Viral! Pasien di Rumah Karantina Covid-19 Protes Bupati Jombang

Pasien menyampaikan sejumlah keluhan dan protes keras kepada Bupati Jombang Mundjidah melalui panggilan video

Viral! Pasien di Rumah Karantina Covid-19 Protes Bupati Jombang Salah satu pasien melakukan video call dengan Bupati Jombang (Detik.com/Tangkapan layar)

    Madiunpos.com. JOMBANG -- Video pasien memprotes Bupati Jombang terkait buruknya pelayanan di rumah karantina Covid-19 viral di media sosial. Para pasien juga mengeluhkan tidak adanya perhatian pemerintah terhadap keluarga yang mereka tinggalkan di rumah.

    Video berdurasi 13 menit 8 detik itu salah satunya beredar melalui grup Facebook di Jombang. Video ini diunggah akun Amal Indrawan pada Minggu (28/6) pukul 10.10 WIB. Sampai saat ini, posting-an tersebut sudah dibagikan 10.145 kali, disukai 4.789, serta menuai 207 komentar dari warganet.

    Dalam video ini terlihat seorang pria berjaket merah duduk di kursi sambil berkomunikasi dengan Bupati Jombang Mundjidah Wahab melalui panggilan video. Pasien yang mengaku bernama Kadir, warga Desa Mundusewu, Kecamatan Bareng, Jombang, ini menyampaikan sejumlah keluhan dan protes keras kepada Mundjidah. Dia mewakili pasien lainnya di rumah karantina tersebut.

    Update Covid-19 Magetan! Satu Pasien Positif, Satu Sembuh

    Video ini rupanya direkam di rumah karantina Covid-19 Tennis Indoor, Jalan Kusuma Bangsa, Jombang. Tempat itu menampung pasien yang reaktif berdasarkan hasil rapid test serta pasien positif Corona tanpa gejala klinis. Mayoritas pasien berasal dari Peterongan, Jombang.

    "Ada yang anaknya umur dua tahun tidak ada yang mengurus, ada yang ibunya sakit-sakitan tidak diurus. Jadi, intinya kebutuhan di rumah tidak ada yang memenuhi. Katanya desa bawa beras, bawa ini, faktanya mana? Ga onok. Mereka mau makan opo? Contoh, ini laki-lakinya semua di sini, anaknya dan istrinya di mana? Makan apa? Wong nggak ada jaminan dari desa. Malah dikucilkan dari masyarakat desa," kata Kadir kepada Bupati Jombang seperti dikutip detikcom, Selasa (30/6/2020).

    Orang Tanpa Gejala

    Ia juga menyampaikan terdapat tiga anak-anak yang dikarantina tanpa orang tua mereka. Orang tua ketiga anak usia 2,5, 4, dan 5 tahun itu berada di rumah karena dinyatakan bebas Corona. Mereka diasuh oleh pasien lainnya di rumah karantina tersebut.

    Tersangka Pembakar Mobil Via Vallen Bawa Jenglot

    "Pemenuhan kebutuhan sehari-hari, Bu, untuk keluarga yang ditinggalkan tolong sanget. Ini kalau yang dikarantina ada 10, satu orang keluarganya empat, yang mati yang 40 orang, bukan yang 10. Karena nggak mangan (makan). Juga tidak ada petugas yang menyemprot disinfektan di sini," ungkap Kadir.

    Ia juga memprotes perlakuan terhadap pasien tanpa gejala klinis. Menurut Kadir, banyak orang tanpa gejala (OTG) yang diisolasi di rumah karantina dipecat dari tempat kerjanya. Penyebabnya tidak lain hasil tes swab yang terlalu lama.

    "Bila perlu, usulannya, kalau memang disuruh tidur di sini berlama-lama, tidak masalah asalkan yang OTG digaji tiap bulan Rp5 juta. Setahun pun saya mau tidur di sini. Orang sehat segar bugar begini," ujarnya.

    Positif Covid-19, Pegawai Dinkes Sampang Meninggal Dunia

    Tidak hanya itu, Kadir juga menyampaikan langsung ke Bupati Mundjidah terkait buruknya pelayanan kepada para pasien. Mulai pasokan vitamin yang kurang, pasien OTG dijadikan satu dengan pasien positif Corona. Hingga tidak adanya dokter spesialis yang datang memantau kondisi mereka di rumah karantina.

    "Perlakuannya sama, tidak ada bedanya OTG dengan yang positif. Makan-minum bersama, ke kamar mandinya sama. Ini ruangannya besar, muat kalau orang 200. Sejak dibuka kan sudah 13 hari di sini, tidak ada dokter spesialis yang datang menjenguk kami. Dikumpulkan tanpa perawatan. Bupati, supaya Anda mengerti," tegas Kadir.

    Pasien Dikucilkan

    Terakhir, Kadir memprotes kurang maksimalnya sosialisasi pemerintah ke masyarakat terkait rapid test. Menurut dia, masyarakat menganggap orang yang hasil rapid test-nya reaktif sudah pasti tertular virus corona. Sehingga mereka dikucilkan hanya gegara rapid test reaktif.

    Pelaku Pembakar Mobil Via Vallen Mengaku Sebagai Vyanisty

    Dia lantas meminta ada kejelasan tempat pengambilan hasil tes swab bagi pasien yang dicurigai positif Covid-19. Sebab, selama ini mereka dibuat bingung. Ada yang meminta mereka menanyakan ke puskesmas, ke rumah sakit, ada juga hasil tes swab dikirim dari Surabaya.

    "Kami semua yang di sini menyampaikan terima kasih sudah dirawat meskipun menderita secara batin," tandasnya.

    Dalam video yang viral ini, Bupati Jombang tidak memberi penjelasan sama sekali untuk menjawab protes maupun keluhan pasien. Mundjidah hanya beberapa kali terdengar meminta pasien menyampaikan semua keluhannya dan memperjelas informasi dari pasien.

    Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jombang Budi Winarno menjelaskan panggilan video antara Bupati Mundjidah dengan pasien di rumah karantina merupakan wujud kepedulian kepala daerah kepada masyarakat.

    Warga Madiun Protes Beras Bantuan Covid-19 Berkutu

    "Terkait video yang viral kemarin, saya pikir itu hal yang wajar untuk disampaikan kepada kepala daerah. Hal-hal yang nantinya harus ditindaklanjuti oleh Ibu sebagai kepala daerah menjadi sebuah kewajiban kita semua untuk segera melaksanakannya," cetusnya.

    Di rumah karantina tersebut, tambah Budi, terdapat sekitar 135 orang yang sedang diisolasi. Dia mengakui belum ada sekat yang membatasi kelompok pasien. Persoalan pasien OTG yang berbaur dengan pasien positif Corona akan segera dievaluasi.

    "Kami tindak lanjuti, kami rapatkan. Konsep menyediakan kebutuhan keluarga terdampak, pendataan, besaran, bentuk, penyalurannya seperti apa," tandasnya.



    Editor : Arif Fajar Setiadi

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.