Upaya Desa Bringinan Ponorogo Memberdayakan Pekerja Migran (Bagian 4)

Kepala Desa Bringinan, Barno, sadar faktor utama yang menyebabkan warganya bekerja ke luar negeri adalah permasalahan ekonomi.

Upaya Desa Bringinan Ponorogo Memberdayakan Pekerja Migran (Bagian 4) 7.Tampilan depan Bringinan Mart I yang ada di perkampungan Bringinan, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo. Toko ini menjadi salah satu unit usaha Bumdes Margo Mulyo yang dimiliki Desa Bringinan, Rabu (21/10/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, PONOROGO -- Kepala Desa Bringinan, Barno, sadar faktor utama yang menyebabkan warganya bekerja ke luar negeri adalah permasalahan ekonomi. Rendahnya pendidikan menjadikan warganya sulit untuk mendapatkan pekerjaan di tanah air.

    Atas permasalahan yang berlangsung bertahun-tahun ini, maka tidak mungkin kalau pemerintah hanya memberikan wacana penyelesaian tanpa memberikan solusi.

    Dia bersama aparat desa lainnya pun berupaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan mamanfaatkan aset yang dimiliki desa. Tak hanya itu, PMI yang masih aktif bekerja pun diminta untuk menginvestasikan uangnya untuk kegiatan produktif di desa.

    Melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Margo Mulyo, pemerintah desa hadir untuk menyelesaikan sedikit demi sedikit permasalahan menahun itu. Bumdes Margo Mulyo dibentuk pada tahun 2017 dengan prinsip kegotong royongan.

    Upaya Desa Bringinan Ponorogo Memberdayakan Pekerja Migran (Bagian 1)

    Supaya seluruh warga desa merasa memiliki Bumdes ini, maka setiap warga diwajibkan untuk menanam saham di badan usaha tersebut. Satu lembar sahamnya dinilai Rp100.000. Setiap warga hanya diperbolehkan memiliki 10 lembar saham atau menginvestasikan Rp1 juta di Bumdes itu.

    Dari iuran warga itu terkumpul uang sekitar Rp33 juta. Kemudian dari pemerintah desa melalui Dana Desa (DD) memberikan penyertaan modal sekitar Rp60 juta. Sehingga total awal pembentukan Bumdes itu sekitar Rp93 juta.

    “Dengan modal itu, kemudian Bumdes terbentuk dengan beragam jenis usaha. Seperti untuk modal usaha simpan pinjam, unit kredit rakyat, unit pertokoan, unit depo air isi ulang, unit katering, dan unit sumur terintegrasi. Bahkan saat ini aset Bumdes Margo Mulyo ini mencapai Rp3 miliar,” kata dia.

    Barno menyampaikan Bumdes ini berdiri bertujuan untuk menstabilkan perekonomian masyarakat di Desa Bringinan. Prinsip yang dibagun dalam unit usaha ini adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat Bringinan.

    Upaya Desa Bringinan Ponorogo Memberdayakan Pekerja Migran (Bagian 2)

    Sekretaris Bumdes Margo Mulyo, Ani Dwi Nuryani, mengatakan ada tujuh sektor usaha yang dimiliki Bumdes tersebut. Pertama, unit pertokoan. Saat ini ada dua unit pertokoan yang dimiliki yaitu Bringinan Mart I dan Bringinan Mart II. Bringinan Mart (Bimart) I didesain seperti toko pada umumnya yang menjual segala kebutuhan hidup sehari-hari. Seperti bahan pangan, jajanan, dan kebutuhan rumah tangga. Sedangkan Bimart II didesain seperti toko modern. Bimart II ini lokasinya cukup strategis yaitu di tepi Jalan Raya Ngumpul, Sumoroto. Di Bimart II ini juga menyediakan berbagai kebutuhan pokok yang dijual secara grosir maupun eceran.

    “Untuk Bimart I memang dipertahankan dikelola secara konvensional karena berada di tengah-tengah perkampungan. Warga desa yang berutang saat membeli pun diperbolehkan. Ini berbeda dengan konsep yang diterapkan di Bimart II yang telah menerapkan sistem komputerisasi. Sehingga tidak boleh ada yang berhutang,” ujarnya.

