Lahir Dari Rahim Medsos, Dua Wanita Madiun Ini Sukses Kembangkan Usaha

Berkat internet dan media sosial, dua pengusaha di Kota Madiun sukses kembangkan bisnis mereka.

Lahir Dari Rahim Medsos, Dua Wanita Madiun Ini Sukses Kembangkan Usaha Oktavia Purnawati, pemilik usaha D’jamoe di Kota Madiun, Jawa Timur, sedang mengecek akun media sosial D’jamoe, Selasa (7/4/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

    Madiunpos.com, MADIUN — Oktavia Purnawati sadar betul pengguna Internet di Indonesia kian hari kian bertambah. Data 2018, jumlah pengguna Internet di Indonesia sebanyak 171 juta pengguna. Kini, angkanya tentu semakin besar.

    Oleh karena itu, pemilik usaha D’jamoe di Kota Madiun, Jawa Timur, tersebut semakin yakin memanfaatkan internet untuk mengembangkan dan mempromosikan usahanya.

    Saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Oktavia yang akrab disapa Vivi itu terlihat sibuk dengan gadget-nya, Selasa (7/4/2020) siang. Vivi melihat satu per satu akun media sosial usahanya di Instagram dan Facebook.

    Ia juga mengunggah foto serta video singkat tentang beragam produk jamu tradisional buatannya di story Instagram. Vivi juga mengecek direct message (DM) di akun Instagramnya dan mencatat setiap pesanan yang diterima.

    Penutupan Umbul Square Madiun Bikin Hewan Koleksi Lebih Sehat

    “Saya sejak awal memang selalu mempromosikan produk di akun sosial media seperti Facebook dan Instagram. Ya karena selain tidak berbiaya, juga cukup efektif untuk pelaku usaha baru seperti saya,” kata Vivi.

    Dia mulai mengembangkan bisnisnya dengan brand D’jamoe sejak 2015 silam. Melalui merek itu, ia memproduksi berbagai jamu tradisional seperti beras kencur, kunir asem, dan temu lawak. Jamu tradisional yang biasanya dijual secara tradisional oleh pedagang keliling, Vivi mengemasnya secara modern dan lebih higienis.

    Usahanya itu benar-benar dirintis dari nol. Secara bertahap ia memanfaatkan internet sebagai media promosi. “Bisa dikatakan usaha saya itu lahir dari rahim Internet. Karena memang saya memulai usaha dari Internet,” kata dia.

    Sejumlah Desa di Kabupaten Madiun Kebanjiran Air Kiriman dari Gunung Wilis

    Vivi menuturkan Internet menjadi media promosi yang cukup efektif dalam mengembangkan usaha rintisan. Saat awal-awal merintis usahanya itu, Vivi hanya bisa menjual puluhan botol jamu tradisional per pekan. Namun, saat ini bisa menjual sampai 400 botol per hari.

    Meskipun dalam pemanfaatan internet ini tidak selalu mulus dan tidak selalu sesuai ekspektasi. Namun, ia merasa beruntung bisa merintis usaha di tengah penetrasi Internet yang cukup cepat di Indonesia. Sehingga ia bisa mempersingkat proses promosi setiap produk yang dihasilkan.

    Sembarangan

    Pada awal-awal penjualan produknya melalui media sosial, lanjut Vivi, setiap materi promosi yang diunggah memang terkesan sembarangan dan tidak berkonsep. Tampilan unggahan foto produk sangat sederhana dan kurang menarik. Sehingga, kala itu penjualannya pun tidak setinggi sekarang setelah ia cukup ketat dalam memanfaatkan media sosial.

    Wali Kota Kediri Bagi-Bagi APD Dari Gaji Pribadi

    “Ternyata promosi di media sosial itu memang tidak boleh asal-asalan. Karena untuk menggaet konsumen baru itu membutuhkan penampilan produk yang menarik,” ujarnya.

    Seiring berjalannya waktu, Vivi pun mulai belajar agar efektif memanfaatkan Internet untuk kebutuhan usahanya. Tidak hanya belajar Internet marketing secara autodidak, Vivi juga mendalami ilmu Internet marketing dengan mengikuti beragam pelatihan.

    Pelatihan-pelatihan yang biasanya diselenggarakan secara gratis Pemerintah Kota Madiun itu benar-benar merubah cara pandangnya dalam memanfaatkan media sosial sebagai basis promosi usahanya.

    Salah satu kunci utama dalam promosi di media sosial adalah konsistensi. Setiap pelaku usaha harus konsisten untuk mengunggah foto maupun video produknya melalui media sosial, bisa mengunggahnya di story maupun feed. Semisal setiap hari bisa mengunggah 10 sampai 30 materi di story Instagram. Selain di story, usahakan setiap hari juga mengunggah foto di feed.

    Pasien Positif Covid-19 Sidoarjo Terus Bertambah, Warga Dinilai Tak Disiplin Jaga Jarak

    “Saya setiap hari hanya mampu mengunggah 10 foto atau video saja di story IG. Itu materinya ya soal produk, kadang testimoni konsumen. Saya usahakan konsisten, karena saya basisnya berjualan di medsos, jadi supaya lapak saya dilihat banyak orang, saya harus lebih rajin dalam mengunggah materi promosi,”katanya.

    Namun, dalam melakukan promosi di media sosial memang tidak melulu soal produk. Biasanya juga diselingi dengan unggahan lain mengenai manfaat jamu.

