Perjuangan Tiwi, Potret Ibu Pekerja yang Sukses Berikan ASI Eksklusif saat Pandemi Covid-19 (Bagian III-Habis)

Pemberian ASI bagi anak membutuhkan dukungan dan perhatian dari lingkungan dan keluarga.

Perjuangan Tiwi, Potret Ibu Pekerja yang Sukses Berikan ASI Eksklusif saat Pandemi Covid-19 (Bagian III-Habis) Prastiwi Diah Tristanti bersama anaknya Kaisar Hamizan yang berhasil melewati pemberian ASI eksklusif. (dok. Pribadi Tiwi)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Pemberian ASI eksklusif kepada anak hingga berusia enam bulan membutuhkan dukungan dari keluarga dan lingkungan. Bagi pekerja, lingkungan kerja juga sangat penting dalam memberikan dukungan.

    Seperti yang dialami Pratiwi Diah Tristanti. Sebagai seorang ibu pekerja yang sedang menyusui, dukungan lingkungan kerjanya sangat berarti bagi keberhasilan program ASI eksklusif. Dia kerap memerah ASI di ruang kerjanya.

    “Saya beruntung lingkungan kerja mendukung program ASI eksklusif. Sering kali, saat sedang memompa ASI, ada saja teman yang menghibur dan memberi makanan. Kalau saya sedang pumping, teman yang cowok biasanya juga memberi waktu, tidak masuk ke ruangan dulu,” ceritanya.

    Kisah Fauzan, Penyandang Disabilitas yang Mencari Cuan di Dunia Digital

    Sedangkan saat di rumah, dukungan dari keluarga juga sangat dirasakan. Terutama suaminya yang mau berbagi pekerjaan rumah.

    Bagi Tiwi, suksesnya pemberian ASI sangat erat kaitannya dengan suasana hati yang baik. Untuk menjaga mood supaya tetap bahagia, dia selalu menyediakan waktu untuk memanjakan diri sendiri atau me time. Seperti jalan-jalan di mal, nonton film, nonton video anak, hingga berselancar di media sosial.

    “Me time masing-masing orang itu kan berbeda-beda. Ya cari aja yang sesuai hati dan kesenangan. Ini untuk menjaga mood, sehingga pemberian ASI bisa lancar,” jelasnya.

    Panduan menyusui di masa pandemi Covid-19. (Madiunpos.com)

    Agnes membenarkan seorang ibu menyusui tidak boleh stres maupun terlalu banyak beban pikiran. Seorang ibu menyusui harus bisa memanajemen stresnya masing-masing. Terlebih bagi ibu pekerja yang memiliki beban pekerjaan di tempat kerja.

    “Ibu menyusui itu harus senang. Kalau mereka sudah galau, stres, panik, dampaknya ASI enggak bakal keluar. Me time itu penting bagi seorang ibu menyusui,” kata Agnes.

    Dukungan Pemerintah

    Wakil Wali Kota Madiun, Inda Raya Ayu Miko Saputri, mengatakan Pemkot memiliki Kelompok Pendukung ASI (KPA) yang ada di setiap kelurahan. Kader KPA akan memberikan pendampingan dan motivasi bagi ibu-ibu yang sedang menyusui.

    “Kader KPA ini biasanya bersama petugas Posyandu. Mereka bertugas untuk menanyakan terkait proses menyusui hingga memastikan makanan pendamping ASI yang diberikan sudah benar. Pemkot telah menyediakan beberapa menu makanan pendamping ASI yang bisa dijadikan acuan. Komposisi makanannya apa saja, kita kasih panduan menu,” kata Inda saat dihubungi, Senin (16/8/2021).

    Tekan Angka Kematian karena Covid-19, Petugas Mulai Jemput Warga yang Isoman di Madiun

    Pemkot Madiun, kata Inda, mendukung penuh terhadap pemberian ASI eksklusif bagi anak. Hal itu dibuktikan dengan penyediaan ruang laktasi di kantor pemerintahan dan beberapa fasilitas umum.

    Menurutnya, penyediaan ruang laktasi ini sangat penting dan erat kaitannya dengan prestasi kerja serta tingkat ketidakhadiran karyawan di tempat kerja.

    “Ruang laktasi di tempat kerja ini penting bagi ibu pekerja ya. Karena mereka menggunakan ruang laktasi untuk memerah ASI bagi si buah hati yang ada di rumah. Korelasinya dengan tingkat kehadiran, kalau anak si karyawan mendapatkan ASI yang baik dan cukup tentu berdampak pada imun tubuh si anak. Anaknya jadi kuat dna jarang sakit. Kalau anak jarang sakit, si ibu akan jarang absen dan otomatis kerja di kantor bisa lebih optimal,” terangnya.

    Dia menegaskan pemkot masih terus mengkampanyekan penyediaan ruang laktasi di ruang publik. Menurut Inda, pemberian ASI eksklusif bukan hanya tanggung jawab si ibu. Melainkan tanggung jawab bersama. Termasuk pemerintah.



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.