Waspada! Penularan Covid-19 di Tempat Makan Lebih Berbahaya

Kasus yang terjadi di klaster tempat makan ini umumnya tak langsung terdeteksi karena tracing-nya lemah.

Waspada! Penularan Covid-19 di Tempat Makan Lebih Berbahaya Ilustrasi persebaran Covid-19 lewat udara (Bisnis)

    Madiunpos.com, JAKARTA – Klaster persebaran Covid-19 di tempat makan mulai bermunculan di Indonesia. Klaster ini bisa jadi lebih berbahaya karena berkaitan erat dengan gaya hidup dan klaster-klaster lainnya, seperti klaster keluarga.

    Berdasarkan studi @pandemictalks, klaster tempat makan bisa menyebabkan minimal tiga klaster tambahan Covid-19, yaitu klaster keluarga pengunjung, klaster keluarga staf tempat makan, dan klaster tempat makan itu sendiri.

    Seperti yang terjadi pada kasus klaster di Rumah Makan Rawon Nguling di Probolinggo, Jawa Timur. Pemiliknya yang terpapar Covid-19 menularkan juga ke anaknya sehingga menyebabkan meninggal dunia. Selain itu, dari klaster tersebut ada 13 staf lainnya yang juga ikut terinfeksi virus corona.

    Owalah, Pasutri dan Mertua di Surabaya Ini Bersekongkol Merampok

    Kasus yang terjadi di klaster tempat makan ini umumnya tak langsung terdeteksi karena tracing-nya lemah. Tidak semua tempat makan melakukan pendataan pengunjung sehingga tidak bisa dilakukan pelacakan secara menyeluruh.

    Selain itu, menurut studi CDC Amerika Serikat juga mencatat banyak pasien Covid-19 tercatat makan di restoran sebelum sakit. Dari 314 orang dewasa yang dites Covid-19 pada Juli lalu, CDC menemukan 154 di antaranya dinyatakan positif setelah makan di restoran, pergi ke bar, kedai kopi, atau ke pusat kebugaran.

    CDC mengungkapkan berdasarkan tingkatan risikonya, tempat makan dibagi empat. Risiko rendah dari tempat makan yang berlayanan drive thru, pesan antar, dan bawa pulang.

    Transfusi Obat Lewat Hubungan Badan Jadi Modus Dukun Cabul di Gresik

    Risiko sedang dari tempat makan yang memiliki area makan di luar ruangan dan kapasitasnya dikurangi dengan jarak antarpengunjung 1,8 meter. Kemudian, risiko tinggi berada di tempat makan yang seluruhnya di dalam ruangan tertutup dengan kapasitas dikurangi atau berjarak setidaknya 1,8 meter.

     

    Risiko Tertinggi

    Sementara risiko tertinggi berada di tempat makan di dalam ruangan dengan tempat duduk yang tidak diberi jarak.

    “Selain karena melepas masker saat makan, penularan juga bisa terjadi karena virus menempel di alat makan yang digunakan pengunjung karena tidak rutin didisinfeksi, termasuk di pembungkus makanan, uang, dan mesin kasir,” tulis Firdza Radiany, inisiator Instagram @pandemictalks beberapa waktu lalu.

    Dituduh Santet Tetangga, Warga Madura Ini Lakukan Sumpah Pocong

    Ke depan, agar tak menimbulkan klaster ini baiknya penyedia tempat makan memastikan penerapan protokol VDJ (ventilasi, durasi, dan jarak). Protokol itu dengan membuka semua jendela yang ada di tempat makan agar pertukaran udara lebih baik. Selain itu pastikan durasi pengunjung misalnya maksimal 1 jam, dan pastikan seluruh pengunjung menjaga jarak.

    Selain itu, pemilik rumah makan juga harus memastikan menerapkan aturan protokol kesehatan secara ketat terhadap pengunjung. Kemudian mendata pengunjung untuk melakukan tracing kontak erat. Pemilik restoran bisa menunjuk salah satu staf untuk melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan dan VDJ.

    Lingga Patok Diduga Peninggalan Mataram Kuno Ditemukan di Lahan Tebu di Klaten



    Editor : Haryono Wahyudiyanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.