Harga Rempah-Rempah Melonjak, KPPU Selidiki Dugaan Adanya Penimbunan

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyelidiki dugaan adanya penimbunan rempah-rempah.

Harga Rempah-Rempah Melonjak, KPPU Selidiki Dugaan Adanya Penimbunan Seorang pedagang empon-empon di Pasar Besar Madiun menata jahe di lapaknya, Jumat (6/3/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, SURABAYA -- Melonjaknya harga rempah-rempah di Jawa Timur dalam beberapa waktu belakangan mulai disorot Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Dugaan adanya penimbunan pun diselidiki.

    Melansir Antara, Kepala Kantor Wilayah IV Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Dendi Rahmat Sutrisno, mengaku akan melihat dulu mekanisme pasar di beberapa wilayah Jatim terkait adanya kenaikan komoditas rempah-rempah yang cukup tinggi di sejumlah pasar akibat merebaknya wabah virus corona.

    "Kami harus melihat dulu, apa ada permainan harga atau ada yang sengaja menahan komoditas itu sehingga terjadi kenaikan yang cukup tinggi di Jatim," kata Dendi di Surabaya, Jumat (6/3/2020).

    Permintaan Tinggi, Pedagang Empon-Empon di Madiun Mulai Kehabisan Stok

    Dendi mengatakan jika kenaikan rempah-rempah atau empon-empon diakibatkan minimnya stok dan tingginya permintaan, maka hal itu sangat wajar, karena sesuai dengan prinsip ekonomi. Namun apabila stok di lapangan banyak dan harga mahal akibat penahanan alias penimbunan oleh pemodal besar, maka akan ditindak dengan tegas.

    KPPU IV masih mengumpulkan sejumlah data terkait adanya kenaikan rempah-rempah di beberapa pasar wilayah Jawa Timur. Dia yakin, Jatim sebagai provinsi yang surplus di berbagai komoditas, masih sangat kuat persediaannya sampai Lebaran.

    Dendi berharap konsumen dan pedagang lebih bijak dalam menjual dan membeli sesuai dengan kebutuhan, sehingga tidak ada aksi borong yang menyebabkan harga semakin tinggi.

    Polisi Bidik Jaringan Penipuan Bermodus Penyaluran TKI di Madiun

    Sebelumnya, harga komoditas rempah-rempah di berbagai pasar Jawa Timur mengalami kenaikan, seperti di pasar tradisional Kota Madiun yang mengalami kenaikan signifikan seiring tingginya permintaan akibat adanya wabah global virus Corona atau Covid-19.

    Sunarti, salah satu penjual rempah-rempah di Pasar Besar Madiun mengatakan harga jahe jenis gajah Rp40.000 per kilogram. ????Padahal, sebelumnya hanya Rp34.000 per kilogram. Begitu pula jahe jenis emprit dan gundul yang semula Rp38.000 dan Rp36.000 per kilogram, kini harganya juga naik di angka Rp40.000 per kilogram.

    Tak hanya jahe, harga temulawak dan kunyit juga ikut naik. Jika sebelumnya satu wadah hanya Rp7.000, kini harganya naik menjadi Rp10.000 per wadah. Kenaikan sudah terjadi di tingkat distributor. Sehingga, pedagang juga ikut menaikkan harga jual.

    Dapat Julukan Kota Pendekar, Ini Top 3 Perguruan Pencak Silat di Madiun

    Pedagang di Pasar Keputran, Surabaya,  Halimah, 35, mengatakan hal yang sama, yakni beberapa harga rempah-rempah naik signifikan, seperti jahe merah yang semula dibandrol Rp40.000 per kilogram, sekarang menjadi Rp80.000 per kilogram.

    Sementara serai sekarang Rp15.000 per kilogram, biasanya cuma Rp5.000. Kemudian temulawak harganya Rp20.000 per kilogram, biasanya Rp7.000/kg.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.