    Kedua, kredit rakyat. Usaha ini memang didedikasikan untuk membantu masyarakat Desa Bringinan supaya lebih mudah dan aman saat akan membeli barang secara kredit. Sehingga mereka tidak perlu lagi membeli barang kredit melalui leasing. Bunga yang ditawarkan unit usaha ini pun sangat terjangkau, hanya 0,1%. Bumdes siap membiayai pembelian barang seperti sepeda motor, elektronik, dan bahkan hewan ternak.

    Seorang eks PMI, Jaimun, memanen ikan lele di kolam halaman rumahnya, Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Selasa (6/10/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Ketiga, depo isi air ulang. Kebutuhan air minum masyarakat Bringinan dipenuhi melalui usaha ini. Sumber air yang diolah depo dari wilayah Pulung, Ponorogo. Setiap tiga bulan sekali, tim kesehatan dari Puskesmas Jambon rutin mengecek kandungan airnya.

    Keempat, sumur terintegrasi. Saat ini air dari sumur terintegrasi hanya untuk memenuhi kebutuhan pengairan lahan pertanian. Sumber airnya berasal dari sumur dalam. Sehingga tidak mengganggu sumur konsumsi milik warga. Saat ini, sudah ada sembilan titik sumur dalam yang tersebar di tiga dukuh di Bringinan. Untuk unit usaha ini juga mengembangkan usaha dibidang pembudidayaan ikan lele.

    Wali Kota Madiun Siapkan Rp3,1 Miliar untuk Pembelian Vaksin Covid-19

    Kelima, usaha katering. Unit usaha ini memberikan ruang bagi warga Bringinan yang memiliki produk usaha makanan maupun jajanan. Rata-rata warga yang menggelar hajatan akan mempercayakan hidangannya kepada unit usaha ini.

    “Yang pasti, kalau ada kegiatan di desa, pasti ambil makanan ringannya dari kami,” ujar Ani.

    Keenam, persewaan perlengkapan pesta. Unit usaha ini bekerjasama dengan Karang Taruna desa setempat. Warga yang memiliki hajatan dengan kapasitas tamu 1.000 orang biasanya menyewa di Bumdes. Tidak hanya menyediakan perlengkapan seperti piring, gelas, meja, kursi, maupun tenda pesta. Tetapi juga menyediakan rias pengantin.

    Ketujuh, unit pemasaran pupuk organik. Unit usaha ini hanya menjualkan produk pupuk organik. Sedangkan produsen pupuk organik itu adalah Kades Bringinan, Barno.

    Dari tujuh unit usaha tersebut, tenaga kerja yang diserap mencapai 40 orang. Sebagian besar merupakan eks PMI maupun anggota keluarga PMI.

    Pilot Pesawat F-16 Lanud Iswahjudi Berhasil Pecahkan Rekor 3.000 Jam Terbang

    “Untuk gaji yang diberikan memang masih di bawah UMK [Upah Minimum Kabupaten]. Tapi, minimal itu telah memberikan pilihan bagi warga untuk tetap berada di desa,” katanya.

    Ani menuturkan motivasinya untuk terus bertahan di desa dan menghidupi Bumdes ini bukan hanya persoalan finansial saja. Tetapi, juga ada aspek sosial yang diberikan. Dirinya bisa ikut terlibat untuk membangun desa.

    Kades Bringinan, Barno, menuturkan Bumdes Margo Mulyo ini telah menghidupi desa dan masyarakatnya. Meskipun gaji yang diterima pegawainya tidak seberapa, tetapi hal itu menjadi pilihan bagi warga supaya tetap bertahan di desa.

    Penghasilan dari Bumdes ini juga menyumbang pendapatan asli desa. Tahun lalu, Bumdes ini menyumbang sekitar Rp11 juta untuk kas desa.

    “Memang masih sedikit. Tapi itu sudah lumayan lah. Saya menekankan supaya kebutuhan di masing-masing unit usaha itu dipenuhi dulu. Setelah itu, baru keuntungannya bersihnya disampaikan ke desa,” terang dia. (Bersambung)



    Editor : Abdul Jalil

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.