505 Orang Ditangkap dalam Demo Omnibus Law di Surabaya

Sebanyak 505 orang ditangkap dalam demi di Surabaya karena merusak fasilitas umum dan melawan petugas.

505 Orang Ditangkap dalam Demo Omnibus Law di Surabaya Pengunjuk rasa melempar batu ke arah polisi saat demo menolak Undang-undang Cipta Kerja di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/10/2020). Aksi yang dikuti ribuan orang dari berbagai elemen mahasiswa dan buruh tersebut berakhir ricuh dan mengakibatkan sejumlah fasilitas umum rusak. (Antara-Zabur Karuru)

    Madiunpos.com, SURABAYA – Polisi menangkap 505 demonstran dalam demo menolak pengesahan Omnibus Law di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

    "Usai demo di Surabaya terkait insiden yang terjadi di depan Gedung Grahadi dan lokasi lainnya di Surabaya [ditangkap] sebanyak 505 orang," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, di Grahadi, Kamis (8/10/2020) malam.

    Selain di Surabaya, demo menolak Omnibus Law di Malang juga ricuh. Banyak pendemo yang sengaja merusak fasilitas umum dan melawan petugas.

    Surabaya Rusak karena Demo Omnibus Law, Wali Kota Risma Murka

    "Dan di Malang juga ada 129 orang, total untuk kejadian di Surabaya dan Malang sebanyak 634 orang. Kita lihat dari berbagai perannya. Yang pertama tentu kita lihat ada berbagai perusakan fasilitas umum atau pagar Gedung Grahadi. Kemudian ada Pasal 218 jo 212 melawan petugas" terangnya.

    Truno juga mengapresiasi para buruh, di mana dalam aksinya hari ini bisa menjaga kondusivitas. Namun ada evaluasi dan catatan di lapangan. Polda Jawa Timur, menurutnya, sudah mengantisipasi insiden yang terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur.

    "Khusus di Surabaya kemudian di beberapa daerah juga, seperti Malang ada insiden yang perlu dilakukan penindakan. Yakni penindakan secara persuasif tetap namun juga tegas terukur. Saat ini Polres Malang untuk datanya menyusul, ada beberapa tindakan dan kita amankan untuk kita lakukan pemeriksaan. Di Surabaya pun sudah kita lakukan beberapa pengamanan," imbuhnya.

    Pos Polisi Dibakar, Mobil Team Jogo Suroboyo Polda Jatim Digulingkan Massa

     

    Penyusup

    Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Timur, Ahmad Fauzi, berterima kasih kepada Polda Jatim yang telah mengamankan dan memberikan pelayanan yang terbaik. Namun ia menyayangkan aksi ini dicederai oleh penyusup yang sengaja membuat suasana menjadi ricuh.

    "Saya atas nama SPSI Jawa Timur mengucapkan terima kasih, betapa rakyat pekerja Jawa Timur, rakyat buruh Jawa Timur berkumpul di Kantor Gubernur untuk menyuarakan, bukan hanya menolak Omnibus Law. Tapi meminta Bapak Presiden mencabut sesegera mungkin," jelas Ahmad.

    "Untuk itu peristiwa yang sangat langka di Indonesia ini, seluruh pekerja di Jawa Timur memberikan apresiasi setinggi tingginya, kepada aparat keamanan yang luar biasa mengamankan jalannya unjuk rasa pada hari ini. Inovasi dan fasilitas yang terbaik diberikan oleh Polda Jawa Timur untuk amannya masyarakat pekerja dalam menyuarakan demonstrasi pada hari ini," imbuhnya.

    Massa Buruh dan Mahasiswa Bertahan di Depan Tunjungan Plaza Surabaya

    Selain itu, ia juga menyayangkan aksi tersebut dinodai oleh anak-anak berusia belasan tahun, yang membuat demonstrasi menjadi rusuh. Bahkan ada juga buruh yang menjadi korban lemparan batu.

    "Kami menyesalkan peristiwa ini. Yang kami tangkap di lapangan adalah anak-anak yang berusia 15 tahun, 9 tahun, mereka di luar dugaan kita menyusup memprovokasi kegiatan pekerja, kegiatan para buruh, dengan membawa batu, membawa pentungan dan lain-lain. Maka kami meminta kepada Bapak Kapolda, kepada jajaran keamanan di Jawa Timur untuk memproses pelaku tersebut secara hukum yang berlaku. Karena ada anggota kami di Gresik yang kena pentungan, kena lemparan batu mereka," pungkasnya.

    Jokowi Kunjungi Makam Ibu di Karanganyar, Juru Kunci Dapat Permintaan Begini



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.