    Gandeng Influencer

    Setelah tingkat penjualannya mapan, Vivi pun mengubah strategi pemasaran produknya. Tetap memanfaatkan jejaring Internet. Vivi kini juga menggandeng sejumlah influencer yang fokus pada makanan dan minuman. Cara ini ternyata cukup ampuh untuk menambah follower di sosmed dan dampaknya ke tingkat penjualan produk.

    Situs Satgas Covid-19 Malang Dibajak, Tampilkan Gambar DJ Seksi

    “Saya ambil influencer lokal saja. Tentu yang jumlah follower-nya lebih banyak. Dan ternyata juga ada efeknya,”kata dia.

    Tidak hanya menggandeng influencer, Vivi juga berencana menggandeng agen yang mengelola iklan di sosial media. Nantinya mereka akan mengonsep dan mengunggah beragam materi promosi yang sebelumnya telah disepakati.

    “Kalau selama ini kan saya yang bikin konsep konten, membikin kontennya, mengunggahnya sendiri. Jadi terkadang juga capek. Makanya rencana mau gandeng agensi iklan sosmed,” lanjut Vivi.

    Saat ini, produk jamu tradisional miliknya tidak hanya dinikmati masyarakat Madiun. Tetapi juga banyak konsumen yang datang dari kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan lainnya.

    Pemprov Jatim Siapkan Lumbung Pangan, Bisa Diakses Secara Online

    Hal senada juga dialami Ferdiana Timor Januita, pemilik usaha bantal kain bulu asal Kelurahan Tawangrejo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun. Pengusaha muda itu mengaku merintis usahanya itu dari Internet.

    Ia mendapatkan kepercayaan diri untuk menekuni bisnis tersebut juga melalui Internet. Kala itu, saat pertama kali membuat produk bantal kain bulu, ia mengunggahnya di status Blackberry Messenger (BBM). Tak disangka-sangka, responsnya positif hingga akhirnya ia memproduksi cukup banyak.

    Tidak hanya di aplikasi perpesanan, Ferdiana juga mempromosikan produknya di sosial media Facebook dan Instagram. Strategi marketingnya itu pun cukup berhasil. Lambat laun usahanya itu pun mulai dikenal masyarakat. Dari yang sebelumnya hanya beromzet ratusan ribu rupiah per bulan, kini sudah sampai Rp10 juta per bulan.

    PT KAI Daop 7 Serahkan Bantuan Mobil Jenazah ke Polres Madiun

    “Jadi sejak saya menggunakan sosmed untuk media promosi, angka penjualan saya juga terkerek naik. Dan saat ini jumlah reseller yang menjual produk bantal ini juga bertambah banyak. Konsumennya pun tidak hanya lokal Madiun, tetapi sampai di seluruh wilayah bahkan sampai di luar negeri,” jelasnya saat ditemui di rumahnya, Kamis (9/4/2020).

    Buka Peluang

    Internet memang menjadikan peluang baru bagi pelaku usaha untuk berkembang dan unggul di era sekarang. Dua cerita pelaku usaha dari Kota Madiun itu bisa menjadi contoh bahwa dunia digital memberikan harapan. Mereka bisa survive dan membuktikan produknya bisa bersaing melawan kompetitor dengan produk yang sama. Bahkan, produk-produk mereka tidak hanya dibeli konsumen lokal. Tetapi, juga dinikmati orang dari luar daerah maupun dari luar negeri.

    Dikutip dari hasil laporan East Ventures Digital Competitiveness Index 2020, Jawa Timur memiliki profil digital yang cukup bagus. Jawa Timur berada di posisi ke-3 nasional. Kekuatan terbesar provinsi ini yaitu berada di infrastruktur (66,7). Selain itu, sumber daya manusia juga menjadi kekuatan di Jatim. Program studi, dosen, serta mahasiswa berkemampuan digital cukup mumpuni.

    Pilar perekonomian Jawa Timur di sektor informasi dan komunikasi juga tergolong tinggi yaitu peringkat kedua di bawah DKI Jakarta. Meski memiliki kekuatan dari segi SDM berkemampuan digital, tetapi hal itu tidak menjadikan Jatim memiliki rasio ketenagarkerjaan digital yang baik. Untuk itu, dalam penelitian ini juga merekomendasikan supaya meningkatkan jumlah tenaga kerja di sektor TIK.

    Bakal Lebih Jaya, Ini Ramalan Indonesia Pasca-Corona Versi Denny Darko

    Pemerintah Dukung Ekonomi Digital

    Perekonomian digital saat ini memang lagi gencar. Untuk itu, setiap tahun Pemerintah Kota Madiun menambah lokasi Wifi gratis. Tahun 2020, ada 1.500 lokasi Wifi gratis tersebar di seluruh Kota Madiun.

    Kepala Dinas Komunikasi dan Informatik (Diskominfo) Kota Madiun, Subakri, mengatakan Pemkot sangat mendukung pertumbuhan perekonomian warga berbasis digital. Untuk itu, Pemkot menyediakan sekitar 1.500 titik Wifi gratis bagi masyarakat.

    Dengan disediakannya Wifi gratis ini bisa membantu para pelaku UMKM untuk mengembangkan dan mempromosikan usahanya.

    Kelewat Kreatif, Beberapa DIY Anti Corona Ini Bikin Melongo

    “Setiap bulan, kami mengeluarkan anggaran sekitar Rp500 juta untuk Wifi gratis ini. Semua warga bisa memanfaatkan fasilitas Wifi gratis ini. Tujuannya salah satunya untuk mendukung kegiatian ekonomi kreatif warga. Sehingga akan lahir pengusaha-pengusaha baru,” ujar Bakri saat dihubungi Madiunpos.com, Sabtu (11/4/2020).



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.