Kopi Kare, Kopi Khas yang Ditanam dan Diproduksi di Lereng Gunung Wilis

Kabupaten Madiun memiliki lahan subur untuk mengembangkan tanaman kopi di kawasan lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Kare, Kecamatan Kare.

Kopi Kare, Kopi Khas yang Ditanam dan Diproduksi di Lereng Gunung Wilis Ketua Kelompok Tani Mugi Lestari Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madun, Sumadi, menunjukkan Kopi Kare yang siap jual. (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Kabupaten Madiun memiliki lahan subur untuk mengembangkan tanaman kopi di kawasan lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Kare, Kecamatan Kare. Saat ini ada sekitar 55 hektare lahan di kawasan Kare yang ditanami pohon kopi.

    Ketua Kelompok Tani Mugi Lestari Desa Kare, Sumadi, me41ngatakan salah satu komoditas andalan Desa Kare adalah kopi Kare. Saat ini pihaknya sudah bisa memproduksi kopi yang sudah menjadi bubuk dan siap konsumsi.

    “Jadi, biji kopi yang dipanen dari perkebunan kami, kemudian diproses sendiri hingga menjadi bubuk kopi,” kata dia beberapa waktu lalu.

    Sumadi menuturkan kelompoknya sudah memiliki alat untuk mengolah biji kopi tersebut menjadi bubuk kopi. Kopi produksi para petani Kare ini pun sudah memiliki brand yaitu Kopi Kare. Untuk rasa, dia mengklaim kopi Kare ini memiliki cita rasa khas yang berbeda dari kopi daerah lain.

    Setahun Pandemi, Tak Ada Warga di Kelurahan Kuncen yang Positif Covid-19

    Kopi Kare bukan hanya kopi jenis robusta saja, tetapi juga ada jenis arabica. Tetapi, paling banyak memang kopi jenis robusta. Hal ini karena ketinggian wilayah desanya 700 meter di atas permukaan laut (MDPL) cocok untuk ditanami kopi robusta.

    Sumadi yang juga seorang petani kopi ini menceritakan sebenarnya masyarakat Kare baru mulai menanam kopi pada 2009. Sebelumnya, sebagian besar warga Kare merupakan pekerja di perkebunan kopi Kandangan. Namun, karena kondisi perkebunan yang sudah tidak beroperasi, akhirnya para petani beralih menanam tanaman kopi ini.

    Ketua Kelompok Tani Mugi Lestari Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madun, Sumadi, sedang menjemur biji kopi di halaman rumahnya. (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    “Saya dahulu juga sebagai pekerja di Kandangan. Kemudian saya baru menanam kopi pada 2009 dan baru panen 2014. Ternyata hasilnya menjanjikan,” jelas dia.

    Hasil menanam kopi yang cukup menguntungkan ini kemudian ditiru oleh para tetangganya. Pada awal penanaman kopi hanya ada tujuh petani saja yang menanam. Tetapi setelah hasilnya terlihat, kini ada 35 warga yang ikut terlibat dalam penanaman kopi.

    Untuk lahannya pun semakin luas, katanya, jika pada awal-awal perintisan hanya sekitar 7 hektare saja. Saat ini justru mencapai 55 hektare. Warga memanfaatkan lahan hutan milik Perhutani untuk menanam kopi ini.

    KPU Tetapkan Bupati dan Wakil Bupati Terpilih di Ponorogo, Ngawi, dan Pacitan

    “Dari 55 hektare tersebut, tetapi yang baru bisa berbuah hanya sekitar 30 hektare saja. Sedangkan yang lain belum bisa berbuah,” ujar dia.

    Sumadi menuturkan Kopi Kare ini baru dijual berupa bubuk ini pada tahun 2017. Ternyata antusias pasar terhadap kopi Kare ini cukup terbuka dan permintaan terus meningkat. Hingga akhirnya kopi Kare ini mendapatkan SNI.

    Dalam satu bulan, pihaknya bisa memproduksi bubuk kopi sebanyak 70 kg atau 500 bungkus. Dalam satu bulan, pihaknya bisa dua kali produksi.

    “Satu kali produksi biasanya sekitar 35 kg. Jadi selama satu bulan rata-rata ya baru bisa memproduksi 70 kg saja,” terang Sumadi.

    Biji kopi dari Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun yang siap disangrai. (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Meski pasar kopi sangat terbuka lebar, tetapi para petani di Desa Kare masih terbatas pada modal untuk menanam tanaman kopi.

    Untuk harga jual Kopi Kare jenis robusta kemasan 100 gram dijual dengan harga Rp15.000, kopi robusta lanang kemasan 100 gram seharga Rp25.000, dan kopi arabica kemasan 100 gram seharga Rp30.000.

    Lebih lanjut, kopi Kare ini juga telah dijual di 15 toko modern yang ada di wilayah Pagotan, Jiwan, hingga Nglames.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.