KISAH TRAGIS : Bayi Kembar Siam Asal Ponorogo Meninggal Pascaoperasi

KISAH TRAGIS : Bayi Kembar Siam Asal Ponorogo Meninggal Pascaoperasi Perawatan bayi kembar siam asal Ponorogo. (JIBI/Solopos/Antara/Laily Widya)

    Kisah tragis tersiar dari RSUD dr Soetamo, bayi kembar siam asal Ponorogo yang baru saja dilahirkan segera meninggal dunia.

    Madiunpo.com, SURABAYA — Bayi kembar siam anak pasangan suami-istri asal Ponorogo, Andi Jaya, 27, dan Happy Rachmawati, 26, meninggal dunia pascaoperasi di RSUD dr. Soetomo. Bayi kembar itu bukan hanya dempet dada dan perut tetapi memiliki sederet kelainan bawaan lainnya.

    "Kami sudah memprediksi sejak awal jika bayi dalam kandungan tidak akan bertahan lama. Ternyata memang benar, setelah dilakukan operasi dan lahir, keadaannya kritis kemudian menurun, meninggal," kata Ketua Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD dr. Soetomo, Agus Harianto di Surabaya, Selasa (19/1/2016).

    Ia mengatakan bayi kembar siam yang diberi nama Husna Jaya dan Husni Jaya tersebut hanya bisa bertahan selama empat jam pascaoperasi yang dilakukan oleh tim dokter kembar siam dikarenakan ada kelainan bawaan sejak lahir. "Meninggalnya kembar siam ini dikarenakan adanya kelainan bawaan sejak lahir yang sangat kompleks, di antaranya memiliki lambung satu, dempet dari atas hingga perut, bilik kanan satu, serta jantungnya tidak menyatu," paparnya.

    Bayi kembar siam ke-73 yang ditangani tim dokter PPKST RSUD dr. Soetomo itu, Untuk kali pertama adanya penghentian atau terminasi kehamilan saat bayi kembar siam dalam kandungan.

    "Tim dokter sudah mendeteksi adanya kembar siam sejak dalam kandungan hingga usia janin berusia 32 minggu, kemudian tim sepakat menghentikan kehamilan dan melahirkan bayi dengan bedah karena jika masa kehamilan tersebut diteruskan, maka akan membahayakan bagi ibu dan bayi," tuturnya.

    Selamatkan Ibu
    Menurut dia, prioritas tim dokter adalah untuk menyelamatkan ibu bayi karena dalam UU Praktik Kedokteran risiko menyelamatkan calon ibu diperbolehkan meskipun itu akan mengakhiri kehamilannya. "Kedua bayi dengan berat 2,5 kilogram tidak mungkin bertahan hidup jika mereka hidup di luar kandungan, walaupun ditunggu umurnya hingga cukup bulan, kemudian tim dokter dibagi dua, yakni operasi kelahiran dan operasi pemisahan bayi," ujarnya.

    Di sisi lain, ayah kembar siam asal Ponorogo itu, Andi Jaya, 27, telah merelakan kepergian putri ketiga dan keempatnya. Ia sebelumnya sudah mengetahui kisat tragis putrinya kembar siamnya setelah pemeriksaan di RSUD dr. Moewardi, Solo.

    "Setelah hamil, periksa kehamilan di Ponorogo, kemudian istri dirujuk ke RS Moewardi, Solo karena dokter di Ponorogo kesulitan mencari jantung kedua bayi yang tampak kembar, namun dirujuk ke RSUD Soetomo, Surabaya," tandasnya.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.