Atasi Masalah Sampah, Pokdarwis Gunungsari dan Unipma Bikin Aplikasi K-Trash

Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Gunungsari menggandeng Universitas PGRI Madiun (Unipma) untuk mengatasi masalah sampah dengan inovasi berbasis digital.

Atasi Masalah Sampah, Pokdarwis Gunungsari dan Unipma Bikin Aplikasi K-Trash Peluncuran produk digital Desa Wisata Gunungsari untuk mendukung pariwisata di desa tersebut, Sabtu (13/11/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Permasalahan sampah tidak hanya menjadi momok di lingkungan perkotaan saja, tetapi di lingkungan pedesaan sampah juga menjadi masalah. Salah satunya di Desa Gunungsari, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun.

    Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Gunungsari menggandeng Universitas PGRI Madiun (Unipma) untuk mengatasi masalah tersebut dengan inovasi berbasis digital. Saat ini mereka telah meluncurkan aplikasi yang diberi nama K-trash. Aplikasi ini merupakan digitalisasi koperasi yang bergerak di bidang pengolahan sampah.

    Ketua Pokdarwis Gunungsari, Bernadi Sabit Dangin, mengatakan konsep koperasi pengelolaan sampah ini sengaja didigitalisasi supaya bisa menjangkau khalayak. Pihaknya menggandeng Unipma dalam mengerjakan program ini.

    Dia menuturkan core business atau bisnis inti dalam K-trash yakni setiap orang yang mengunduh aplikasi ini secara otomatis menjadi anggota koperasi. Sampah yang mereka hasilkan setiap hari akan diambil oleh tim yang telah dibentuk.

    Keren! Desa Wisata Gunungsari Madiun Luncurkan Website dan Aplikasi Guide

    “Nanti akan ditimbang sampah organik berapa kilogram dan sampah anorganik berapa kilogram. Nanti itu dicatat dan dikonversi menjadi rupiah,” kata dia seusai peluncuran aplikasi itu di kawasan Pasar Pundensari, Desa Gunungsari, Sabtu (13/11/2021).

    Setelah sampah terkumpul, lanjut Bernad, untuk sampah organik akan diamanfaatkan untuk pakan maggot. Sedangkan untuk sampah anorganik akan dipilah untuk selanjutnya diolah menjadi berbagai barang.

    “Untuk saat ini yang sudah berjalan ya budidaya maggot. Itu keuntungannya sangat tinggi, karena permintaan maggot di peternakan juga sangat tinggi. Terutama untuk unggas dan ikan. Sedangkan untuk pengolahan sampah anorganik belum. Saat ini masih kita kumpulkan. Karena investasi alat pengolahan samah anorganik juga mahal,” terangnya.

    Karena dikonsep koperasi, kata Bernad, hasil dari sampah yang diambil tersebut langsung menjadi iuran wajib anggota. Uang yang terkumpul itu akan digunkana untuk pengembangan usaha, seperti pemeliharaan maggot dan investasi di alat pengolahan sampah anorganik.

    Setiap akhir tahun, seluruh anggota koperasi akan mendapatkan sisa hasil usaha (SHU).

    Kisah Guru Honorer di Ponorogo yang Berhenti Ngajar, Kini Tekuni Bisnis Busur Panah Beromzet Jutaan Rupiah

    Untuk saat ini, pihaknya sudah melakukan pengumpulan sampah rumah tangga di warga  Desa Gunungsari. Sampah-sampah tersebut diambil dan dikumpulkan di satu tempat khusus. Rata-rata setiap hari ada satu pikap sampah organik dan anorganik yang berhasil dikumpulkan.

    Perwakilan tim dosen Unipma, Puguh Jayadi, mengatakan aplikasi ini dikembangkan untuk membantu mengatasi permasalahan sampah yang ada di Desa Gunungsari.

    “Ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat,” kata dia.

    Puguh menyampaikan aplikasi ini menghubungkan antara warga yang hendak membuang sampah dan pengelola sampah. Namun, dengan sistem koperasi. Saat menginginkan menyetor sampah, warga tinggal menekan tombol di aplikasi tersebut dan akan ada petugas yang mengambil sampah itu.

    Alumni Fakultas Teknik Unipma Dibekali tentang Kewirausahaan dan Bekerja di BUMN

    Harapannya, melalui K-trasch ini masyarakat lebih peduli terhadap sampah dan lingkungannya. Selain itu, sampah yang dikumpulkan akan menjadi value bagi masyarakat.

    “Aplikasi ini masih dalam tahap pengembangan. Tiga bulan lagi mungkin sudah bisa didownload di Play store,” kata dia.

    Meski aplikasi belum bisa didownload, kata Puguh, sebenarnya konsep ini telah dilakukan secara manual. Hal ini sebagai langkah untuk uji coba konsep tersebut. Sehingga nanti saat aplikasi benar-benar sudah siap, seluruh sistem akan bekerja dengan baik.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.