapat makam Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Bupati Mangkunegara I, Patih Wonosari dan para Bupati Madiun lainnya yang merupakan pahlawan-pahlawan pendiri Kota Madiun. Selain makam para bupati, Masjid Tertua di Madiun masih kokoh menjadi saksi, yaitu Masjid Nur Hidayatullah, artefak-artefak di sekeliling masjid, serta sendang (tempat pemandian) keramat.

    Masjid Agung Baitul Hakim

    Masjid Agung Baitul Hakim Kota Madiun. (Kaled Hasby Ashshidiqy/Madiunpos.com)

    Masjid Agung Baitul Hakim kota Madiun merupakan salah satu masjid tua bersejarah di Kota Madiun sejak wilayah ini masih merupakan ibu kota dari Kabupaten Madiun.  Karena sudah dipugar, sulit bagi siapa pun untuk menemukan ketuaan dari bangunan masjid agung megah yang berdiri di sisi barat alun alun Madiun ini.

    Musala Al Istiqomah Dibangun Didi Kempot untuk Istri dan Tetangga

    Namun bila masuk ke masjid hingga ke area sholat utama tempat terdapat mihrab dan mimbar, kita baru akan menemukan ruangan utama masjid ini yang merupakan area inti dan merupakan bangunan asli sejak pertama kali masjid ini dibangun. Setelah melewati beberapa renovasi dan pembangunan, kini Masjid Agung Baitul Hakim Madiun tampil menawan dengan sentuhan modern tanpa merusak bangunan aslinya yang dijaga utuh di sisi barat bangunan megah ini.

    Masjid Agung Baitul Hakim atau disebut Masjid Agung Madiun ialah Masjid terbesar di Kota Pendekar. Ciri yang mudah dilihat adalah dominasi warna biru pada masjidnya dan 5 kubah besar, satu di tengah yang paling besar di bagian depannya ada 3 kubah lebih kecil dan di sebelah selatannya ada 1 kubah. Selain itu ada menara tinggi menjulang di setiap sudut bangunan masjid serta satu menara besar yang tingginya sekitar 25 meter ada di sebelah utara pintu gerbang masuk masjid.

    Bahrudin, Dukun Asal Madiun dalam Para Pencari Tuhan Jilid 13

    Masjid Agung Baitul Hakim Kota Madiun diperkirakan dibangun pada zaman kolonial Belanda pada saat di pimpin oleh Ronggo Jumeno yaitu sekitar tahun 1830-an masehi. Akan tetapi renovasi secara besar itu di mulai pada tahun 2002. Pada tahun 2011 renovasi terakhir dilakukan dengan menambah luas serambi masjid membangun kubah dan menara hingga seperti saat ini.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.