Gerakan Sosial Bermunculan, Warga Madiun Bagikan 220 Nasi Bungkus/Hari

Sejumlah warga Kota Madiun melakukan gerakan sosial membagi nasi bungkus untuk warga lain yang terdampak wabah corona.

Gerakan Sosial Bermunculan, Warga Madiun Bagikan 220 Nasi Bungkus/Hari Warga RT 037/ RW 009, Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun, membungkus makanan yang akan dibagikan kepada para tetangga yang terdampak wabah Covid-19, Kamis (9/4/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)
    Madiunpos.com, MADIUN — Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), sebuah gerakan sosial digagas warga RT 037/ RW 009, Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Mereka berinisiatif membagikan nasi bungkus untuk warga lain yang terdampak sosial ekonomi akibat wabah corona.

    Semua berawal dari keprihatinan mereka akan nasib warga di sekeliling mereka yang kelimpungan mencari makan di tengah situasi sulit seperti saat ini. Terlebih bagi warga yang bekerja di sektor non-formal seperti buruh bangunan, pedagang keliling, buruh serabutan, tukang parkir, pengayuh becak, dan lainnya.

    Mereka nyaris tidak memiliki penghasilan selama pandemi corona. Berbagai tempat usaha tutup dan anjuran pemerintah untuk bekerja di rumah pun masih terus diberlakukan.

    Antisipasi Corona, Seluruh Lapas dan Rutan di Jatim Wajib Sediakan Ruang Isolasi

    Atas dasar keprihatinan itu, sekelompok warga RT 037/ RW 009 membuat gerakan sosial untuk membantu meringankan beban warga yang kesulitan. Mereka membuat dapur umum di salah satu rumah yang digunakan untuk memasak makanan.

    Saat awak Madiunpos.com berkunjung ke dapur umum di Jl. Rawa Bakti No. 67 Kelurahan Mojorejo, itu pada Kamis (9/4/2020) pagi, terlihat beberapa warga sedang memasak dan membungkus nasi. Mereka memasak rica-rica ayam dan mi goreng sebagai lauknya. Mereka terlihat kompak, ada yang memasak lauk, menanak nasi, mencuci perkakas masak, hingga membungkus nasi.

    Diantar Langsung

    Setiap bungkus nasi diberi lauk beberapa potong ayam rica-rica dan mi goreng. Dalam kondisi masih hangat, ratusan bungkus nasi itu kemudian dibawa warga yang bertugas untuk mengantar nasi bungkus.

    1,042 Juta KK Di Jatim Terkaver BPNT, 840.000 KK Belum

    Warga memilih mengantar nasi bungkus ini supaya tidak terjadi kerumunan dan penyaluran bantuan bisa tepat sasaran. Mereka sudah memiliki daftar siapa saja warga yang akan mendapatkan bantuan tersebut.

    Ketua RT 037, Syamsul Hadi, 43, mengatakan dapur umum ini sudah dibuka sejak dua pekan lalu. Awalnya, hanya ia bersama tiga warga lain tergerak untuk menyediakan makan bagi warga terdampak dengan masing-masing iuran Rp100.000. Terkumpulah uang Rp400.000 yang kemudian dibelanjakan beragam bahan kebutuhan seperti beras, mi instan, lauk, dan bumbu dapur.

    Syamsul pun menyulap halaman salah satu warganya sebagai dapur umum. Sehingga kegiatan masak memasak terfokus di situ. “Saya optimistis gerakan ini bisa berkelanjutan. Meskipun saat awal-awal ada yang meragukan. Tetapi kami terus optimistis,” ujarnya.

    639 Jemaah Calon Haji Madiun Terancam Gagal Berangkat Tahun Ini

    Menularkan Kebaikan

    Jiwa sosial dan kebaikan Syamsul menular ke warga lain. Setelah dapur umum berdiri dan nasi bungkus mulai diantar, warga lain mulai tergerak untuk ikut bergabung. Mereka ikut berdonasi sehingga uang yang terkumpul semakin banyak. Akhirnya, gerakan bagi-bagi nasi bungkus itu terus berkelanjutan sampai sekarang.

    Setiap hari, Syamsul dan kawan-kawan memasak dua kali yaitu pagi dan sore untuk kebutuhan sarapan dan makan malam. Satu kali memasak, mereka membuat 110 bungkus. Sehingga setiap hari ada 220 nasi bungkus yang dibagikan.

    “Kami data di lingkungan ini ada 110 warga yang terdampak atau sekitar 35 keluarga. Karena dalam satu keluarga, jumlahnya berbeda-beda. Semuanya yang terdampak dikirimi makanan untuk sarapan dan makan malam,” jelas dia.

    Selamat! Kota Madiun Terima WTP Untuk Kali Ketiga Beruntun

    Syamsul menjelaskan dalam sehari biasanya membutuhkan uang sekitar Rp500.000. Itu untuk membeli beras, lauk, dan bumbu masak. Menu masakan diusahakan bervariasi setiap hari sehingga penerima bantuan tidak bosan.

    Tenaga yang masak, kata dia, semuanya swadaya warga di lingkungannya. Ini merupakan bentuk kontribusi masyarakat di lingkungannya dalam membantu masyarakat yang sedang membutuhkan di tengah wabah Covid-19.

    “Selama wabah ini terjadi sudah banyak warga yang mengeluh. Kami ingin mengambil peran lain untuk membantu sesama di tengah wabah ini,” ucapnya.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.